(41) Pertandingan Haruto

161 19 0
                                    

3 Januari.

Pertandingan judo tingkat nasional telah berlangsung sejak pagi di gymnasium Sport University di kota A.

"Hijiri Senpai, selamat ya!"

"Selamat ya, Hijiri-san."

"Tetap semangat! Kami percaya padamu, Hijiri-san!"

Mereka ikut berbahagia karena Haruto berhasil masuk babak final, bahkan unggul di ronde ronde pertama. Pertandingan itu terbagi atas dua ronde, saat ini mereka tengah beristirahat selama dua belas menit. Saat semua teman-teman klubnya meninggalkan ruang ganti, Tsubasa si pelatih memberikan air mineral untuk Haruto.

"Kau sudah lebih baik dari malam terakhir kita berlatih."

"Terima kasih, Sensei."

"Tapi aku masih merasakannya. Sepertinya kau belum menyelesaikan masalahmu itu, ya?"

Haruto meneguk habis minumannya. "Aku tidak akan kalah, Sensei."

Walau Haruto tahu apa yang dikatakan pelatihnya benar bahwa dia bertingkah tidak seperti biasanya. Haruto sendiri tidak mengerti kenapa dia menjadi tergesa-gesa menjatuhkan lawannya. Tidak seperti dirinya yang biasanya selalu tenang dan waspada.

Tsubasa Sensei menepuk bahu Haruto seperti yang selalu dia lakukan. "Aku akan senang kalau kau memenangkan pertandingan ini, tapi aku tidak ingin kau memaksakan diri. Lakukan saja semampumu, mengerti?"

Haruto mengangguk. "Terima kasih, Sensei."

Bel tanda berbunyi tanda waktu istirahat telah usai. Haruto dan Tsubasa keluar dari ruang ganti untuk melihat siapa yang akan menjadi lawannya. Saat berjalan keluar sorak sorai penonton riuh menggema. Stadiun olahraga indoor universitas memang berbeda dari gymnasium sekolah. Lebih besar dan lebih luas.

"HIJIRI!! HIJIRI!! HIJIRI!!"

Haruto menatap spanduk sepanjang dua meter tergantung di tembok balkon penonton. Dibelakangnya dia bisa melihat teman-temannya menjeritkan namanya. Miya terlihat meneriakkan kata-kata semangat dengan alat pengeras suara plastik, Kurumi dan beberapa teman perempuannya bersorak dengan pom-pom berwarna-warni ditangan mereka. Bahkan Kento dan Yume juga berada di barisan kursi penonton.

Apa yang kuharapkan? Dia tak mungkin datang. Pikir Haruto saat terbesit dalam benaknya untuk mencari sosok Nanami. Gadis itu tidak ada diantara teman-temannya. Sudah pasti Nanami tidak datang, mengingat kata-katanya malam itu.

"Aku tidak ingin melihatmu." Kata Nanami.

"Hijiri!" Tsubasa Sensei menyentak bahu Haruto dengan kuat sehingga bayangan dan kata-kata tajam Nanami hilang dari kepala Haruto.

"Hei! Tetap Fokus." Kata Tsubasa.

Haruto memejamkan matanya dan menenangkan diri. Dia merasa tubuhnya menjadi ringan, jantungnya berdegup kencang karena semangat, suar-suara dukungan membuatnya tersenyum. "Aku siap, Sensei."

Tsubasa Sensei mengangguk. "Lakukan sebisamu."

Haruto tahu Tsubasa Sensei akan mengatakannya, dia tidak pernah mengucapkan kata-kata semangat yang membebani, sebaliknya ucapannya begitu ringan dan Haruto bisa merasakan kepercayaan dirinya kembali lewat kata-kata itu.

#Teng Teng Teng !!

Bel tanda pertandingan kembali dimulai, Haruto berdiri berhadapan dengan lawannya diatas matras dengan seorang wasit ditengah mereka. Suara-suara saling meneriakan nama jagoan masing-masing mulai menghilang dari pendengaran Haruto, pertanda bahwa dirinya perlahan-lahan telah beralih fokus pada pertandingan dan bukan apapun disekitar mereka.

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang