Lembar 66

85 18 4
                                    

    "Aku tidak bisa membiarkan Presiden hidup lebih lama lagi ... jika Presiden berkhianat."

    Napas Chunghee tercekat. Netranya menangkap pergerakan belati yang terlepas dari tangan Kihyun dan menancap pada denah di atas meja. Chunghee tak melihat adanya keraguan dalam sorot mata Kihyun, yang menandakan bahwa pemuda itu benar-benar serius akan perkataannya barusan.

    "Di tempat ini."

    Pandangan Chunghee terjatuh pada arah yang dimaksud oleh Kihyun dan tak lain adalah bagian yang tertancap belati.

    "Para Ilmuwan berkumpul di sana dan sedang melakukan penelitian terlarang."

    "Apa maksudmu?"

    "Mereka menggunakan manusia, sebagai objek percobaan."

    Chunghee merasa pijakannya semakin menipis. Kenyataan yang dibawa oleh pemuda asing di hadapannya itu benar-benar membuatnya terperangah. Selama ini dia berusaha melindungi negara dan kekuasaannya. Namun apa yang terjadi di sembilan Distrik itu benar-benar sesuatu yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

    "Mereka ... menggunakan manusia, sebagai objek penelitian?"

    "Benar."

    "Dari mana kau tahu semua itu?"

    "Aku melihatnya sendiri. Tepatnya empat tahun yang lalu aku mencuri berkas-berkas penting di laboratorium. Di sana aku melihat mereka memasukkan seseorang ke dalam tabung raksasa ... jika Presiden meragukannya, Presiden bisa datang ke sana dan menyaksikannya sendiri."

    "Tidak mungkin, kenapa seperti ini?" gumam Chunghee yang masih tampak terguncang.

    Setelahnya Kihyun tak lagi berbicara. Memberikan waktu bagi Chunghee untuk memikirkan apa yang baru saja ia sampaikan hingga sang Presiden sendirilah yang kemudian kembali memulai pembicaraan.

    "Kenapa aku tidak mengetahui hal ini lebih awal?"

    "Kami tidak membutuhkan penyesalan Presiden. Jika Presiden bisa menyelamatkan saudara-saudaraku, aku baru akan mengakui Presiden sebagai pimpinan tertinggi negara."

    "Apa rencanamu setelah ini?"

    "Kembali ke Distrik dan mengambil alih Distrik dengan paksa."

    "Siapa namamu?"

    Sempat terdiam, Kihyun lantas memberikan jawaban, "Yoo Kihyun, dari Distrik 9."

    Chunghee menampakkan keterkejutan di wajahnya, dia masih ingat betul dengan nama yang disebutkan oleh para pemuda Distrik 1 waktu itu. Dan siapa sangka bahwa pemuda yang mereka maksud saat itu, justru berada di hadapannya saat ini.

    "Jadi kau, kah orangnya? Ketua aktivis Distrik 9, Yoo Kihyun?"

    Mata Kihyun sedikit memicing penuh selidik. "Dari mana Presiden mengetahui itu semua?"

    "Kemarin, ada beberapa anak muda menghadangku di perjalanan. Mereka menyampaikan deklarasi perang dari ketua aktivis Distrik 9. Jadi benarkah kau orangnya?"

    Batin Kihyun tersentak ketika mendengar penuturan Presiden. Mungkinkah rekan-rekannya sudah sampai di sana sebelum ia datang?

    "Anak muda itu, siapa mereka?"

    "Beri aku jawaban dan aku akan memberikan jawaban yang kau inginkan."

    "Hanya ada satu Yoo Kihyun di Distrik 9, Presiden tahu sendiri jawabannya."

    Chunghee sekilas menganggukkan kepalanya dan kembali memandang Kihyun. "Mereka mengatakan bahwa mereka adalah kelompok aktivis Distrik 1."

    Dahi Kihyun menunjukkan kerutan yang menyatakan rasa herannya. "Berapa jumlah mereka?"

DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang