(48) S.O.S / Sensei Or Senpai

143 26 4
                                    

Yume menarik-narik rok kebawah agar lututnya tidak terekspos. Dari kejauhan Yume bisa menghirup aroma keramaian dan warna-warni masa remaja yang ceria akan segera menyambut dan memabukkannya.

Walau begitu, waktu berlalu dengan cepat. Tanpa disadari libur musim panas telah usai, walau panasnya matahari samar-samar masih betah membakar kulit mereka, namun tak dapat dipungkiri bahwa angin musim gugur telah berhembus. Dua minggu lagi festival tahunan sekolah akan diadakan. Cepat atau lambat tahun ini pun akan berganti, ujian kelulusan telah di depan mata.

"Yume-chan!!!"

"Miya-chan??" Yume terkejut melihat gadis yang memanggilnya.

Mata Yume menatap dari kaki sampai kepala gadis itu. Sepatu mengkilap dan kaos kaki putih selutut, rok lipit sejengkal diatas lutut, pinggang kecil dan bahu yang tegap, leher panjang, bibir merah, pipi yang merona dan kontak lens cokelat terang. Tapi dari semua perubahannya, yang paling mencolok adalah warna kuning pucat rambutnya.

"Miya Miyamura?"

Miya tertawa mendapati ekspresi Yume yang polos. "Apa begitu sulit untuk mengenaliku?"

Yume mengangguk. "Sangat berbeda. Tapi cantik."

"Terima kasih."

"Aku jarang sekali melihatmu, jangan-jangan bukannya tidak melihatmu, tapi aku tidak sempat mengenalimu, ya?"

"Tidak kok, model dan warna rambutku baru diubah kemarin. Selama ini aku memang agak disibukkan beberapa hal. Kau tahu lah, beban murid kelas tiga."

"Masih bersama band sekolah?"

Miya mengiyakan lalu menggandeng lengan Yume. "Yume-chan, apa kau bisa membantuku?"

"Tentu, apa yang bisa kubantu?"

"Ini tentang klub fashion."

Miya pun menjelaskan duduk perkara dan alasannya meminta bantuan Yume. Berdasarkan pengalaman festival sekolah tahun lalu, Miya tahu benar kemampuan tangan Yume dalam hal jahit menjahit.

"Karena aku tidak mungkin absen latihan dengan klub orkestra, kami kekurangan orang. Summary, maukah kau menggantikan kehadiranku di klub fashion?"

"Miya ternyata orang yang sesibuk itu, ya."

Miya menepuk kedua tangan didepan wajahnya, dan dengan pose memohon dia membungkukkan badan berulang kali. "Kumohon..."

"Baiklah."

"Benarkah? Sungguh?"

"Boleh, tapi dengan satu syarat. Kuharap klub orkestra membawa pulang medali emas untuk sekolah kita."

"Tentu!" Miya mengangguk yakin. "Aku akan berjuang agar pertolonganmu tidak sia-sia, Yume-chan!"

"Ganbatte ne,"

"Kalau begitu, temui aku sore ini ya. Akan kuperkenalkan ke klub fashion."

"Ohaiyou!" Miya berseru pada Kento di loker sepatunya.

Kento menukar sepatu dengan sepatu sekolah, Yume memperhatikan seragam Kento yang tidak dimasukkan rapi, ranselnya di pikul sebelah dan headphone merah terang menutupi kedua telinganya. Dalam hati Yume sadar, orang-orang disekitarnya berubah seiring waktu. Tanpa disadarinya mereka melangkah dan terus maju, baik penampilan dan sikap mereka ikut berubah.

"Oha-"

"Oi!!" Kento memanggil temannya sebelum Yume sempat menyapanya lalu menutup loker sepatu dan berjalan pergi seakan mereka tidak sempat saling bertatapan sejenak.

Mulut Miya memayun kesal. "Ada apa dengan orang itu? Kalian bertengkar?"

"Tidak, tidak. Mungkin dia tidak melihatku saja."

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang