Yume menata piring-piring yang baru selesai dia keringkan dengan kain diatas rak dipan satu persatu. Saat itu Azusa dan Kakeru tengah berdebat dalam kamar mereka. Perdebatan yang sering terjadi diantara pasangan kekasih. Namun belakangan ini, Yume menyadari pertengkaran mereka sering berlanjut dan berlarut-larut entah apa yang menjadi masalahnya.
Awalnya Yume yakin mereka bertengkar hanya karena hal-hal sepele seperti yang biasanya terjadi. Dan biasanya pula mereka akan berdamai dengan sendirinya dan kembali harmonis. Namun tidak kali ini.
Saat piring terakhir ditata, tiba-tiba Azusa menjerit dari dalam kamarnya. Yume sangat terkejut. Saking terkejutnya, kedua tangan Yume terasa kebas. Suara melengking itu pasti membuat didengar oleh para tetangga.
Yume tidak tahu apa yang harus dia lakukan, hubungan mereka boleh dikatakan tidak seburuk dahulu, tapi bukan berarti mereka bisa dikatakan dekat. Inisiatif Yume untuk masuk ke kamar Azusa pun tidak perlu dia lakukan pintu terbuka saat itu juga, Kakeru didorong keluar dari kamar. Pintu kembali ditutup dengan kasar oleh Azusa.
Kakeru memaksakan senyum saat melihat Yume berdiri mematung dan kebingungan. "Pasti kau mendengar semuanya, Yume-chan?"
Yume mengangguk sebagai jawaban singkat. Kakeru melambaikan tangan dengan ringan sambil berkata, "Tenang saja, tenang. Tidak seburuk kedengarannya."
Dimata Yume, pacar dari ibu tirinya ini adalah seseorang dengan sifat lawakan yang selalu berusaha menciptakan lelucon bodoh kemudian berakhir garing dan tidak lucu sama sekali. Walau mereka tidak pernah dekat, dan Yume tidak pernah nyaman dengan keberadaan Kakeru dalam rumah itu, walau mereka hanya sebatas orang asing yang saling mengenal nama, namun diam-diam Yume tahu bahwa Kakeru bukan pria jahat.
Hal itu terbukti dari apa yang Yume dengar dari semua pertengkaran yang belakangan ini terjadi diantara Azusa dan Kakeru. Kesimpulannya, Kakeru telah melamar Azusa diawal bulan ini. Sayangnya lamaran itu ditolak Azusa karena alasan yang jelas. Mereka tidak bisa menikah sampai Azusa dan ayah Yume resmi bercerai. Walau begitu Kakeru tidak menyerah, dia berulang kali melamar dan berulang kali pun ditolak.
"Ojii-san!"
"O-o-ojii??" Kakeru terkejut sangat saat Yume memanggilnya dengan sebutan paman. Yang mana hal itu aneh bagi Kakeeu lantaran usianya tidak setua itu. "Kakeru, Kakeru saja, tolong. Aku belum setua itu."
"Kenapa kau tidak menyerah saja?"
Kakeru tertegun mendengar pertanyaan Yume. Lalu dia tertawa. "Mana mungkin aku menyerah."
Kenapa? Pikir Kakeru. "Tentu saja karena aku serius mencintai Azusa. Kau pasti berpikir aku hanya pria yang mengisi kekosongan hatinya, yang sewaktu-waktu bisa pergi sesuka hati."
"Ya... Awalnya kupikir begitu lebih baik. Tapi aku benar-benar menyikai dia. Dan aku tidak akan menyerah. Kecuali..."
"Kecuali?" Tanya Yume.
"Hei, Yume-chan. Apa menurutmu Azusa tidak ingin bersama denganku? Ya, maksudku.. Ah, sudahlah, lupakan saja."
***
Yume berbaring. Telentang diatas futon sambil menatap langit musim semi dari jendela kecil di kamarnya. Pertanyaan Kakeru membuatnya bingung. Kenapa Kakeru menanyakan sesuatu hal yang sudah jelas jawabannya. Yume tidak bisa melihat jawaban lain lagi. Azusa pasti mencintai Kakeru juga. Tapi kenapa mereka tidak bisa bersama?
Kenapa dua orang yang saling mencintai tidak bisa bersama? Pertanyaan yang lagi-lagi membuatnya bingung. Yume tidak menyukai hal-hal seperti ini. Dia tidak menyukai persoalan rumit yang jawabannya tidak pasti. Itulah kenapa dia menyukai matematika. Dipikirkan bagaimanapun, pertanyaan seperti apapun, jawabannya ada diujung sana, jelas dan pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice me, Sensei !
RomanceYume Tachibana, gadis polkadot yang jatuh cinta pada guru matematika. Yume gadis yang tertutup, selalu terlihat lelah dan tampak tidak menarik. Menjalani masa sekolah tanpa gairah anak muda, dia melanjutkan hidup seperti sebuah kewajiban hingga suat...