Distrik 7.
Menjelang siang hari, Kihyun dipindahkan ke ruang bawah tanah yang terasa lebih pengap dan panas karena terdapat api yang menyala di perapian yang berada dalam ruangan yang tak terlalu besar itu. Tempat yang terlihat kotor dengan beberapa batang besi yang berserakan. Kihyun tidak tahu menahu tentang ruang bawah tanah itu sebelumnya, dan pikirannya mulai tidak tenang ketika seorang pria berpakaian dokter yang tak lain adalah Profesor Lim—memasuki ruangan itu.
"Jadi ini orangnya?" tanya Profesor Lim yang memperhatikan wajah Kihyun.
"Benar, Profesor," sahut seorang pria di samping Profesor Lim.
Profesor Lim memberikan isyarat kepada pria yang berdiri di belakang Kihyun, dan pria itu lantas menendang kaki Kihyun hingga satu lutut pemuda itu menghantam lantai dengan cukup keras.
"Haruskah kita mulai sekarang, Profesor Lim?" tanya pria di samping Profesor Lim. Dan berkat teguran itu, Kihyun mengetahui bahwa pria yang saat itu mendekatinya tidak lain adalah ayah dari Lim Changkyun.
"Berikan aku waktu sebentar," ucap Profesor Lim. Pria itu kemudian menjatuhkan satu lututnya di hadapan Kihyun. Membuat keduanya saling bertemu pandang.
"Aku membutuhkan jawabanmu. Apa benar kaulah orang yang sudah menjarah tempat ini empat tahun yang lalu, Yoo Kihyun?"
Netra Kihyun sedikit melebar, menegaskan rasa keterkejutannya.
"Sekarang jawab pertanyaanku."
Bukanlah sebuah jawaban yang keluar dari mulut Kihyun, melainkan sebuah cibiran. "Jadi kau adalah Lim Siwan itu? Pria keji yang menjadikan putranya sendiri sebagai objek percobaan."
Senyum Profesor Lim tersungging. "Sepertinya aku harus berterima kasih padamu karena kau dan keluargamu sudah membesarkan putraku secara cuma-cuma. Tapi bagaimanapun juga dia tetaplah putraku, dan pada akhirnya dia akan kembali padaku."
Kedua tangan Kihyun terkepal kuat. Jika saja tangannya tidak terikat, saat itu juga dia akan menghajar pria yang tak memiliki belas kasih di hadapannya itu.
"Putraku telah memilih untuk kembali padaku, dan kau tidak perlu lagi mempedulikan anak itu ... sekarang jawab pertanyaanku. Kau ke manakan berkas yang kau curi empat tahun yang lalu?"
"Aku membakarnya," jawab Kihyun dengan netra tajam yang tak lepas dari wajah Profesor Lim.
"Kau yakin tidak menunjukkannya pada Presiden?"
Batin Kihyun sempat tersentak, namun setelah ia mengerti maksud dari pertanyaan Profesor Lim, dia tertawa pelan. Seakan tengah menertawakan orang tua di hadapannya saat ini, meski ia tidak tahu dari mana Profesor Lim tahu bahwa ia sudah bertemu dengan Chunghee.
"Kenapa kau tertawa?"
Tawa Kihyun terhenti, kembali menatap tajam sang lawan bicara. "Kalian takut? Sepertinya memang benar bahwa kalian semua bersekongkol untuk membodohi Park."
Profesor Lim menatap tanpa minat. "Aku tidak sedang ingin bermain-main denganmu. Jadi sebaiknya katakan apa yang perlu dikatakan sebelum kau tidak bisa bicara lagi."
"Empat tahun yang lalu, aku membakar semuanya. Tapi siapa yang peduli? Setelah ini, kalian semua akan hancur."
Profesor Lim memalingkan wajahnya sembari mendorong kasar kepala Kihyun ke samping sebelum beranjak berdiri. Pria itu lantas menjauh sembari berucap, "lakukan sekarang."
Kedua pria yang ada di sana mengangguk, dan saat itu ikatan di tangan Kihyun terlepas. Pria di belakang Kihyun menarik baju pemuda itu hingga berdiri, dan setelahnya tubuh bagian depan Kihyun menghantam dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Fiksi Sejarah1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...