(55) SAHABAT

119 16 7
                                    

Festival sekolah berakhir dengan fantastis, usaha serta kerja keras Yume dan seluruh siswa yang berpartisipasi di dalamnya akhirnya terbayarkan sudah. Mulai senin nanti, mereka akan kembali ke rutinitas seperti biasa. Nanami akan pulang ke Eropa untuk menjalani pengobatannya, Kurumi akan kembali bersekolah, Haruto dan Kento pun sama. Mereka akan sibuk sekali sebagai siswa tahun terakhir di SMA.

"Tidak terasa ujian kelulusan sudah didepan mata!" Kurumi menutup wajahnya.

"Sudah terpikirkan ingin lanjut kemana?" Tanya Nanami.

"Aku belum tahu akan melakukan apa setelah lulus nanti. Sejak kecelakaan itu, semuanya jadi berbeda," Kata Haruto lalu memandang kedua kakinya.

"Aku pun tidak yakin ada pekerjaan yang mau menerima ini." Kurumi menunjukkan bekas luka bakar di lehernya.

"Kalian!" Nanami menegur mereka. "Kenapa harus sesendu itu?"

"Kalau aku, mungkin akan mengumpulkan uang agar bisa masuk universitas," Kata Yume.

"Kalau Yume sih semua juga tahu pasti berhasil masuk universitas."

"Kau bisa meminta pihak sekolah memberikan rekomendasi beasiswa untukmu, lho."

"Memangnya kau akan ambil jurusan apa?"

Yume tidak perlu berpikir lama untuk menjawab pertanyaan Kento itu. "Aku ingin belajar di jurusan desain."

"Apa?"

"Jurusan desain?"

"Kupikir kau akan mengambil jurusan matematika."

"Jadi, Yume serius ingin mengambil jurusan design. Kupikir kau hanya bercanda saja saat mengatakannya dulu."

Mereka berempat terkejut dengan keseriusan Yume dalam memilih jurusan yang dia inginkan. Yume memang pernah mengatakannya sekali kepada mereka bahwa dia ingin belajar design, namun saat itu mereka masih terlalu muda untuk menganggapnya serius dan berpikir mungkin keinginan itu akan berganti-ganti seiring berjalannya waktu. Namun tekad Yume sudah bulat.

"Berarti hanya aku dan Kento yang belum tahu akan melakukan apa," Kata Nanami.

Kento terkekeh. "Maaf saja, Nanami, aku sudah tahu ingin lanjut kemana setelah ini."

"Eh? Memangnya kau sudah memikirkannya?"

Kento mengangguk. "Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk ini."

Kento mengeluarkan lebih dari tiga kartu nama dari dompetnya lalu membukanya diatas meja agar teman-temannya dapat melihat semua kartu-kartu nama itu.

"Semua ini..."

"Agensi pencari bakat?"

"Wah, sepertinya teman kita ingin jadi terkenal."

"Jadi karena ini kau sering tidak datang ke sekolah?" Yume bertanya sambil menunjukkan salah satu kartu itu.

"Aku hanya coba-coba saja."

"Tapi kau jadi tempramen dan liar seperti anak-anak bandel, kupikir kau terjerumus dalam pergaulan yang salah," Ujar Kurumi.

"Belakangan ini segalanya memang tidak berjalan seperti yang kuharapkan."

"Lalu, bagaimana hasilnya?"

"Ada beberapa agensi yang kembali menghubungiku. Kalau semua berjalan lancar, aku tidak perlu ikut ujian masuk universitas."

Nanami menghembuskan nafas dengan berat. "Aku tidak menyangka harus memikirkan masa depan secepat ini."

"Tapi untuk saat ini, kau hanya perlu fokus pada kesembuhanmu," Sahut Kurumi.

Nanami mengangguk setuju. "Nah, aku berniat memberikan ini pada kalian di bandara besok. Tapi tidak semua bisa sesuai rencana, ya."

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang