Minhyuk keluar dari Kantor Kepala Distrik dengan raut wajah yang tampak tengah mempertimbangkan sesuatu sebelum perhatiannya teralihkan ketika ia menyadari kehadiran rekan-rekannya yang sepertinya sudah menunggunya.
Berjalan tanpa minat, Minhyuk menghampiri ketiga rekannya tanpa Hyunwoo. Teguran pertama di lontarkan oleh Hoseok, "kau sendirian? Di mana Hyungwon?"
"Dia pergi sebelum aku sampai. Jika kalian tidak sibuk, tolong bantu aku menemukan anak itu."
Minhyuk kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Namun Hoseok yang merasa bahwa Minhyuk sedikit aneh waktu itu, segera menahan lengan pemuda itu.
"Apa yang terjadi?"
"Kita bicarakan di rumah saja."
"Katakan sekarang."
Tampak keraguan dalam sorot mata Minhyuk. Pandangannya mengarah pada Changkyun dan Jooheon bergantian sebelum jawaban itu ia berikan. "Kepala Distrik ... dia sudah menanda tangani petisinya."
Ketiga orang itu bingung dan pertanyaan itu keluar dari mulut Jooheon, "petisi apa?"
"Distrik 9 jatuh, ke tangan Militer."
Ketiganya terkejut dan genggaman pada pergelangan tangan Minhyuk terlepas begitu saja.
"Kenapa? Kenapa secepat ini?" gumam Hoseok tak percaya.
Jooheon menyunggingkan senyumnya. "Benar-benar lelucon yang konyol," lantas pergi terlebih dulu dengan mulut yang menggerutu.
Hoseok sekilas menggaruk keningnya. Terlihat frustasi sebelum kembali memandang Minhyuk dan Changkyun. "Kita temukan Hyungwon terlebih dulu."
"Bukit terlarang," celetuk Changkyun.
"Kita pergi ke sana sekarang," ucap Hoseok tanpa ada pertimbangan terlebih dulu.
Minhyuk menyahut, "kalian tunggu saja di rumah, biar aku yang ke sana."
Hoseok menatap ragu. "Kau yakin?"
"Ada urusan keluarga yang harus kami selesaikan. Kami akan menemui kalian di rumah Kihyun setelah ini."
Minhyuk kemudian pergi, begitupun dengan Changkyun dan Hoseok yang kembali ke rumah. Sedikit mempercepat langkahnya, Minhyuk berkejaran dengan waktu yang semakin menyempit ketika matahari semakin jatuh ke bagian barat dan kegelapan mulai merambah dari arah timur.
Tepat setelah matahari tepat berada di ujung barat, saat itu langkah Minhyuk sampai di puncak bukit terlarang. Menemukan siluet hitam milik Hyungwon yang duduk membelakangi matahari.
Dengan napas yang terdengar memburu, Minhyuk menghampiri Hyungwon dan segera menjatuhkan kedua lututnya di hadapan pemuda itu. Kedua tangannya menekan lutut, sejenak mengambil waktu untuk menormalkan pernapasan serta detak jantungnya yang bekerja lebih keras.
Satu tarikan napas panjang, Minhyuk lantas memandang pemuda yang sama sekali tak menunjukkan respon terhadap kedatangannya. Dan kegelapan yang telah mengambil alih separuh dari langit yang membentang di atas mereka membuat Minhyuk tak mampu menemukan luka kecil di sudut bibir Hyungwon.
"Kenapa tidak langsung pulang ke rumah Kihyun?"
Hyungwon tak menjawab, hanya memalingkan wajahnya untuk menghindari kontak mata dengan Minhyuk.
"Aku sudah mendengar semua dari paman," penyataan yang kembali membawa pandangan Hyungwon mengarah padanya.
Minhyuk mengangkat kedua tangannya dan menggunakannya untuk memegang kedua bahu Hyungwon. "Pergilah ... biar aku yang menjaga paman di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historical Fiction1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...