Mugkin aneh kalau hanya karena seorang murid tidak hadir, maka seluruh rencana akan berantakan. Tapi itu dapat benar-benar terjadi.
Miyamura memanggilku dan menjelaskan situasinya padaku. Nanami Fujinami yang seharusnya menjadi satu dari 8 murid yang bertugas melayani pengunjung saat pembukaan kafe tidak bisa hadir karena sakit.
Masalahnya, Miyamura tidak bisa sembarangan mencari pengganti posisi itu karena kostum yang telah dibuat itu berdasarkan ukuran badan 8 murid tersebut. Apalagi kostum Nanami Fujinami adalah kostum untuk perempuan, ukurannya tidak muat untuk murid laki-laki.
"Kebanyakan perempuan bertugas di dapur kafe bersama Choko, hanya tersisa laki-laki yang menyebarkan iklan kafe kelas. Sementara itu sebentar lagi kafe akan buka untuk pengunjung."
"Miyamura, apa kau tidak bisa menggantikan Fujinami?"
"Mustahil, Sensei. Sebagai anggota OSIS aku juga harus berkeliling memeriksa keamanan masing-masing kelas."
"Benar juga. Kalau begitu kita biarkan saja seperti sekarang. Lanjutkan dengan 7 orang. Buat batasan pengunjung dalam jangka waktu tertentu agar kalian tidak kerepotan."
Miyamura menggosok tangannya didepan wajahnya. "Maaf, Takka Sensei. Apa Sensei bisa mengaturnya? Aku harus memeriksa keadaan lantai empat sekarang dan melapor ke ruang OSIS."
Aku menggaruk kepala lalu mengangguk. "Tentu, tentu. Aku juga sekalian ingin berkunjung. Pergilah, tapi jangan lari di koridor."
"Baik, Takka Sensei."
Aku ingin mengoreksinya agar memanggilku Takahashi, namun kubiarkan saja karena sekarang ada tugas lain yang menanti. Kelas-kelas 1 di lantai satu sudah membuka kelas mereka, pengunjung-pengunjung belum banyak karena hari masih pagi. Sebentar lagi tepat jam 10 giliran jejeran kelas 2 di lantai dua yang akan membuka kelas mereka.
Aku tiba di depan pintu kelas 2-D, Kento Kiriyama dan Kurumi Kusagawa berjaga didepan kelas. Aku menanyakan keadaan kelas pada mereka.
"Kami terus berjaga diluar untuk mendengar aba-aba dari klub penyiaran. Di dalam semuanya sudah bersiap di tempat masing-masing." Kata Kiriyama.
"Kami juga sedang menunggu Na-chan, Takka Sensei."
Aku masuk ke dalam memeriksa keadaan mereka. Semuanya tampak baik-baik saja. Kukatakan pada mereka seperti apa yang kukatakan pada Miyamura.
"Oh, tentang itu tidak perlu dicemaskan lagi, Takka Sensei."
"Ya, kami sudah mendapat pengganti Nanami."
"Tim Choko, bersiap di tempat!" Seru Kusagawa. "Semuanya, saatnya membuka kafe!!"
Pintu terbuka lebar-lebar. Para murid yang tadi berkumpul menyebar ke segala arah. Bahkan Choko Yamashita terlihat serius dibalik bilik yang dibuat sebagai dapur sementara.
"Sensei."
Seseorang menarik lengan kardiganku. Saat berbalik kulihat Tachibana dalam balutan kostum beruang cokelat menatapku. "Ta-tachibana?!"
"Selamat datang, Takahashi Sensei."
Penampilan Tachibana yang berbeda dari biasanya membuatku kehabisan kata-kata. Dua telinga mungil mencuat diatas tudung kostum. Tachibana lalu mempersilahkanku duduk disalah satu sudut. Mejanya dihias sedemikian rupa menggunakan kain berwarna lembut dan bantal empuk dikursinya membuatku duduk dengan nyaman.
"Silahkan dilihat, Sensei." Tachibana memberikan buku menu padaku.
Aku masih menatap Tachibana dengan kostumnya selama beberapa saat sebelum mengalihkan pandangan ke buku menu. Kostum beruang cokelat yang dikenakannya serasi dengannya, seakan diciptakan khusus untuk Yume Tachibana. Tapi, jenis beruang apa yang dijadikan peliharaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice me, Sensei !
RomanceYume Tachibana, gadis polkadot yang jatuh cinta pada guru matematika. Yume gadis yang tertutup, selalu terlihat lelah dan tampak tidak menarik. Menjalani masa sekolah tanpa gairah anak muda, dia melanjutkan hidup seperti sebuah kewajiban hingga suat...