Upacara pembukaan pertemuan komunitas pramuka kota baru saja selesai. Hari ini upacara dilakukan tidak dengan sistem satuan terpisah. Semuanya berkumpul di lapangan timur untuk membahas jumpa karya bagi penggalang yang akan mereka lakukan di libur semester nanti.
Ah iya, ini adalah pertemuan kedelapan Alora di komunitas pramuka kota. Sudah dua bulan gadis itu bergabung aktif di komunitas pramuka kota.
Sudah banyak yang ia alami di komunitas ini. Bisa dibilang komunitas ini menjadi terapinya setelah seminggu disibukkan dengan kegiatan belajar yang tidak ada ujungnya.
Bryan masih sama. Cowok itu menghampiri Alora tiap kali pertemuan selesai, mengobrol setengah jam dengan gadis itu sampai mobil jemputan Alora datang.
Alora masih gadis kaku. Tapi di depan Bryan, gadis itu mulai berani membuka dirinya.
Berita kedekatan keduanya mulai menyebar di beberapa anggota komunitas, bahkan beberapa senior seperti Silvi mengetahui kedekatan mereka. Tak jarang seniornya itu menggoda Alora. Tak sedikit juga yang menanyakan hubungan mereka, termasuk Karin, satu-satunya teman Alora di komunitas ini.
Awalnya sih Alora malu ditanyai begini. Tapi lama-lama gadis itu mulai menikmatinya. Biarkan saja mereka mau bilang apa. Yang penting Alora nyaman di samping Bryan.
Lengan Alora ditarik oleh Karin mengikuti teman-teman lain yang sudah bergerak ke sisi lapangan yang teduh. Keduanya duduk di barisan pramuka perempuan di sebelah kiri.
Dika, ketua komunitas pramuka kota tengah menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui teman-teman satu komunitasnya mengenai jumpa karya bagi penggalang yang akan mereka adakan.
"Beberapa hari yang lalu, Pak Walikota menghubungi saya. Beliau memuji kegiatan jumpa karya penegak yang kita lakukan empat bulan lalu. Pak Walikota juga meminta kita untuk mengadakan lagi kegiatan kemarin tapi kali ini untuk golongan penggalang. Jadi pesertanya adalah tim pramuka SMP se-kota," jelas Dika. "Jadi, hari ini kita akan buat panitianya. Dan mulai minggu depan kita akan mempersiapkan semuanya termasuk surat undangan ke sekolah-sekolah."
Pembentukan panitia berlangsung selama kurang lebih sejam. Setelah itu mereka membahas sekolah mana saja yang akan diundang, apa saja kegiatannya, dan siapa saja pengisi materi di jumpa karya nanti.
Alora tanpa sadar melirik Bryan yang duduk di barisan laki-laki paling belakang. Cowok itu tengah tertawa membalas candaan yang dilontarkan Pandu di tengah-tengah diskusi mereka.
Ah, tawa Bryan benar-benar indah. Jantung Alora sampai dibuat berdebar kencang karenanya.
Karin yang melihat Alora melirik ke barisan cowok langsung berdeham menyenggol lengan temannya itu. "Cie liatin Bryan ya?"
Alora tergagap. "Ha? Ah, enggak."
"Enggak liatin tapi lirik-lirik terus ke sana." Karin memain-mainkan alisnya menggoda Alora.
Alora mengibaskan tangannya. Gadis itu mengalihkan pandangan ke depan. Kini fokus pada Kak Silvi yang memimpin diskusi di satuan perempuan. Alora diam-diam merutuk ketika menyadari pipinya mulai memanas.
Sial. Malu juga ketahuan ngelirik Bryan tadi!
****
Seperti biasa, usai pertemuan komunitas, Bryan akan duduk di pos ronda dekat parkiran untuk menemui Alora. Kebiasaan ini selalu mereka lakukan sejak pertemuan kelima di komunitas pramuka kota. Biasanya mereka hanya mengobrol di dekat gerbang utama.
Kalau ada yang bertanya soal hubungan mereka, Bryan akan mengatakan kalau mereka belum pacaran.
Karena memang begitulah kenyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAMUKA IN LOVE ✔
Teen Fiction[C O M P L E T E D] Perangainya membuatku tertarik sejak awal. Dia memang tak secantik gadis-gadis lain yang dengan percaya diri datang padaku, mengajak kenalan, atau bahkan meminta nomor HP. Dia berbeda. Aku bahkan bisa tahu itu sejak awal pertemua...