DELAPAN

2.9K 194 30
                                    

Semua yang terjadi pasti ada maksudnya. Tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Semesta memang sudah menakdirkan kita untuk bertemu lagi.

****

Upacara rutin di hari Senin baru saja selesai. Bryan melepas topinya. Cowok itu merapikan rambut menggunakan jemarinya. Adit yang ada di sebelahnya bisa melihat gadis-gadis di sekitar mereka melirik ke arah Bryan.

Cowok tampan itu sedang menyisir rambutnya yang basah karena keringat. Tentu saja siswa SMA Cendekia tidak akan melewatkan tontonan indah itu.

Dasar chili.

Bryan dan Adit baru saja akan melangkah balik menuju kelas ketika pundak Bryan ditepuk dari belakang. Bryan menoleh dan mendapati Tirta, salah seorang teman sekelasnya berdiri di belakangnya. "Kenapa, Tir?"

"Lo dipanggil Pak Dodi ke ruangannya."

Bryan mengernyit. "Kenapa?"

"Mana gue tau. Sana temuin aja. Gue cuma disuruh manggil lo."

"Ya udah gue ke sana dulu." Bryan melangkah menuju ruang kepala sekolah di sisi kanan lapangan upacara. Cowok itu mengetuk pintu sekilas lalu masuk setelah dipersilahkan dari dalam.

Pak Dodi mempersilahkan Bryan duduk di seberangnya. "Bryan, kamu sama tim pramuka ngisi tampilan di pembukaan olimpiade ya. Tampilan khas anak pramuka. Kasih tau yang lain sekalian."

Bryan mengernyit bingung. "Pembukaan olimpiade?"

Pak Dodi mengangguk mantap. "Kamu belum tau?" Bryan menggeleng. "Universitas Cendekia ngadain olimpiade mata pelajaran MIPA untuk anak-anak SMP dan SMA sekota. Mereka milih sekolah kita untuk tempat penyelenggaraan."

Bryan terdiam sejenak. "Jadi saya sama tim pramuka tampil, Pak?"

Pak Dodi mengangguk lagi. "Cuma kalian yang tampil di acara pembukaan biar ada suasana semangat juga buat peserta. Ekskul-ekskul yang lain juga pada tampil, tapi pas break. Hitung-hitung sekalian promo ekskul kita juga ke anak-anak SMP yang ikut lomba. Nanti coba bicarain sama temen-temen sekalian pembina pramuka kalian. Dari jam pertama kalian latihan aja untuk besok, gak usah masuk kelas."

Bryan memangut paham. "Ya udah, Pak. Saya permisi mau ngumpulin temen-temen dulu."

Pak Dodi mengangguk mempersilahkan. "Terima kasih, Bryan."

Bryan mengangguk. Cowok itu menyalami Pak Dodi lalu beranjak dari duduknya dan melangkah ke luar.

Di langkah ketiganya cowok itu berbalik teringat sesuatu. "Oh ya, Pak. Pembukaannya kapan?"

Pak Dodi yang sudah fokus pada laptopnya jadi mengangkat wajah lagi. "Besok pagi. Abis itu lanjut olimpiadenya sampe sore."

Bryan tertegun. "Besok?"

****

"SMA Cendekia?" Kening Alora berkerut. Gadis itu lalu mengangkat wajah menatap Bu Erni di depannya. "Bukannya lombanya dari Universitas Cendekia, Bu? Kok tempat pelaksanaannya di SMA?"

"Mereka kan masih satu yayasan, Alora. Jadi wajar kalau lombanya di SMA Cendekia," jelas Bu Erni. "Kamu tau tempatnya kan?"

Alora masih terdiam. Gadis itu seolah mengingat sesuatu.

Bu Erni yang tak mendapat respon Alora jadi menepuk bahu muridnya itu hingga Alora tersentak kaget. "Kok bengong?"

Alora menggeleng cepat. "Ah, enggak bengong kok, Bu."

PRAMUKA IN LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang