Distrik 1.
Bang Chan dan Changbin berhadapan dengan Kolonel Shin setelah keduanya kembali ke Distrik 1. Seulas senyum miring itu tampak terlihat di sudut bibir Kolonel Shin kala mendapati kedua pemuda itu telah berdiri di hadapan mereka setelah menyelesaikan misi yang ia berikan kemarin. Tak perlu bertanya lebih jauh lagi, Kolonel Shin tidak membutuhkan ucapan ketika keadaan kedua pemuda itu sudah cukup menjelaskan bahwa mereka melalui masa yang sulit hanya untuk membunuh satu orang.
Bang Chan lantas membuka pembicaraan di antara mereka, "kami berhasil ... sekarang, lepaskan ayah kami."
Kolonel Shin tertawa, terdengar begitu sinis. Pria tua itu lantas berucap, "kenapa aku harus melepaskan ayah kalian?"
Rahang Bang Chan dan Changbin otomatis mengeras setelah mendapatkan jawaban yang berbelit-belit.
"Kalian sudah berjanji akan membebaskan ayah kami jika kami berhasil membunuh Yoo Kihyun."
"Biar aku ralat," sahut Kolonel Shin dengan cepat. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku akan membebaskan ayah kalian ..."
Kedua pemuda itu tampak terkejut sekaligus marah karena merasa sudah di permainkan setelah mereka mempertaruhkan nyawa mereka.
"Jika seseorang berbicara padamu, kau harus mengingat setiap kata yang keluar dari mulut orang itu baik-baik ... biar ku ingatkan. Aku tidak pernah mengatakan akan membebaskan ayah kalian ... aku hanya mengatakan bahwa aku akan membebaskan teman kalian. Dan lihat, teman kalian sudah bebas sekarang. Jadi aku tidak memiliki hutang pada kalian."
"Berengsek!" gumam Changbin penuh penekanan dan tangan yang mengepal kuat.
"Bawa mereka pergi dari sini dan jangan biarkan meraka masuk setelah ini!"
Changbin hendak lepas kendali dan menyerang Kolonel Shin, namun Bang Chan dengan cepat menahan lengannya dan menatap tajam ke arahnya.
"Kendalikan dirimu, pikirkan nasib adik-adik kita di sana," ucap Bang Chan dengan suara yang berbisik.
Keduanya pun tak mampu berbuat apa-apa ketika dua perwira menyeret mereka keluar dari dalam Camp. Sedangkan senyum puas itu terlihat di wajah Kolonel Shin. Pria itu lantas meninggalkan ruang kerjanya dan menghampiri Sohye yang saat itu berada di kamar yang telah gadis itu tempati selama beberapa hari.
Sohye sedikit terlonjak ketika pintu kamarnya terbuka secara tiba-tiba dan seketika wajah gadis muda itu menegang ketika Kolonel Shin berjalan masuk dan berhenti di depannya, di saat ia sendiri yang waktu itu dalam posisi duduk di tepi ranjang.
"Kau pasti belum mendengarnya, Nona."
Sohye perlahan mengangkat wajahnya dan bertemu pandang dengan Kolonel Shin. Tak ada ketakutan di wajah gadis muda itu, melainkan hanyalah sebuah kebencian yang semakin hari semakin besar setiap kali ia di hadapkan dengan pria tua itu.
"Aku membawa kabar baik untukmu ..." Kolonel Shin mengulas senyum kemenangannya dan kembali berucap, "Yoo Kihyun, sudah tewas."
Tangan Sohye langsung mencengkram roknya ketika batinnya sempat tersentak akan kabar yang baru di sampaikan oleh Kolonel Shin. "Kau berbohong!"
"Apakah aku perlu membawakan kepalanya ke hadapanmu dan kau baru akan percaya? Keluarlah dan cari tahu sendiri jawabannya."
Dengan perasaan tak menentu, hari itu Sohye di bebaskan. Namun gadis yang tidak memiliki tujuan itu terlihat berjalan dengan bingung ketika tak ada satupun orang yang ia kenali. Namun ingatannya kembali pada pemuda bernama Jeongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historical Fiction1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...