(23) Merenggangnya Jarak

220 33 1
                                    

Semua murid kelas 2-A terkejut saat Kazuki Takahashi masuk ke ruangan ketika seharusnya wali kelas mereka, Yoshida Sensei yang masuk dan memulai home room seperti biasanya.

"Selamat pagi." Kata Kazuki lalu berdiri di belakang meja guru.

"Sepertinya kalian bertanya-tanya kenapa aku masuk ke kelas ini padahal sekarang bukan jam mata pelajaran matematika."

"Ada kabar menyenangkan dan kabar yang kurang menyenangkan. Kabar menyenangkannya, mulai hari ini Yoshida Sensei menjalani cuti melahirkan. Tadi pagi sekali dia sudah di bawa ke rumah sakit, kita doakan semoga bayi Yoshida Sensei lahir dengan selamat dan sehat, begitupun dengan Yoshida Sensei."

"Kabar kurang menyenangkannya, khususnya untukku, selama dua bulan selama Yoshida Sensei cuti melahirkan, aku yang akan menggantikan Yoshida Sensei menjadi wali kelas sementara kalian."

Kazuki berhenti sebentar untuk melihat reaksi murid-murid. Ada yang terkejut, ada yang bingung kenapa harus guru matematika tampan nan galak yang menjadi wali sementara kelas mereka, ada yang merasa senang, dan ada yang tidak peduli sama sekali.

"Hmm.. Aku rasa beberapa dari kalian sudah pernah mengenalku sebagai sosok wali kelas. Bukan begitu, Hijiri?!" Kazuki sengaja memanggil Haruto yang tertidur.

Haruto langsung terlonjak dan mengangguk cepat-cepat. "Ada apa?" Bisiknya pada Nanami.

"Pesanku hari ini singkat, belajarlah yang giat, dan jangan sungkan untuk merepotkanku. Sekian."

"Sensei! Apa kita tidak perlu membahas pesta Halloween sekolah bulan depan?" Tanya salah satu murid.

"Oh, maaf. Aku lupa bilang, kabar kurang menyenangkannya ada dua. Yang satu sudah ku sampaikan. Yang satu lagi tentang Halloween. Sayang sekali ya, kepala sekolah sudah memutuskan untuk tidak membuang-buang anggaran untuk acara itu."

Seketika ruang kelas menjadi riuh. Murid-murid memprotes tidak senang akan informasi itu. Bukannya sengaja tidak diberi tahu, tapi sepertinya ada kendala di bagian OSIS yang belum juga menginformasikan kabar batalnya acara Haloween.

"Kelas, harap tenang!" Seperti yang selalu dia lakukan saat menenangkan kelas, Kazuki mengetuk meja dengan spidol keras-keras selama beberapa kali sampai mereka kembali tenang.

"Cepat atau lambat, kalian akan segera mendengar kabar ini."

"Sensei! Kenapa acara Halloween dibatalkan?"

"Entah ya. Bukan kewajibanku untuk memberitahu kalian lebih dari ini "

Tepat setelah Kazuki menyampaikan berita batalnya pesta halloween sekolah, pengumuman resminya pun disebarkan kesetiap kelas.

Murid-murid merasa kecewa tradisi mereka dibatalkan secara mendadak dan sepihak. Isu-isu mulai tersebar tentang penyebab batalnya pesta halloween. Namun yang paling bisa dipercaya adalah isu anggaran sekolah telah dialihkan ke bagian pembangunan gymnasium di belakang gedung olahraga.

Gymnasium itu nantinya akan lebih besar dan lebih lengkap dari gedung olahraga yang sebenarnya hanya sebuah lapangan basket indoor. Direncanakan akan ada sebuah lapangan voli indoor, sebuah arena ice skating, dan kolam renang lengkap dengan pelataran penonton, kamar mandi dan kamar ganti.

Proyek pembangunan itu telah dilakukan sejak dua tahun yang lalu, namun karena kepala sekolah sebelumnya dan beberapa donatur terlibat dalam kasus korupsi membuat pembangunan itu terhenti. Saat ini, sepertinya kepala sekolah yang sekarang menjabat akan melanjutkan pembangunan.

Isu itu pun kian jelas saat kendaraan-kendaraan berat dari perusahaan konstruksi memasuki sekolah mereka seminggu kemudian. Pembangunan gymnasium dengan resmi kmbali dilanjutkan.

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang