EXTRA CHAPTER : BIOSKOP BAKSO

1.4K 110 50
                                    

Dilarang ketawa ketika baca judulnya yaudah iya emang absurd bgt judulnya:(

baca sampe akhir guis. ada pengumuman di author note heheheheheheh👉👈

Selamat membaca🤸

****

"Es krim yang coklat ya abis ini."

"Ra, bentar lagi filmnya udah mulai."

"Yaudah nanti aja pas pulang."

Bryan menghela napas pasrah, lalu mengangguk begitu saja mengiyakan permintaan Alora. Gadisnya itu benar-benar tidak tanggung-tanggung dalam memberikan hukuman. Es krim coklat itu adalah permintaan ketiga Alora setelah mereka keluar dari fun world.

Ya, Bryan kalah dalam permainan basket tadi. Alora memang tidak sepandai Bryan dalam bermain basket, tapi gadis itu cukup pandai untuk memenangkan 'pertandingan' tadi.

Sepuluh detik terakhir sebelum permainan berakhir, angka mereka hanya berbeda 10 dan Bryan yang unggul. Setelah itu muncullah ide Alora. Gadis itu mendorong Bryan menjauh, lalu segera memasukkan bola basketnya ke dalam keranjang. Meski Bryan hanya terlambat 3 detik, tapi tinggi ring basket Alora yang dikhususkan untuk anak-anak membuat gadis itu jadi unggul 5 poin dari Bryan.

Jadilah Alora Helsa yang memenangkan pertandingan itu.

Setelah cukup lama mencoba permainan yang ada di fun world, barulah Alora menagih hukuman. Pertama, Bryan membelikan choco ice untuk Alora dan cowok itu tidak boleh mencobanya. Lalu kedua, Bryan membelikan creepes untuk Alora dan—sama seperti choco ice—cowok itu tidak boleh mencobanya. Alora sengaja melakukan itu karena creepes adalah makanan favorit Bryan.

Gadis itu suka sekali melihat kekasihnya itu memandangi makanan yang tengah dipegangnya itu dengan penuh harap.

Mohon perhatian Anda. Pintu teater dua telah dibuka. Bagi Anda yang telah memiliki tiket dipersilahkan untuk memasuki ruangan.

Bryan menunjukkan tiket mereka kepada petugas yang menjaga di depan pintu teater. Setelah petugas mengizinkan keduanya masuk, Bryan meraih jemari Alora, lalu membawa kekasihnya itu memasuki teater yang lampunya masih menyala. Sudah ada beberapa orang yang mengisi ruangan itu.

Kedua ujung bibir Alora terangkat membentuk senyuman. Gadis itu menatap genggaman tangan Bryan. Sampai saat ini sejujurnya dia masih tidak menyangka bahwa hubungannya dengan Bryan sudah resmi.

Bryan membawa Alora duduk di kursi bagian tengah, sesuai dengan nomor kursi mereka. Cowok itu mengangkat alis melihat Alora tersenyum tipis. "Kenapa?"

Alora mengangkat wajah, menatap Bryan. "Apa yang kenapa?"

"Kamu senyum-senyum gitu." Bryan mengedikkan dagunya ke arah Alora.

"Emang aku gak boleh senyum?"

"Boleh. Biar aku makin naksir."

"Ish."

Bryan terkekeh melihat Alora manyun. Tangannya lalu terulur mengusap lembut puncak kepala Alora. "Dingin gak?"

Alora terdiam beberapa saat sebelum mengangguk pelan. "Lumayan."

Bryan membuka tas yang dibawanya, mengeluarkan sebuah jaket berwarna putih dan menyerahkannya kepada Alora. "Pake. Kamu tuh gak kuat dingin."

"Bryan, aku gak mungkin masuk angin kalau cuma dingin bioskop," protes Alora.

Bryan tak membalas kalimat Alora. Cowok itu hanya menyodorkan jaket putih di tangannya dan menatap Alora lekat-lekat.

PRAMUKA IN LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang