Lembar 27.

124 25 16
                                    

Udara pagi menyapa. Perlahan kelopak mata Kihyun terbuka setelah semalaman menunggu kepulangan Changkyun hingga ia yang tertidur di ruang tamu dengan posisi duduk dan kepala yang di taruh di atas meja.

Sedikit mengernyit ketika cahaya dari luar menyapa kedua netranya yang belum terbuka dengan seutuhnya. Pikirannya masih mengambang sampai ia menegakkan tubuhnya dan menyadari alasan kenapa ia sampai bisa tidur di sana.

Teringat akan Changkyun, Kihyun pun segera beranjak dari tempat duduknya dan bergegas menuju kamarnya dengan harapan bahwa adik angkatnya itu sudah berada di dalam kamar.

Pintu kayu itu terbuka oleh tangannya dan hanya membuatnya mendapati ruangan kosong yang masih rapi. Tak ingin menyerah begitu saja, Kihyun masuk dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Im Changkyun, kau di dalam?"

Pintu kamar mandi terbuka, dan kembali tak menemui sang adik angkat. Guratan khawatir tercetak dengan sempurna di wajah Kihyun pagi itu setelah menyadari bahwa Changkyun tidak kembali ke rumah.

"Apa yang sebenarnya dia sembunyikan?" gumam Kihyun.

Membawa keresahan hatinya, pagi itu juga Kihyun meninggalkan rumah untuk mencari keberadaan Changkyun. Berharap bahwa adik angkatnya itu tidak bertindak macam-macam.

Mencari ke sekitar pemukiman hingga langkahnya terhenti ketika ia di pertemukan dengan Hoseok kala ia ingin menuju Bukit terlarang.

"Mencari Changkyun?"

Kihyun terheran karena Hoseok bisa mengetahui tujuannya. "Dari mana Hyeong tahu?"

"Kalian bertengkar?"

Kihyun menggeleng. "Hyeong melihat anak itu?"

"Di kaki Bukit terlarang. Aku tidak tahu apa yang dia cari, tapi dia berdiri di area terlarang."

Raut wajah Kihyun menunjukkan reaksi keterkejutan karena area terlarang yang di maksud oleh Hoseok sebelumnya adalah area di mana banyak ranjau yang di tanam di sana.
Tanpa mengucapkan apapun, Kihyun berjalan melewati Hoseok dengan langkah yang terburu-buru dan menyisakan pertanyaan di wajah Hoseok ketika ia memandang punggung Kihyun yang dengan cepat menghilang dari pandangannya.

    Tanpa mengucapkan apapun, Kihyun berjalan melewati Hoseok dengan langkah yang terburu-buru dan menyisakan pertanyaan di wajah Hoseok ketika ia memandang punggung Kihyun yang dengan cepat menghilang dari pandangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kihyun menapakkan kakinya di kaki Bukit terlarang. Berjalan cukup jauh dari jalan setapak yang biasa mereka lewati untuk menuju puncak Bukit terlarang, pada akhirnya pandangannya menemukan sosok Changkyun yang berdiri memunggunginya.

Sembari memperhatikan setiap langkahnya, Kihyun berjalan mendekat dengan di temani hembusan angin yang mampu menyamarkan suara langkah kakinya hingga ia yang kemudian berdiri di jarak dua meter dari tempat Changkyun berdiri.

"Kenapa menghindariku?"

Batin Changkyun tersentak ketika suara familiar itu menyapa pendengarannya yang sebelumnya hanya di penuhi oleh suara hembusan angin. Perlahan Changkyun memutar kakinya hingga ia berhadapan dengan Kihyun yang memandangnya dengan tatapan lembut seperti biasanya.

DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang