"Bukanlah nuklir atau amunisi. Ketika seseorang di penuhi kebencian, maka dia bisa menghancurkan apapun meski tanpa nuklir atau amunisi sekalipun!"
Agustus, 1974.Dalam kegelapan malam, sebuah siluet hitam tampak bergerak dengan hati-hati dan sesekali merapatkan diri ke tembok yang terlihat sangat usang ketika menyadari kehadiran beberapa orang yang kemudian melewati tempat persembunyiaannya begitu saja. Padahal jika mereka berhenti sebentar saja, mungkin keduanya akan menemui ajal mereka saat itu juga, karna ujung mata pisau yang mengkilap saat terkena cahaya lampu yang begitu temaram di beberapa sudut bangunan.
Terlihat haus darah ketika tuannya yang begitu waspada akan keadaan di sekitarnya yang membuatnya jauh lebih sensitif dan tidak akan segan-segan untuk menghabisi siapapun yang menyadari keberadaanya. Terkecuali mereka hanyalah warga sipil.
Si penyusup itu kembali melangkahkan kakinya dengan hati-hati dan berhasil menjangkau pintu besi di mana kedua orang yang sempat melewatinya, keluar dari ruangan di balik pintu besi tersebut.
Bergerak dengan sangat berhati-hati namun tak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada. Pada akhirnya si penyusup berhasil menerobos pintu besi tersebut dengan selamat.Dia mengarahkan pandangannya ke sekeliling, mengabsen susunan ruangan yang tampak begitu asing. Dan setelah merasa semua dalam keadaan aman, dia kembali bergerak dan kali ini dia berjalan ke sisi ruangan yang mendapatkan penerangan.
Saat itulah dia menunjukkan sosoknya yang sebenarnya. Tatapan tajam yang siap untuk mengintimidasi siapapun. Tapi sayangnya hanya sekedar sorot mata tajamnya yang ia perlihatakan, di saat ia menggunakan potongan kain untuk menutupi sebagian wajahnya hingga sebatas di bawah kedua netra tajamnya. Benar-benar penampilan yang terlihat sempurna sebagai seorang penyusup.Langkah pelan itu kemudian membawanya mengelilingi ruangan asing tersebut. Langkahnya terhenti, tangannya tergerak untuk menyentuh benda yang melekat pada meja, dan bukan hanya satu, melainkan banyak dan bahkan hampir di semua meja memilikinya.
Sebuah monitor dengan keyboard yang menempel pada meja dan beberapa tabung kaca berukuran kecil yang berada di atas meja tepat di samping monitor. Tangannya perlahan berpindah menyentuh tabung kaca kecil yang kini berada di hadapannya. Tampak telah menemukan ketertarikan tersendiri terhadap gelembung-gelembung kecil yang terdapat di dalam tabung yang berisikan air tersebut.
Tak berhenti sampai di situ, tatapan tajamnya kembali menemukan ketertarikan lain pada sebuah berkas yang tergeletak di atas meja. Dia mengambilnya dan mengamatinya, membaca beberapa tulisan yang ia sendiri tidak mengerti apa maksudnya. Namun netra tajamnya bereaksi, seperti dia yang telah menemukan rencana lain.
Dia menurunkan ransel yang berada di punggungnya, membuka resletingnya dan segera memasukkan berkas tersebut ke dalam ranselnya. Tak berhenti sampai di situ, dia kemudian bergegas dengan langkah lebarnya untuk memeriksa setiap meja dan mengambil berkas-berkas yang ia temukan. Hingga hampir semua meja berhasil ia jarah dan langkahnya terhenti ketika menyadari sesuatu yang tak lazim. Dia menolehkan kepalanya secara perlahan ketika sebuah berkas masih berada di tangannya.
"Apa ini?" sebuah gumaman atas rasa tidak percayanya.
Dia kemudian memasukkan berkas terakhir di tangannya dan mengembalikan ransel tersebut ke punggungnya. Dia berjalan mendekati tabung dengan ukuran yang berpuluh-puluh kali lebih besar dari tabung yang berada di atas meja, dan terlihat sesuatu melayang di dalam tabung tersebut yang kemudian berhasil menarik perhatiannya.
Dia sedikit memanjat, mencari jalan untuk bisa sampai pada tabung yang letaknya jauh lebih tinggi, hingga pada akhirnya di sanalah ia berdiri. Tepat di depan tabung dan memperhatikan seorang pemuda yang tengah terlelap, tampak melayang di dalam tabung tersebut.
Dia kemudian menurunkan kain yang sedari tadi menutupi sebagian wajahnya dan benar-benar menunjukkan identitasnya yang sesungguhnya. Dialah Yoo Kihyun, orang paling berbahaya di Distrik 9. Tepat setelah ia menurunkan kain penutup wajahnya, tangannya terangkat ke udara. Dia menaruh telapak tangannya pada tabung kaca yang terasa begitu dingin.
Dia memperhatikan dengan seksama sosok yang saat ini tengah terlelap di dalamnya. Seribu pertanyaan muncul di benaknya saat itu tanpa bisa lisannya menyampaikan, bagaimana bisa seseorang tidur di dalam air?
Tangannya beralih mengetuk pelan tabung kaca tersebut, berinisiatif untuk membangunkan seseorang yang tengah terlelap di dalamnya, dan di detik berikutnya dia melihat air di dalam tabung itu sedikit berguncang, di susul oleh kelopak mata yang terlelap itu terbuka secara perlahan dan mempertemukan pandangan keduanya.
"Apa yang kau lakukan di dalam sana?" gumam Kihyun yang masih mencoba untuk memahami situasi yang ia hadapi sekarang. Namun tiba-tiba pemuda yang berada di dalam tabung tersebut menghampirinya dengan tangannya yang langsung membentur dinding tabung dengan cukup keras, membuatnya sempat terkejut. Terlebih lagi pemuda di hadapannya kini tampak begitu panik.
Pemuda itu tampak berusaha keras untuk bisa menggerakkan tubuhnya di dalam air dengan tangan yang bergerak ke samping seakan menyuruh Kihyun untuk pergi. Namun Kihyun yang masih di landa kebingungan tampaknya masih sangat sulit untuk memahami maksud dari pemuda itu.
"Apa, yang ingin kau katakan?"
Pemuda di dalam tabung itu membuka mulutnya dan berkata 'Pergi!' namun sepertinya itu percuma karna hanya ada beberapa gelembung air yang keluar dari mulut pemuda itu begitu ia membuka mulutnya.
"Profesor William akan datang besok, pastikan semua berjalan sesuai rencana."
Netra tajam Kihyun membulat sempurna ketika pendengarannya menangkap suara seseorang yang tengah bebicara berada tidak jauh dari tempatnya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia segera melompat dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara. Dia berbalik, di lihatnya kembali pemuda yang menatapnya dengan tatapan sayu itu sebelum ia bergegas meninggalkan tempat itu sembari menaikkan kembali kain untuk menutupi sebagian wajahnya seperti sebelumnya.
"Terkutuklah kalian semua!"
"Terdapat penyusup di Distrik 7, bagaimanapun caranya, kita harus mendapatkan kembali berkas yang sudah dia curi sebelum berkas itu sampai ke tangan Presiden!"
Selesai di tulis : -.06.2019
Di publikasikan : 16.01.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
أدب تاريخي1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...