Hari berganti, keributan semalam setidaknya tengah memberikan sedikit ketenangan pagi itu ketika para militer sibuk dengan bangunan yang hangus semalam. Hoseok dan Minho lantas memutuskan untuk kembali ke rumah Kihyun. Saat sampai di halaman, keduanya melihat para pemuda Distrik 1 yang berada di teras rumah Sohye. Dan mereka lantas menghampiri rekan-rekan mereka terlebih dulu.
"Kalian sudah makan?" tanya Hoseok yang kemudian diangguki oleh beberapa orang.
"Kalian sudah mendengar kebakaran Kantor Kepala Distrik semalam?" tanya Changbin.
Minho sempat bertukar pandang dengan Hoseok sebelum memberi jawaban. "Kami mendengarnya. Ada siapa saja di rumah?"
"Hanya ada senior Jooheon dan senior Hyunwoo."
"Kihyun tidak ada?" sahut Hoseok.
"Setelah kalian pergi semalam, senior Kihyun kembali ke Gereja. Hyunjin dan Jisung sedang pergi ke sana untuk melihatnya."
Hoseok mengangguk. "Ya sudah, aku akan melihat mereka berdua. Kalian jangan pergi terlalu jauh."
Hoseok lantas meninggalkan para pemuda itu dan beralih ke rumah Kihyun. Membuka pintu kayu itu, pandangan Hoseok menemukan Jooheon yang saat itu duduk di ruang tamu dengan pandangan yang mengarah lurus ke depan meski terdapat orang lain di sana.
Hoseok memperhatikan Jooheon sembari menutup pintu dengan hati-hati. Merasa heran karena untuk kali pertama ia melihat Jooheon melamun sampai tidak menyadari kehadiran orang lain di sekitarnya. Hoseok lantas berjalan mendekat dengan langkah tanpa suara dan berhenti tepat di samping Jooheon.
"Lee Jooheon."
Jooheon tersentak dan lantas berteriak, "arghh ... Ya!!!" Pemuda itu memegangi dadanya dengan wajah yang tampak terkejut. Sedangkan Hoseok tak merasa bersalah.
"Tidak bisakah Hyeong datang secara baik-baik? Kenapa harus datang seperti hantu?" protes Jooheon dengan suara yang meninggi.
"Aku datang lewat pintu, dan pintunya sudah jelas-jelas berbunyi saat aku membukanya. Kau saja yang berlebihan."
Jooheon menggerutu, "berlebihan apanya? Jika aku terkena serangan jantung, bagaimana?"
Hoseok memukul bahu Jooheon dan kembali membuat pemuda itu tersentak sebelum menatap tajam.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Apa? Memangnya ada yang bisa kupikirkan?" terdengar kesal.
"Ah ... aku lupa, kau bahkan tidak pernah berpikir."
Jooheon memalingkan wajahnya dan mencibir.
"Ada apa? Tidak biasanya kau melamun?" tanya Hoseok kemudian.
Jooheon sekilas memandang dengan sinis sebelum bergumam, "siapa juga yang melamun?"
"Kau sudah tertangkap basah, percuma saja mengelak ... katakan padaku apa yang kau pikirkan sampai seserius itu."
Jooheon sekilas memiringkan kepalanya, tampak penuh pertimbangan sebelum berbicara. "Ada yang salah dengan Kihyun Hyeong."
"Salah bagaimana?"
"Tentu saja salah. Changkyun sampai sekarang tidak ada kabar, tapi kenapa orang itu masih terlihat tenang-tenang saja?" Jooheon memandang Hoseok. "Bukankah ini aneh? Bahkan saat Changkyun masih di sini, Kihyun Hyeong tidak akan membiarkan siapapun mengganggu anak itu. Tapi sekarang ... kenapa menjadi seperti ini? Jujur saja aku merasa terganggu dengan sikap orang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Ficção Histórica1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...