Bab 5 : Pembakaran Dokumen, Terkuburnya Rahasia Distrik 7

221 37 25
                                    

Selesai membersihkan diri, Changkyun keluar dari kamar mandi sembari mengenakan kaos lengan pendek berwarna abu-abu. Pemuda itu lantas berjalan menuju pintu keluar untuk menghampiri Seunghwa yang saat itu masih sibuk di dapur. Namun ketika ia hendak membuka pintu, ia menemukan sebuah memo yang tertempel pada pintu. Ia pun segera mengambil memo tersebut dan membacanya.

"Aku tunggu di tempat biasa." bunyi pesan yang di tulis oleh Kihyun.

Changkyun lantas bergegas keluar kamar dan langsung menuju dapur.

"Kau sudah selesai?" tegur Seunghwa. "Makanlah, bibi sudah memanaskan supnya."

"Aku makan nanti saja, aku akan menyusul Kihyun Hyeongnim terlebih dulu."

"Kau ini... Biarkan saja dia, kakakmu memang seperti itu. Jika dia lapar, dia pasti pulang."

"Aku akan membawa Hyeongnim pulang untuk makan bersama."

Seunghwa menghela napas lembut ketika kembali di hadapkan dengan sikap keras kepala kedua putranya. Meski pada kenyataanya Changkyun hanyalah putra angkatnya, namun sikap keras kepala pemuda itu sangat mirip dengan Kihyun. "Ya sudah, jangan pergi lama-lama."

Changkyun mengangguk dan lantas meninggalkan dapur. Meninggalkan rumah, dia berjalan menyusuri halaman sembari merobek memo yang sebelumnya di tinggalkan oleh Kihyun menjadi potongan-potongan kecil sebelum menjatuhkannya ke tanah.

Menyusuri jalanan di antara rumah-rumah penduduk dengan pencahayaan yang minim, langkah kaki Changkyun berjalan menjauhi pemukiman dan mengarah pada Bukit terlarang. Setelah beberapa menit menyusuri kaki Bukit terlarang, pandangannya menangkap sebuah gubuk yang di kelilingi oleh rumput-rumput liar setinggi pinggang orang dewasa.

Dan di sanalah Kihyun menunggunya. Menunggu di tempat persembunyian mereka, tempat rahasia yang hanya di gunakan oleh keduanya. Karena meski beberapa orang mengetahui keberadaan gubuk tersebut, tidak ada yang berani untuk bersinggah ke sana. Selain karena lokasinya yang berada di Bukit terlarang, lahan itu adalah lahan milik keluarga Kihyun.

Tidak membutuhkan waktu lama hingga Changkyun berhasil menjangkau gubuk yang juga berada di dekat aliran sungai tersebut. Pemuda itu lantas membuka pintu gubuk dan berhasil menarik perhatian dari Kihyun yang saat itu duduk di tepian ranjang kayu.

"Baru datang?"

"Hyeongnim tidak pulang?" Changkyun berjalan mendekat dan menempatkan diri duduk di sampingku Kihyun. Pandangan pemuda itu lantas tertuju pada beberapa berkas yang tergeletak di atas ranjang tepat di samping ransel Kihyun, sedangkan Kihyun saat itu memegang sebuah berkas yang sama. "Berkas apa itu?"

"Aku baru ingin menanyakannya padamu." Kihyun menyerahkan berkas di tangannya pada Changkyun yang segera membuka berkas tersebut.

Netra tajam Changkyun
tiba-tiba memicing, menunjukkan sedikit keterkejutan pada apa yang kini di hadapkan padanya. Namun ia dengan cepat mengontrol garis wajahnya sebelum Kihyun menyadarinya.

"Dari mana Hyeongnim mendapatkan ini?"

"Kenapa? Kau mengerti maksud dari tulisan itu?"

Changkyun menggeleng.

"Aku baru mendapatkannya kemarin."

"Bakar saja." Changkyun mengembalikan berkas di tangannya pada Kihyun.

"Sepertinya ini sangat penting."

"Justru karena itu penting. Jika sampai ada yang tahu bahwa Hyeongnim sudah mencuri berkas-berkas itu, Hyeongnim bisa saja dalam bahaya."

DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang