LIMA PULUH EMPAT

1.5K 101 28
                                    

Alora menghela napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu ruangan Pak Dedi, pembina pramuka di SMA Bhinneka. Sudah ada beberapa tim pramuka putra di sana.

"Pagi, Kak," ucap Alora. Gadis itu menyalami Pak Dedi terlebih dahulu setelah menutup pintu ruangan.

"Pagi, Alora," balas Pak Dedi. "Sambil menungguu yang lain, kamu mau lihat surat yang dikirim sama tim pramuka SMA Cendekia dulu tidak?"

Alora mengangguk. "Mau, Kak," jawabnya. Gadis itu menerima amplop dengan logo SMA Cendekia di sudutnya dari Pak Dedi. Dalam hati Alora cukup kagum dengan tim pramuka SMA Cendekia yang benar-benar niat dan rutin dalam mengadakan lomba peringatan HUT Gudep mereka itu.

Kemarin ketika chat, Alora baru tahu kalau Bryan terpilih menjadi ketua panitia dalam lomba pramuka yang diadakan itu. Cowok itu bilang dia sengaja menawarkan diri untuk mengantarkan surat undangan ke SMA Bhinneka karena ingin bertemu dengan Alora. Tapi sayangnya Alora malah kembali ke kelas begitu melihat Bryan tengah duduk berdua dengan si cantik Viola.

Ujung bibir Alora tertarik membentuk senyuman samar. Ah, kejadian itu sebenarnya menggelikan karena setelahnya Bryan malah memberikannya coklat untuk memperbaiki suasana hatinya yang memang sedang tak baik hari itu.

"Alora, itu ada lomba Pramuka Cerdas. Sistemnya ngisi TTS dan cerdas cermat gitu. Kamu ikut itu ya nanti," ucap Pak Dedi. "Kamu kan pintar. Nanti Alora dibantu sama Arif dan Ricky."

Alora mengangguk menyetujui. "Tapi saya bukan hanya ikut lomba itu aja kan, Kak?"

"Alora ikut yang lain juga kok. Nanti kita bicarakan kalo yang lain sudah datang."

Alora mengangguk. Gadis itu mengembalikan surat undangan kepada Pak Dedi setelah selesai membacanya. Ia duduk di sofa di pojok ruangan bersama teman-temannya yang lain.

Lima menit kemudian, semua anggota tim pramuka SMA Bhinneka sudah berkumpul di ruangan Pak Dedi. Mereka duduk melingkar di lantai ruangan.

"Selamat pagi, kakak-kakak." Pak Dedi membuka pertemuan mereka. "Kemarin saya sudah bicara kepada kepala sekolah dan beliau mengizinkan kita untuk mengikuti lomba pramuka yang diadakan di SMA Cendekia dua minggu lagi. Jadi hari ini kita akan nentuin siapa saja yang ikut per cabang lomba."

Agnes yang duduk di samping Viola menyenggol lengan ketua sangganya itu. "Cie bisa ketemu Bryan tuh di sana."

Viola terkekeh pelan. "Gue sih udah sering ketemu dia di komunitas pramuka tiap Jumat sore. Bagus deh bisa ketemu dia lagi lima hari berturut-turut nanti."

Alora yang mendengar obrolan singkat itu hanya mendengus samar. Dia yang sudah telponan sama Bryan saja tidak sampai sesombong Viola. Lagi pula ketua sangganya itu tak sedekat dirinya dengan Bryan.

Alora buru-buru menggeleng cepat ketika pikiran-pikiran ngawur itu mulai timbul di kepalanya. Kenapa juga dia harus membanding-bandingkan Viola dengan dirinya? Keduanya jelas berbeda.

"Kemarin pihak panitia udah kirim email ke kakak perihal jadwal dan aturan lomba. Kakak cuma bisa netapin siapa yang ikut lomba Pramuka Cerdas. Alora, Ricky, dan Arif yang akan ikut di lomba itu." Pak Dedi memperbaiki posisi duduknya. "Sisanya kalian aja yang netapin. Ada empat cabang lomba lagi. Pensi, scout cooking mania, derap langkah, dan pionering. Yang jelas tiga orang tadi gak bisa ikut di scout cooking mania karena waktu pelaksanaannya sama. Dan ini lombanya per pangkalan ya."

"Kalo derap langkah berarti ikut semuanya ya, Kak? Kan ini anggotanya 10 orang untuk derap," ucap Ilo, pradana SMA Bhinneka sambil membaca lembaran yang ada di tangannya.

Fera mengangkat tangan. "Yang ikut scout cooking mania biar gue, Ilo, Agnes, sama Fikri aja ya?"

Ilo mengangguk. "Berarti tinggal pionering sama pensi lagi."

PRAMUKA IN LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang