Sebelum fajar menyingsing, para aktivis Distrik 1 telah bersiaga di stasiun dan segera meninggalkan Distrik 9 dengan menumpangi kereta api keberangkatan pertama hari itu. Berbekalkan keyakinan, mereka telah memutuskan untuk pergi. Masing-masing dari mereka diberikan sejumlah uang untuk berjaga-jaga jika mereka terpisah di tengah jalan.
Berjalan ke arah utara. Para aktivis Distrik 1 mengikuti arahan dari para senior mereka untuk menghindari Distrik 1. Dan pagi itu dikabarkan bahwa telah terjadi kebakaran di beberapa titik di Distrik 9, 7 dan juga 5. Dimana kedua tempat terakhir adalah tempat yang disinggahi oleh para aktivis Distrik 1. Dan tentunya kebakaran pagi itu berhasil mengalihkan perhatian para anggota Militer, karena insiden itu sepertinya memang disengaja.
Berjalan dengan waspada di jalanan perkampungan yang terlihat sepi dan sedikit gelap, Jooheon sesekali menoleh ke belakang sembari mengimbangi langkah Changkyun. Keduanya saat ini berada di Distrik 7. Dan setelah berhasil membuat kekacauan pagi itu dengan membakar sebuah bangunan di sekitar Camp Militer Distrik 7, mereka bergegas kembali ke Distrik 9 sebelum keberadaan mereka diketahui. Namun sayangnya, sebuah siluet hitam sedari tadi mengikuti langkah mereka dan segera melarikan diri ketika siluet itu tampanknya telah menemukan sesuatu yang dicarinya.
Tepat setelah langit di bagian timur menunjukkan garis cahaya yang dengan cepat merambah ke bagian barat. Menggantikan langit gelap dengan langit biru cerah, keduanya kembali menapakkan kaki mereka di Distrik 9.
Changkyun menghentikan langkahnya dan segera menahan dada Jooheon. Menarik pemuda itu untuk mundur dan bersembunyi di balik bangunan ketika melihat beberapa anggota Militer berjalan ke arah mereka.
"Ada apa?"
"Kita cari jalan lain."
Mata Jooheon memicing. Dia hendak keluar dari tempat persembunyian mereka, namun saat itu Changkyun menahan bahunya.
"Jangan menghancurkan rencana kita. Kita harus pulang sekarang."
Jooheon menatap jengah sebelum mengambil langkah ke arah lain dengan mulut yang menggerutu, "aku benci harus menjadi tikus tanah."
Beberapa menit berjalan, keduanya sampai di halaman belakang rumah Hoseok. Keduanya kemudian masuk melalui pintu belakang dan membuat Minhyuk yang saat itu tengah meminum segelas air lantas tersedak karena melihat kedatangan keduanya yang tiba-tiba.
"Kenapa?" tegur Jooheon dengan wajah bingung ketika melihat Minhyuk terbatuk-batuk.
Dari depan Hyungwon datang setelah mendengar suara batuk dari Minhyuk dan menghentikan langkahnya ketika menemukan Jooheon dan Changkyun.
"Kalian baru sampai?" tegur Hyungwon. Mereka kemudian menghampiri Minhyuk dan kemudian duduk mengelilingi meja makan.
Minhyuk yang sudah berhenti terbatuk lantas ikut duduk di samping Hyungwon.
"Orang tua," cibir Jooheon dan mendapatkan satu tendangan pada kakinya yang berada di bawah meja dan membuatnya meringis.
Changkyun mengambil alih. "Apa mereka sudah berangkat?"
Minhyuk menyahuti, "mereka berangkat setelah kalian. Jika berjalan dengan lancar, mungkin saat ini mereka dalam perjalanan meninggalkan Distrik 7."
Jooheon mengeluh sembari menyandarkan punggungnya, "Aigoo! Kakiku rasanya sudah kehilangan tulangnya karena berjalan sejauh ini."
"Bocah, aku bahkan pernah berjalan dari sini ke Distrik 1," sinis Minhyuk.
"Hyeong saja yang bodoh, kenapa mau berjalan sejauh itu?"
"Tutup mulutmu." Minhyuk mengalihkan pandangannya pada Changkyun. "Kalian tidak bertemu dengan Hoseok Hyeong dan Hyunwoo Hyeong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Fiction Historique1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...