Distrik 9.
Yoo Kihyun menapaki jalan yang membentang di antara lahan kosong yang menjadi perbatasan antar Distrik lainnya. Kedua netranya memicing ketika melihat seorang wanita mengayuh sepeda tengah menuju ke arahnya. Dalam waktu singkat, kedua netranya kembali melebar setelah ia mengetahui identitas dari si wanita muda tersebut.
Meski tidak melihat wajah wanita muda itu dengan begitu jelas, namun Kihyun mengetahui identitasnya dari pakaian yang di kenakan oleh wanita muda itu karna dari sekian banyaknya gadis di Distrik 9, hanya gadis itulah yang mengenakan Hanbok (Pakaian tradisional Korea) setiap hari. Dan wanita muda itu tidak lain adalah gadisnya sendiri, Kim Sohye.
Keduanya saling terhubung melalui cincin yang melingkar di jari manis masing-masing. Sebuah tanda kepemilikan yang membuat semua pemuda di Distrik 9 tidak berani mendekati Sohye, karna mengetahui bahwa wanita muda itu telah di miliki oleh Monster kecil penjaga Distrik 9.
Setelah jarak mereka cukup dekat dan tampaknya Sohye pun juga telah menyadari kehadiran Kihyun. Pemuda itupun menghentikan langkahnya dan lebih memilih untuk menunggu hingga pujaan hatinya yang datang padanya.
"Oppa..." seru Sohye dengan senyum lebar di wajah cantiknya yang semakin membuatnya bersemangat untuk mengayuh sepeda usangnya. Gadis itu lantas menghentikan sepedanya dan langsung turun.
"Kau baru pulang?"
"Ya." jawab Kihyun singkat sembari menghampiri wanita muda itu dan berhenti di hadapannya.
"Kau ingin pergi kemana?" Kihyun bertanya sembari menyingkirkan helaian rambut yang berada di wajah Sohye.
"Ibuku sedang sakit, persediaan obat di Distrik 9 sudah habis, jadi aku ingin membelinya di Distrik 8." terang Sohye dan tanpa gadis itu sadari bahwa pernyataannya sebelumnya telah membuat dahi Kihyun berkerut dengan mata yang menyipit.
"Ya! Kau ini wanita, kau tidak tahu seberapa berbahayanya di luar sana. Jika terjadi sesuatu padamu, aku harus bagaimana?"
"Aku tidak apa-apa... Distrik 8 masih baik-baik saja."
"Apanya yang baik-baik saja? Kembalilah ke rumah! Biar aku yang membelinya."
"Tidak... Aku tidak apa-apa, lagi pula Oppa juga baru saja kembali."
"Menurutlah pada pria yang sudah menjadi tunanganmu. Berikan uangnya dan kembali ke rumah!"
Sohye menghela napasnya, jika sudah begini, melawan pun juga akan percuma. Tidak ada yang bisa mengalahkan sifat keras kepala dari seorang Yoo Kihyun yang terkadang bermulut tajam. Dengan tak relanya, Sohye pun menyerahkan uang yang ia bawa kepada Kihyun.
"Pulanglah!"
"Tidak ingin ku temani?"
Kihyun menggeleng. "Tidak perlu."
"Oppa bisa menggunakan sepedaku."
"Kembalilah ke rumah dan jangan pergi kemana-mana sebelum aku kembali."
Sohye mengerucutkan bibirnya, baru menjadi tunangan saja, Kihyun sudah melarangnya untuk berbicara dengan pemuda lain. Bagaimana jika sudah menikah nanti, itulah hal yang selalu membayangi Sohye setiap kali ia bertegur sapa dengan para pemuda lain di Distrik 9. Namun ada satu pemuda yang di bebaskan oleh Kihyun untuk berbicara dengannya, dan pemuda itu bernama Lee Minhyuk.
Sohye kembali memutar sepedanya dan bukannya menaikinya, wanita muda itu justru menuntun sepedanya untuk kembali ke Distrik 9 dan sempat sesekali menoleh ke belakang. Melihat Kihyun yang masih berdiri di tempat sebelumnya dan sempat melambaikan tangan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historical Fiction1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...