Lembar 63

85 17 8
                                    

    Siang itu, Mark, Jaebum dan juga Kihyun sampai di Seoul setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Dua perwira yang masih mengenakan seragam Militer itu keluar lebih dulu, dan disusul oleh Kihyun yang berada di kursi belakang.

    Setelan jas berwarna hitam yang menutupi kemeja berwarna coklat muda yang Kihyun kenakan saat itu, membuat pemuda itu terlihat lebih berwibawa dan tampak lebih dewasa. Ketiganya kini berada di halaman sebuah rumah tradisional yang tak memiliki tetangga. Kihyun tidak tahu di mana mereka berada sekarang. Yang ia tahu dari kedua perwira itu hanyalah bahwa mereka telah sampai di pusat kota Seoul.

    "Ayo," tegur Mark.

    Ketiganya berjalan menuju rumah yang terlihat sangat sepi. Dan Kihyun baru tahu bahwa rumah itu benar-benar kosong ketika mereka memasuki bangunan itu. Kihyun berdiri di tengah ruangan, sedangkan dua perwira itu masih berada di ambang pintu.

    "Untuk sementara waktu, istirahatlah di sini sampai kami menemukan waktu untuk bertemu dengan Presiden." Mark menutup pintu dan kembali ke depan rumah bersama Jaebum.

    "Kau yakin ini keputusan yang tepat?" tanya Jaebum dan membuat keduanya kembali berhadapan.

    "Kau mengabari ayahmu?"

    "Akan menjadi masalah besar jika dia sampai tahu masalah ini."

    "Kalau begitu jangan biarkan dia tahu."

    "Apa rencanamu setelah ini?"

    "Sangat berbahaya menemui Presiden di rumah dinas. Nanti malam kita akan menemuinya secara pribadi di kediamannya."

    "Kau yakin Presiden tidak berpihak pada mereka? Kau tahu sendiri siapa Park sebelum dia menjadi Presiden. Bahkan sampai sekarang dia belum melepaskan jabatan di Militer."

    "Dia memang pemimpin Korea Selatan. Tapi dia tidak bisa mengendalikan semua orang. Jika kau ragu, kau bisa mundur."

    "Aku bukanlah pengecut, jalankan saja sesuai rencana."

    "Tolong jaga dia," Mark kemudian turun ke halaman.

    "Kau ingin pergi ke mana?"

    "Mencari sesuatu untuk dimakan." Mark kembali ke mobil dan segera meninggalkan halaman rumah.

    Satu helaan keluar dari mulut Jaebum sebelum perwira itu yang kembali masuk ke dalam rumah. Menunggu hingga malam tiba untuk menjalankan rencana pertama mereka, entah akan berhasil atau justru menemui kegagalan.

 Menunggu hingga malam tiba untuk menjalankan rencana pertama mereka, entah akan berhasil atau justru menemui kegagalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Bukit terlarang, Distrik 9.

    Hyungwon berjalan menyusuri jalan setapak yang tertutupi oleh rumput liar. Langkahnya mendekati gubuk tempat Changkyun membawa mereka malam itu. Setelah sampai, Hyungwon segera masuk untuk memeriksa apakah orang yang ia cari berada di sana, dan setelah tak menemukan siapapun. Hyungwon berjalan mengitari gubuk dan berjalan ke arah sungai.

DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang