pt. 72 : Beraksi

902 123 24
                                    

Siang ini, Lira sedang berkunjung ke rumahnya Hueningkai. Gadis cantik itu duduk di sofa empuk milik Hueningkai.

Hueningkai duduk disebelahnya. Menatap Lira dengan lekat. Membuat gadis itu risih karena diperhatikan terus.

"Hueningkai," Panggil Lira.

"Hm," Sahut Hueningkai tanpa mengedipkan matanya.

"Jangan menatapku seperti itu," Ucap Lira sambil memanyunkan bibirnya.

"Kau cantik hari ini. Izinkan aku untuk menatapmu," Kata Hueningkai.

Lira mendesis kesal, akhirnya gadis itu mendorong wajah Hueningkai agar menjauh.

Hueningkai berdecak kesal, tidak terima. "Risihan amat,"

"Biarkan saja," Lira memeletkan lidahnya pada Hueningkai.

Memang pasangan yang satu ini berbeda. Jika pasangan yang lain akan romantis-romantisan. Maka mereka akan saling mengejek dan bertengkar.

Taehyun yang baru saja istirahat pun sedikit terkejut melihat ada Lira disini.

"Eh? Lira?"

Lira dan Hueningkai sama-sama menoleh.

"Ah, Kak Taehyun," Sapa Lira sambil tersenyum. Gadis itupun berdiri.

"Ada apa? Kalian menungguku?" Tanya Taehyun baru duduk di sofa.

"Iya," Jawab Lira.

"Kalian belum bikin minum?" Tanya Taehyun.

"Sudah. Tadi Hueningkai sudah membuatkan minum," Jawab Lira.

Taehyun memanggut-manggut, "Kalau begitu, aku ingin bebersih dulu. Kalian mengobrol saja dulu, ya."

Taehyun pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya.

"Sst!"

Hueningkai menoleh, "Apa?"

"Bagaimana cara bertanya nya?" Tanya Lira dengan alis yang berkerut cemas.

Hueningkai berpikir sambil mengelus dagunya.

"Ya, kita tinggal to the point saja," Ucap Hueningkai mengusulkan.

Lira berdecak, "Alasannya apa?"

"Ya... Alasannya... Eum... Aku tidak tau," Hueningkai mengedikan bahunya.

Lira menghela nafas panjang. Gadis itu lantas bersender di sofa.

"Mereka berdua terlalu gengsian," Gumamnya sambil menatap kosong kedepan.

Hueningkai ikut menyenderkan tubuhnya ke sofa.

"Hm. Tidak seperti kita ya? Kita selalu romantis, meski kadang sering bertengkar." Ucap Hueningkai membuat Lira menatapnya datar.

Yah, mereka berdua memang pasangan yang berbeda. Jika pasangan lain akan romantis-romantisan, maka mereka akan saling mengejek dan bertengkar.

Begitulah kehidupan. Kadang-kadang terasa bahagia. Kadang-kadang terasa sedih. Dan kadang-kadang terasa konyol.


Mereka berdua terus bergelut dengan pikirannya masing-masing, sampai akhirnya Taehyun sudah berjalan menuruni tangga.

Laki-laki berhidung mancung itu lantas mendudukkan dirinya lagi di sofa.

"Kenapa kalian saling diam? Tidak mau membuat minum lagi?" Tawar Taehyun.

Lira menggeleng sambil tersenyum kecil, "Tidak usah. Aku sudah kenyang,"

S(He) is Psycopath - Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang