Hari terakhir Cendekia Scout Championship.
Hari ini lomba tingkat penegak dimulai sedikit lebih siang karena panitia menyelesaikan lomba untuk penggalang terlebih dahulu. Pukul setengah dua siang, seluruh peserta tingkat penegak sudah berkumpul di lapangan utama SMA Cendekia. Di sana ada beberapa meja disusun mengelilingi lapangan. Hari ini akan ada Scout Cooking Mania yang dilaksanakan di lapangan utama.
Bryan masih sibuk berkeliling ke sana sini karena ada rencana yang berubah. Tadinya mereka berencana bahwa setelah masak, seluruh peserta penegak akan makan bersama di lapangan bersama-sama secara lesehan. Namun, ramalan cuaca mengatakan bahwa sore ini akan ada hujan. Jadi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, panitia mengubah rencana. Mereka akan makan bersama secara lesehan di aula yang kemarin digunakan untuk pensi.
Namun kendalanya adalah aula masih kotor karena tadi pagi dipakai oleh sekolah untuk kegiatan penyuluhan. SMA Cendekia memang seproduktif itu. Ketika ada acara seperti ini, mereka masih juga mengadakan penyuluhan. Bryan meminta beberapa panitia untuk membersihkan aula dan mempersiapkan ruangan itu agar menjadi tempat yang cukup menyenangkan untuk makan bersama.
Sepanjang Bryan sibuk berkeliling sana sini, banyak pasang mata yang mengikutinya—khususnya para perempuan. Siapa juga yang akan melewatkan pemandangan indah satu itu. Rasanya semua gadis tidak akan melangkah begitu saja ketika ada kesempatan untuk melihat cowok tampan itu. Apalagi wajah serius Bryan terlihat jelas. Sungguh, itu menambah ketampanannya.
Alora menjadi satu dari sekian banyak gadis yang tidak melepas pandangan mereka dari Bryan. Ya, Alora tentu saja masih normal dan mengakui kalau Bryan memiliki look yang sempurna. Hanya saja gadis itu tidak berani terang-terangan untuk menatap Bryan.
Sejak kejadian kemarin malam, di mana Bryan menghampiri pangkalan Alora dan dijodoh-jodohkan dengan Viola, Alora merasa 'kecil' kembali. Gadis itu mulai membandingkan dirinya dengan Viola lagi seperti dulu. Rasa percaya diri yang selama ini terbangun dalam dirinya menguap begitu saja.
Jujur-jujuran saja, dekat dengan Bryan selama lebih dari 6 bulan membuat Alora merasa cukup percaya diri karena ia menemukan lelaki yang tidak memandang fisiknya dan bahkan mengabaikan gadis lain yang lebih cantik darinya. Alora mulai merasa bahwa ia bisa diterima oleh orang lain dengan apa yang ada padanya.
Tapi semenjak kejadian tadi malam, Alora merasa 'kehilangan' Bryan yang sudah membuatnya kembali percaya diri. Miris memang ketika dia harus merasa kehilangan padahal ia sama sekali belum memiliki cowok itu.
Berita tentang ketua panitia Cendekia Scout Championship yang berfoto dengan seorang gadis cantik dari pangkalan SMA Bhinneka juga sudah mulai meluas, membuat Alora semakin kehilangan rasa percaya dirinya. Apalagi mereka tidak berhenti mengatakan bahwa Bryan dan Viola memang cocok.
"Ra, ayo ke ruangan lomba."
Suara Ricky membuyarkan lamunan Alora. "Ah, iya. Ayo. Ruangan kemaren kan?"
Arif yang ada di sebelah Ricky mengangguk. Ketiganya melangkah menuju ruangan lomba Pramuka Cerdas. Ya, pangkalan mereka memang berhasil masuk ke babak final. Pak Dedi bilang dia memang sudah menyangka bahwa mereka pasti bisa masuk final mengingat ada Alora yang otaknya berkapasitas lebih dari 1 TB.
Ah, Pak Dedi memang benar. Dan kebetulan sebagian besar dari kapasitas Alora sudah dipakai untuk memikirkan 'cowok itu.'
Di babak final ini, Alora, Ricky, dan Arif akan bertanding bersama dengan 4 tim dari sekolah lain. Dari 4 tim ini, akan ada tiga tim yang akan dipilih menjadi juara. Empat tim ini akan bertanding dalam dua babak, yaitu babak tertulis dan cepat tepat. Di babak tertulis, mereka akan mengejakan soal dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pramuka secara berkelompok dalam waktu satu setengah jam. Lalu dilanjutkan dengan presentasi sekilas dan diakhiri dengan lomba cepat tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAMUKA IN LOVE ✔
Teen Fiction[C O M P L E T E D] Perangainya membuatku tertarik sejak awal. Dia memang tak secantik gadis-gadis lain yang dengan percaya diri datang padaku, mengajak kenalan, atau bahkan meminta nomor HP. Dia berbeda. Aku bahkan bisa tahu itu sejak awal pertemua...