(64) Birthday Gift

132 17 13
                                    

Kurumi - 00.10 : "Tanjoubi Omedetto, Yume-chan!! Sehat selalu ya! Semoga nasib baik mengelilingimu!"

Nao - 00.11 : "Selamat bertambah tua. Ayo makan bersama siang nanti!!"

Nanami - 10.00 : "Happy birthday our dearest Yume! Wish you all the best. By the way, kabari aku kalau kadonya sudah sampai (^_^)"

Kento - 12.00 : "Sayang sekali tahun ini pun kita belum bisa merayakan ulang tahunmu bersama-sama. Selamat datang di usia 22 tahun. Tetap semangat, ya!"

Nomor tak terdaftar - 14.00 : "HBD."

Azusa - 14.15 : "Tanjoubi Omedetto, Yume. Kapan-kapan mampirlah ke rumahku, Kakeru merindukanmu."

Nomor tak terdaftar - 15.01 : "Ini Haruto."

Azusa - 15.30 : "Terima kasih atas suplemennya. Bulan depan jadwalnya, datanglah kalau sempat. Ini Kakeru."

Kento - 16.00 : "Jangan bekerja terlalu keras, kau juga manusia!"

Kurumi - 16.10 : "Jangan lupa makan lho, kau harus mencoba tiramisu buatan Haruto. Serius, enak banget!"

Nao - 17.36 : "Serius kau belum pulang juga?? Hei ini hari ulang tahunmu, katakan pada mereka kau punya hak bekerja setengah hari khusus hari ini."

Yume tersenyum membaca pesan ucapan selamat dari teman-teman dan keluarganya. Sambil menyeruput es kopi kalengan dan melahap sandwich kafetaria yang renyah Yume membalas satu persatu pesan itu.

Benar juga, hari ini hari ulang tahunku. Yume menatap kuku-kuku di jari tangannya yang dipoles soft magenta dan dark purple oleh Nao beberapa hari lalu. Orang-orang disekitar meja kerjanya makan dengan terburu-buru, beberapa menggunakan waktu istirahat itu dengan tidur seakan menelungkupkan kepala diatas meja adalah hal ternyaman siang itu.

"Tachibana!"

Yume sontak berdiri lalu meninggalkan meja saat mengikuti seniornya. "Kau sudah menyiapkan presentasinya?"

"Sudah, apakah sekarang waktunya?"

Seniornya mengangguk, "Masuklah, aku yakin Michiru pasti membantumu."

"Rasanya sangat gugup, Senpai." Ucap Yume sambil menggigit bibir bawahnya dengan gugup.

"Jangan gugup, di dalam ruangan itu hanya ada Michiru dan kepala staf keuangan. Pergilah, kau pasti bisa."

Yume menarik nafas panjang sebelum mendorong pintu ruang rapat yang terbuat dari kaca, angin dingin dari AC dalam ruangan itu menerpa wajah Yume saat pintu terbuka. Yume tersenyum dan membungkuk hormat pada empat orang dalam ruangan itu.

Katanya hanya dua orang... pikir Yume dengan menahan kegugupannya. Dalam hati dia memohon agar presentasi itu berjalan lancar di depan orang-orang penting yang akan menontonnya.

Michiru, lelaki cantik yang duduk anggun di bagian kanan meja berbentuk U tersenyum dan melambai menyuruh Yume masuk. Di bagian kiri meja duduk kepala staf keuangan dengan kacamata tebal namun tampak sangat tampan dengan jas formalnya.

Dua orang lagi adalah wanita yang belum pernah Yume lihat di kantornya, yang satu terlihat cerdas dan tangkas, berdiri tepat di samping belakang kepala staf keuangan sambil tersenyum. Senyuman terlatih, pikir Yume. Dan yang lainnya duduk setengah tertidur di meja tengah yang jauh dari tempatnya berdiri.

"Silahkan mulai, Tachibana." Kata Michiru.

Yume mengangguk, dengan cepat dia memasukkan flashdisk yang dibawanya dalam komputer di pojok kanan depan ruangan. Lampu ruangan dimatikan dan layar proyektor pun mulai menampilkan gambar-gambar dan bagan statistik. Seluruh mata memperhatikan saat Yume berbicara dengan suara yang lantang untuk menyembunyikan kegugupannya.

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang