Paman Shin keluar dari ruangan Kolonel Shin bertepatan dengan seorang perwira yang hendak masuk ke ruangan Kolonel Shin. Keduanya sekilas saling bertemu pandang sebelum berlalu begitu saja. Tanpa menutup pintu terlebih dulu, sang perwira menyampaikan pesan pada Kolonel Shin.
"Kolonel, kami menangkap mata-mata Korea Utara."
Paman Shin yang hendak pergi pun lantas mengurungkan niatnya dan memandang ke dalam ruangan Kolonel Shin. Sedangkan saat itu Kolonel Shin segera beranjak dari tempat duduknya.
"Di mana dia sekarang?"
"Di sel tahanan."
Kolonel Shin segera meninggalkan ruangannya dan mengabaikan paman Shin yang masih berada di sana. Merasa penasaran, paman Shin lantas menyusul kepergian Kolonel Shin. Tak sampai lima menit keduanya sudah sampai di sel tahanan di mana Taehwa berada. Dan Taehwa yang menyadari kedatangan dua orang itu lantas mengalihkan pandangannya yang sebelumnya tertuju pada Sohye.
"Bawa dia ke ruang interogasi."
"Baik, Pak."
Kolonel Shin sekilas memperhatikan Sohye sebelum meninggalkan tempat itu, dan langkahnya terhenti ketika paman Shin berdiri di hadapannya.
"Kau masih di sini rupanya."
"Apa yang akan kalian lakukan pada mata-mata itu?"
"Kau bukanlah orang yang memiliki hak untuk ikut campur dalam urusan Militer. Jika urusanmu sudah selesai, segera bawa anak itu pergi dari sini."
Perhatian paman Shin teralihkan oleh kedatangan dua perwira dari arah belakang Kolonel Shin. Namun yang membuatnya terkejut adalah Taehwa yang dibawa oleh kedua militer itu.
"Tuan Muda?" Paman Shin kemudian memandang Kolonel Shin dengan tatapan menuntut. "Apa yang sudah kalian lakukan padanya?"
"Apa maksudmu? Kau mengenal mata-mata ini?"
"Bagaimana bisa kau memberikan tuduhan semacam itu kepada putra dari Presidenmu sendiri?"
Ketiga perwira termasuk Kolonel Shin tentu saja terkejut dengan ucapan paman Shin, sehingga satu perwira yang sebelumnya menahan tangan Taehwa lantas melepaskan pemuda itu. Paman Shin kemudian mendekati Taehwa, memastikan bahwa pemuda itu baik-baik saja.
"Tuan Muda baik-baik saja?"
"Tidak apa-apa, Paman tidak perlu berlebihan."
"Apa-apaan ini?" tegur Kolonel Shin.
Paman Shin lantas kembali memandang sang perwira dengan tatapan marah. "Orang yang kalian sebut sebagai mata-mata adalah putra dari Presiden Park."
Kolonel Shin memandang Taehwa dari bawah hingga atas dengan tatapan yang terkesan meremehkan. "Park Taehwa, kah? Kalau begitu kenapa kau membiarkan mereka membawamu kemari?"
"Aku sudah mengatakan pada mereka bahwa aku adalah rakyat Republik Korea. Tanyakan pada mereka kenapa justru membawaku kemari sebagai mata-mata," balas Taehwa tenang, namun tak terlalu bersahabat.
"Baiklah, aku rasa ini hanyalah kesalahpahaman. Mari kita lupakan masalah ini dan kalian bisa pergi dengan tenang."
"Kau tidak perlu repot-repot mengusirku, Pak. Aku tahu ke arah mana aku harus pergi." Bersikap sedikit arogan, Taehwa lantas meninggalkan Kolonel Shin bersama paman Shin yang mengikut di belakangnya.
Keduanya keluar dari Camp Militer. Namun ketika hendak masuk ke mobil, perhatian mereka teralihkan oleh beberapa mobil yang berhenti di halaman. Dari sana Komandan Divisi Infanteri 1, Chun Doohwan—keluar dan keterkejutan itu berada di pihak keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Ficção Histórica1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...