Lembar 21.

119 23 6
                                    

Changkyun melangkahkan kakinya menyusuri padang bunga yang berada di sekitar bukit terlarang, namun langkahnya terhenti ketika kakinya hampir saja menginjak tangan seseorang. Dahi Changkyun sedikit berkerut ketika ia mendapati siapa pemilik dari tangan dengan kulit putih pucat itu.

Pemuda itu tidak lain adalah Chae Hyungwon yang sebelumnya meninggalkan rumah dan memilih melanjutkan tidurnya di tengah rumput dan bunga liar di kaki Bukit.

"Hyeongnim," panggil Changkyun, namun tak ada respon dan itu berarti pemuda di hadapannya itu benar-benar tidur.

Tak ingin mengganggu tidur Hyungwon. Changkyun lantas duduk di samping Hyungwon dan memilih untuk menunggu hingga kakaknya itu bangun atas kemauannya sendiri.

Suasana pagi yang begitu tenang dengan udara sejuk yang berbaur dengan aroma bunga-bunga kecil yang menyelimuti Bukit terlarang. Changkyun kembali menjatuhkan pandangannya pada Hyungwon, dan saat itu ia baru sadar bahwa tangan Hyungwon yang berada di atas dada tengah memegang setangkai bunga lambang kehidupan dari Distrik 9. Sangat aneh, namun hal itulah yang membuat Hyungwon terlihat istimewa di mata pemuda itu.

Setelah beberapa menit berlalu, perlahan kelopak mata Hyungwon terbuka. Dia menoleh ke samping ketika ekor matanya menangkap sosok Changkyun yang duduk di sampingnya.

Pemuda itu lantas bangkit. "Sejak kapan kau di sini?"

Changkyun menoleh. "Belum lama. Kenapa Hyeongnim tidur di sini?"

"Hanya ingin saja. Kau sendiri? Sepagi ini sudah di sini."

"Hanya ingin saja," jawaban dari pemuda yang lebih muda membuat tawa ringan keluar dari mulut Hyungwon dan hanya menciptakan seulas senyum tipis di wajah Changkyun.

Keduanya lantas sempat terdiam, menatap apa yang berada di hadapan mereka. Ekor mata Changkyun bergerak ke samping, memperhatikan tangan Hyungwon yang tengah memainkan setangkai bunga di tangannya.

Changkyun lantas memutuskan untuk menegur, "Hyeongnim."

Tak menjawab, Hyungwon hanya balas memandang Changkyun.

"Kenapa Hyeongnim sangat menyukai bunga?"

Hyungwon menjatuhkan pandangannya pada bunga di tangannya dan lantas menjawab, "tidak tahu. Apa aku terlihat aneh?" Hyungwon mengembalikan pandangannya pada Changkyun dengan membawa senyum lebarnya.

Changkyun mengalihkan pandangannya dan menjawab, "tidak, itu tidak aneh sama sekali. Hanya saja ... aku ingin tahu alasannya."

"Boleh aku bertanya?"

Changkyun kembali memandang Hyungwon. "Apa itu?"

"Sebenarnya, dari Distrik berapa kau datang?"

Batin Changkyun tersentak, seketika ia menghindari kontak mata dengan Hyungwon, namun kebingungan yang tiba-tiba terlihat di wajahnya mampu tertangkap oleh pandangan Hyungwon.

"Jangan menghindar lagi, apa kau tidak bosan mendapatkan pertanyaan yang sama setiap hari?"

Changkyun menjatuhkan pandangannya. "Jika begitu, berhenti menanyakannya?"

"Distrik 7?"

Batin Changkyun kembali tersentak, perlahan dia kembali mengangkat wajahnya dan mempertemukan pandangannya dengan Hyungwon.

"Distrik 8? Distrik 6? Atau Distrik 1?"

"Jeolla, aku berasal dari Jeolla," ucap Changkyun tanpa berpikir lebih dulu.

"Bohong! Kihyun Hyeongnim tidak pernah pergi ke sana ... katakan yang sebenarnya."

"Aku sudah mengatakannya pada Hyeongnim."

DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang