"Berhenti saja. Kau takkan berhasil."
"Eh?"
"Jangan berikan itu padanya."
"Kento?" Yume tidak mengerti kenapa Kento mengambil ranselnya.
"Jangan-"
"Berikan saja padaku. Sensei takkan mungkin menerimanya."
"Kenapa?"
Kento menatap ransel itu lekat-lekat. Entah kenapa dia merasa cemburu. Dan dia secara tidak sadar melakukannya kepada Yume. Mengambil ransel itu dan mengatakan bahwa Kazuki takkan mungkin menerima hadiah pemberian Yume. Semua itu semata-mata karena dia merasa cemburu.
"Karena dia gurumu. Dan kau muridnya. Apa yang kau pikirkan? Bagaimana kalau ada yang melaporkanmu?"
"Ini hanya hadiah-"
"Hanya hadiah?!" Suara Kento meninggi tanpa disangkanya.
"Bukan! Kau membuatnya dengan suatu tujuan. Dan kau ingin memberikannya untuk Sensei karena kau menginginkan ada sesuatu diantara kalian. Itu tujuanmu."
Yume tidak menyangka Kento bisa sekasar itu padanya. "Tidak benar-"
"Hei," Kurumi membuka pintu ruang karaoke mereka. "Kenapa kalian belum masuk juga?"
"Kami akan masuk."
"Cepatlah. Jangan sampai tidak kebagian jatah nyanyi, lho."
Kento memakai ransel itu disebelah pundaknya dan membuka pintu. Disaat itu juga Yume langsung menghentikannya. Dia menarik ransel itu beserta Kento keluar.
"Sudah kubilang-"
"Tidak boleh." Kata Yume.
Kento merasa sangat terpukul, dia merasa sesak di dadanya, namun dia tahu dia tidak bisa memaksa. Dia tidak menyangka perasaannya akan sedalam ini untuk Yume. Melihat keseriusan gadis itu membuatnya ingin membenci Kazuki, namun dia tidak bisa membenci Kazuki apalagi Yume.
"Aku membuatkannya untuk Sensei, aku tidak bisa memberikannya pada orang lain selain Sensei."
"Takka Sensei takkan menerimanya."
"Menerima apa?"
Yume dan Kento sama-sama terkejut melihat Kazuki menghampiri mereka di tangga-tangga itu. Kazuki baru saja keluar dari ruang karaoke, dia merasa penat dan ingin segera menemukan udara segar. Rokok yang belum tersulut terapit diantara bibir Kazuki, kacamata Kazuki diselipkan dalam sakunya setiap kali dia merasa lelah.
"Apa yang takkan kuterima?" Tanya Kazuki.
Kento menatap Yume, dia lalu memberikan ransel gadis itu padanya. Lalu sambil tersenyum, Kento mengatakan sesuatu yang mengejutkan.
"Hadiah." Kata Kento dengan acuh.
"Kau takkan menerima hadiah dari murid kan, Takka Sensei? Soalnya itu sudah peraturan sekolah, sih." Lanjut Kento lalu dia berjalan melewati Kazuki, kembali naik ke ruang karoke mereka.
Kata-kata itu berhasil membuat Kazuki terdiam, Yume pun tidak menyangka Kento akan mengatakan hal seperti itu. Dia baru tahu bahwa ada peraturan sekolah itu, namun dilihat dari ekspresi Kazuki, Yume menyangka sepertinya apa yang dikatakan Kento tentang peraturan itu benar.
"Tachibana, kau tidak suka karaoke ya?"
Yume menggeleng, "Aku hanya ingin mencari udara segar."
"Sama." Kazuki menyulut rokoknya.
"Ayo, kubelikan kau minum."
"Boleh?"
Kazuki menyeringai. "Kenapa tidak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Notice me, Sensei !
RomanceYume Tachibana, gadis polkadot yang jatuh cinta pada guru matematika. Yume gadis yang tertutup, selalu terlihat lelah dan tampak tidak menarik. Menjalani masa sekolah tanpa gairah anak muda, dia melanjutkan hidup seperti sebuah kewajiban hingga suat...