Ketiga pemuda itu menginjakkan kaki mereka di Distrik 1 menjelang sore hari dikarenakan mereka yang harus menghindari para anggota Militer yang tengah berpatroli. Setelah perjalanan mereka terhambat di Distrik 8, mereka sempat melewati hutan dengan berjalan kaki untuk sampai ke Distrik selanjutnya. Dan tentunya itu memakan waktu yang cukup lama.
Berjalan dengan hati-hati di antara rumah penduduk, Hyunjin yang berjalan paling depan kembali menghentikan langkahnya ketika melihat beberapa perwira tidak jauh di depan mereka.
"Hyeong, mundur."
Hyungwon dan Kihyun segera mundur dan mencari tempat persembunyian.
"Hey, bocah! Apa yang sedang kau lakukan di sana?"
Langkah Hyunjin terhenti ketika ia hendak berbelok menyusul kedua pemuda Distrik 9 itu. Pandangan ketiganya bertemu dan Hyunjin memberikan isyarat agar kedua pemuda Distrik 9 itu segera bersembunyi sebelum ia membalik tubuhnya dan menghampiri para perwira itu.
Salah satu perwira memegang puncak kepala Hyunjin dan memaksa pemuda itu menoleh ke kanan dan ke kiri. "Bukankah kau anak nakal itu?"
Hyunjin menepis tangan perwira itu dengan tatapan tak bersahabatnya.
"Cih! Masih berani melawan rupanya ... di mana teman-temanmu itu?"
"Tidak tahu," jawab Hyunjin, acuh.
"Aish ... bocah ini!" Perwira itu hendak memukul kepala Hyunjin, namun rekan di sebelahnya segera menahan dadanya.
"Sudah, biarkan saja. Lebih baik kita lanjutkan patroli."
Perwira yang sebelumnya hendak memukul Hyunjin memandang pemuda itu dan memberikan peringatan, "lihat saja jika kau kembali membuat keributan. Kepalamu milikku, bocah."
Para perwira itu lantas pergi dan Hyunjin melangkah mundur hingga sampai di tikungan dimana Hyungwon dan Kihyun bersembunyi.
"Sudah pergi."
Hyungwon dan Kihyun mendekat, dan teguran pertama Kihyun lontarkan, "kau baik-baik saja?"
Hyunjin mengangguk. "Sebaiknya kita segera pergi dari sini."
Ketiganya melanjutkan perjalanan yang lebih berbahaya ketika terdapat Kihyun di sana. Semakin sore, semakin banyak perwira yang berkeliaran di Distrik 1 dan hal itu cukup menyulitkan bagi ketiganya. Hingga setelah langit yang hampir menggelap seutuhnya menuntun mereka untuk menyusuri halaman rumah Jeongin.
Hyungwon dan Kihyun memandang ke sekeliling ketika Hyunjin mengetuk pintu kayu di hadapannya. Beberapa detik menunggu, pintu terbuka dari dalam dan menunjukkan wajah heran dari ayah Jooheon.
"Siapa kau?"
Hyungwon menampakkan diri di belakang Hyunjin dan sontak membuat ayah Jooheon terkejut.
"Hyungwon?"
"Biarkan kami masuk dulu, Paman," ujar Hyunjin.
"Ah ... ya, ya. Cepat, masuk." Ayah Jooheon menyingkir dari pintu dan kembali terkejut setelah melihat Kihyun berjalan paling belakang.
"Kihyun? Kau masih hidup?"
Hyungwon segera menutup pintu dari dalam, tak lupa menguncinya.
"Bagaimana, apa yang sebenarnya terjadi?" ayah Jooheon kebingungan.
"Kami tidak bisa menjelaskannya, di mana Sohye sekarang?" tanya Kihyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Ficción histórica1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...