Ruangan ber-AC dengan dua puluh meja dan kursi itu masih sepi ketika Alora melangkah masuk. Gadis itu duduk di kursi dekat tembok dan meletakkan ranselnya di sana. Alora sudah yakin kalau teman-teman lesnya pasti belum ada yang datang mengingat waktu les baru akan dimulai sejam lagi. Dia memang selalu jadi orang pertama yang datang baik di sekolah maupun di tempat les begini.
Garis wajah Alora tak berubah banyak ketika gadis itu membuka ransel mengeluarkan buku latihan olimpiadenya dan meletakkannya di atas meja. Alora menghela napas mengingat percakapannya dengan Frans di WhatsApp sebelum dirinya berangkat tadi.
Papa : nanti kalau kamu sampe tempat les dan belum ada orang, buka buku. Pelajari lagi materi untuk olimpiademu
Papa : waktu itu berharga walau hanya semenit. Kamu masih punya waktu lebih dari 10 menit untuk belajar duluan sebelum les dimulai
Lagi. Percakapan mereka memang tak akan jauh dari hal itu.
Alora meraih pulpennya dan mulai merunduk menyelesaikan soal-soal di buku itu. Satu tangannya menopang pipi malas. Siapa juga yang tidak malas kalau disuruh belajar seperti ini tiap hari.
Sebenarnya Alora menyukai matematika. Pelajaran itu menyenangkan. Hanya saja hatinya sedang berada dalam kondisi tidak baik.
Baru saja Alora menyelesaikan dua nomor dan ingin melanjutkan ke nomor yang ketiga. Gadis itu tiba-tiba tersentak kecil baru ingat sesuatu.
Alora buru-buru meraih ponsel dari saku jaketnya dan langsung membuka aplikasi hijau itu. Mata Alora melebar. Ada beberapa pesan tak terbaca dari cowok itu sejak kemarin.
[Jumat malam]
Bryan : hai Alora / 18.41
Bryan : udah sampe rumah? / 18.41
Bryan : Ra? / 19.03
Bryan : lo udah tidur ya? / 19.10
Bryan : Alora? / 19.29
Bryan : yah udah tidur beneran kayakanya wkwk / 19.31
Bryan : yaudah deh kalo udah tidur selamat tidur ya / 19.40
Bryan : goodnight and sweet dream, Alora / 19.40
Bryan : jangan lupa mimpiin gue ya wkwk / 19.41
[Sabtu pagi]
Bryan : pagi Alora / 06.44
Bryan : lo belum bangun ya? / 06.58
Bryan : Ra lo serius belum bangun? / 07.14
Bryan : yaudah deh entar kalo lo baca ini, gue cuma mau bilang / 07.21
Bryan : selamat beraktivitas ya Ra hehe / 07.21
Ujung bibir Alora tertarik begitu saja membentuk sebuah senyuman. Ada energi kasat mata yang masuk begitu saja ke jiwa Alora membuat air mukanya berubah lebih menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAMUKA IN LOVE ✔
Teen Fiction[C O M P L E T E D] Perangainya membuatku tertarik sejak awal. Dia memang tak secantik gadis-gadis lain yang dengan percaya diri datang padaku, mengajak kenalan, atau bahkan meminta nomor HP. Dia berbeda. Aku bahkan bisa tahu itu sejak awal pertemua...