Kekacauan malam itu masih berlanjut dan pada akhirnya sampai pada pendengaran Kihyun. Kelopak mata itu terbuka untuk menyambut rasa sakit yang tak kunjung menghilang. Lebih jelas lagi ia dengar suara tembakan yang saling bersahutan dan suara bising dari kejauhan.
Masih dalam posisi tengkurap, Kihyun menoleh ke arah Changkyun yang berbaring di sampingnya. Pemuda itu tampak tak terganggu oleh suara bising di luar tempat mereka bernaung.
"Changkyun ... Lim Changkyun," panggilan dari suara lemah yang berhasil mengembalikan kesadaran Changkyun.
Changkyun sedikit tersentak sebelum bangkit dengan wajah yang khawatir. "Ada apa? Hyeong memerlukan sesuatu?"
"Di luar sana, apa yang terjadi?"
Changkyun memandang pintu keluar, dan saat itu telinga pemuda itu samar-samar menangkap suara bising dari luar.
"Terjadi sesuatu di sana," gumam Kihyun.
"Aku akan memeriksanya." Changkyun turun dari ranjang.
"Jangan jauh-jauh," Kihyun memperingatkan yang kemudian diangguki oleh Changkyun.
Changkyun keluar dan menutup pintu. Berjalan menjauh dan berhenti pada jarak dua meter. Memandang ke arah pemukiman, netra Changkyun menangkap cahaya kemerahan yang berasal dari tempat itu bersamaan dengan suara tembakan dan juga teriakan yang saling bersahutan.
Perasaan cemas tiba-tiba menghampiri Changkyun. Pemuda itu tak tahu apa yang tengah terjadi di pemukiman, tapi saat itu pikirannya hanya tertuju pada rekan-rekannya. Changkyun yakin bahwa telah terjadi sesuatu yang mengerikan di pemukiman saat itu. Namun ia tak bisa meninggalkan Kihyun, karena pergi pun tampaknya hanya akan mengantar nyawa.
Setelah berdiri di luar beberapa menit, Changkyun memutuskan untuk kembali ke dalam gubuk dan menghampiri Kihyun yang masih terjaga.
"Apa yang terjadi?"
"Sepertinya terjadi kebakaran di distrik."
"Hanya itu?"
Changkyun mengangguk, tak ingin semakin membuat Kihyun khawatir ketika ia menyampaikan apa yang saat ini ia pikirkan.
"Tapi kenapa ada suara tembakan?"
"Aku melihat cahaya kemerahan di sana, sepertinya kebakarannya cukup besar," Changkyun masih mencoba menyangkal.
"Aku berharap itu bukan mereka."
Changkyun terdiam. Tak mampu menyangkal ataupun membenarkan ketika pada kenyataannya dia memiliki jalan pikiran yang sama dengan Kihyun.
"Malam masih panjang, lanjutkan tidurmu."
Tak ada lagi yang ingin dikatakan oleh Changkyun. Pemuda itu kembali naik ke atas ranjang dan berbaring membelakangi Kihyun untuk menghindari pertanyaan yang mungkin akan terucap lagi oleh Kihyun. Namun tak ada ketenangan yang tersisa, bahkan ketika suara bising itu mulai mereda, keduanya masih terjaga hingga garis cahaya terlihat di ujung timur dan keduanya terlelap dalam kekhawatiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Ficción histórica1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...