pt. 68 : Hari H

860 120 29
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh para warga negara Korea dikota ini pun akhirnya datang.

Warga kota sudah sangat tidak sabar mendengar berita tentang hukuman psikopat itu sekarang.

Dunia sudah adil. Dia sudah banyak mengambil nyawa orang. Dan sekarang dirinya lah yang harus diserahkan kepada yang kuasa.

Taehyun berjalan dengan kepala yang ditutup oleh kain hitam. Dia berjalan diiringi beberapa polisi menuju tempat hukuman itu.

Tangannya masih diborgol. Dan dia juga mengenakan baju tahanan.

Taehyun masih sangat bisa mendengar suara pintu dibuka. Dirinya pasti dibawa masuk kedalam ruangan itu.

Taehyun hanya bisa pasrah dengan keadaan. Jika ini memang takdirnya, maka dia akan menerimanya.

***

Hueningkai sedari tadi tidak bisa diam. Dirinya berjalan mondar-mandir didalam sel.

Laki-laki berkulit putih blasteran itu sangat gelisah. Entahlah, perasaannya campur aduk.

Antara takut, gelisah, khawatir, sedih, dan marah.

Tiba-tiba Hueningkai berteriak, "Hei!! Lepaskan aku!! Aku ingin melihat Taehyun!!! Izinkan aku bertemu dengannya!! Polisi gilaaa!!! Apa kalian mendengarku?!?!?!"

Hueningkai menatap para polisi yang menjaga sambil memegangi batang sel penjara.

"Jangan berisik! Anda tidak boleh kemana-kemana." Sahut salah satu polisi itu.

Hueningkai meneteskan air matanya. Kakinya benar-benar terasa lemas. Sehingga dia tergelosor dilantai.

"Aku mohon... Izinkan aku untuk bertemu dengannya... Dia adalah bagian dari keluargaku.." Lirih Hueningkai pilu.

Laki-laki blasteran itu sangat sedih. Tidak menyangka bahwa waktu berjalan begitu cepat.

Kenapa mereka semua harus mengambil Taehyun??? Kenapa mereka semua tega melakukan itu???

***

Bella menggigit kukunya dengan gelisah. Sampai-sampai kukunya ada yang mengelupas.

Hatinya berdebar kencang tak karuan. Entah kenapa perasaanya campur aduk.

Tapi harusnya hari ini dia senang.

Hari ini, hari yang dia tunggu sejak lama.

Hari dimana, Taehyun akan dihukum mati.

Bella berdecak, "Sialan!"

Bella berjalan mondar-mandir. Hatinya benar-benar tidak bisa dikendalikan.

Bella melirik sesuatu ditangannya.

"Gelang ini..."

Bella menatap gelang yang dia pakai. Gelang love pemberian Taehyun waktu itu.

Dengan kesal Bella melepaskan gelang itu.

"Kau tau? Kau itu hanya membawa kesialan bagiku."

"Kau mencintaiku begitu tulus. Hal itu hanya akan menggangu hatiku saja."

"Apa kau tidak sadar, bahwa kau telah menancapkan cinta di hatiku?"

Bella menatap gelang itu sambil berbicara seolah gelang itu adalah Taehyun.

"Hari ini adalah hari dimana kau akan mati. Dan aku harusnya senang. Tapi kenapa wajahmu selalu terkenang dipikiranku?"

"Kau hanya bisa membawa sial bagiku tau?"

Bella mengangkat tangannya, hendak membuang gelang itu. Tapi hal itu urung dilakukan ketika Bella teringat semuanya.

Semua ucapan manis Taehyun.

Perlakuan manis Taehyun.

Senyuman tulus laki-laki itu.

Pelukan hangat yang Taehyun berikan.

Semua kecupan yang menjejak diseluruh wajah Bella.

Hal itu membuat air mata Bella turun dengan deras. Gadis itu menurunkan tangannya. Tidak jadi membuang gelang itu.

"Aku mencintaimu..."

***

Taehyun sudah berdiri didepan.

Kepalanya masih ditutup kain hitam.

Hukuman mati untuk Taehyun adalah hukuman gantung.

Tali tambang yang diikat dari atas sudah siap.

Kini tinggal Taehyun yang mempersiapkan dirinya.

"Hari ini adalah hari terakhirmu. Jangan lupa ucapkan selamat tinggal pada dunia." Ucap salah polisi yang berada disamping Taehyun.

Taehyun menurut. Laki-laki itu mengucapkan selamat tinggal pada semuanya dalam hati.

Selamat tinggal, Hueningkai.

Selamat tinggal, gadisku.

Selamat tinggal, dunia.

Polisi menyelipkan tali tambang itu itu di leher Taehyun.

"Dalam hitungan ketiga, kita tarik talinya." Ucap polisi itu.

"Satu,"

Semuanya bersiap untuk menarik talinya.

"Dua,"

"Tiga,"


















"Tunggu!"

************************************

Deg-deg....





Salam manis,
A

S(He) is Psycopath - Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang