(31) Perasaan Yang Mendidih

171 25 1
                                    

Yume mengetuk pintu ruang klub musik yang berada di lantai empat paling ujung gedung. Pintu terbuka memperlihatkan seorang laki-laki dengan headphone hitam menggantung dilehernya.

"Ada apa?" Tanya ketus.

Yume terlonjak kaget dengan nada ketus darinya. "Aku ingin bicara dengan ketua klub musik."

"Bicaralah." Nada ketusnya membuat Yume hilang kesabaran.

"Kau ketuanya?" Balas Yume.

Laki-laki itu menatap Yume dengan tajam. "Ck." Dia mendecak kesal lalu menjauh dari pintu, membiarkan Yume masuk.

"Kuro, ada yang mencarimu."

Seorang laki-laki lain tengah menyetel gitar listrik ditangannya menoleh. "Siapa?"

"Yume Tachibana," Yume memperkenalkan diri dengan sopan, berusaha tidak terdengar ketus karena kesal pada laki-laki sebelumnya. "Takahashi Sensei ingin anggota klub musik segera membawa alat musik ke gymnasium."

"Yume?" Miya ternyata ada di dalam ruangan klub musik.

"Miya, lama tidak berjumpa."

"Kau kenal dia, Miyamura-san?" Tanya Kuro si ketua klub musik.

Miya mengangguk. "Yume, kenalkan ini Khun Kurosawa ketua klub musik. Aku sekertaris klub musik sekarang, menggantikan Zen Senpai."

Yume mengikuti arah tangan Miya. Laki-laki ketus yang menyambutnya tadi ternyata adalah mantan ketua klub musik. Zen Senpai? Yume bertanya-tanya apakah orang itu yang dimaksudkan Kurumi sebagai cowok paling keren di sekolah mereka.

"Nggak ada keren-kerennya." Gumam Yume.

"Hah?" Satu alis Zen terangkat.

"Hahaha.. Jangan ditatap lama-lama, Yume." Miya menuntun Yume menjauhi Zen. "Kalau tatapan kalian bertemu lebih dari lima detik, kau akan dikutuk."

"Aku bisa mendengarmu, Miyamura!" Hardik Zen.

Khun Kurosawa tersenyum ramah pada Yume. "Maaf dengan keributan mereka. Kami baru saja selesai latihan, apa Takka Sensei ingin semua alat ini dibawa?"

"Ya, ini daftarnya." Yume memperlihatkan daftar alat musik kepada ketua klub itu.

"Hmm.. Baiklah. Miya, tolong panggilkan anggota lainnya."

"Oke!" Miya langsung keluar dan mulai meneriaki satu persatu anggota klub musik yang menganggur.

"Tachibana-san, kalau boleh, bisakah kau memberitahu Takka Sensei, gitar listrik kami sepertinya rusak. Aku khawatir tidak bisa digunakan besok."

"Akan kuingat. Ada lagi yang perlu disampaikan?

"Itu saja, terima kasih."

Yume mengangguk lalu keluar ruangan sebelum anggota laki-laki klub musik mulai mengangkat alat-alat band. Ruang klub musik itu dipergunakan oleh 3 klub secara bergantian. Klub paduan suara dan accapella, klub orchestra, dan band sekolah. Jadi walaupun alat musik yang diminta tidak seberapa, namun seluruh anggota dari klub lain ikut membantu anggota band.

***

"Takahashi-san, aku sudah menghubungi yayasan Kasih Bunda dan sudah direspon baik oleh mereka, tapi sampai sekarang aku belum bisa menghubungi yayasan panti lainnya." Kata Iida.

"Akan kusampaikan pada ketua panitia. Jadwalnya?"

Iida memberikan beberapa rangkap kertas kepadaku. "Semua ini sudah sesuai dengan jadwal yang disepakati."

"Enam?" Harusnya ada sepuluh rangkap yang diberikan Iida Sensei namun karena mesin fotocopy diruang guru rusak, hanya enam yang bisa diberinya.

"Baiklah, tidak masalah akan kuperbanyak diruang fotocopy." Kataku.

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang