Fajar menyingsing, mengirimkan kematian pada Iblis penjaga Distrik 9. Meninggalkan Jeongin yang menolak untuk ikut dalam misi rahasia mereka, Bang Chan, Minho, Changbin, Jisung, Yongbok dan juga Seungmin, pagi itu meninggalkan Distrik 1 menggunakan kereta api. Dengan tangan kosong, enam pemuda itu mencoba peruntungan di jalan yang mereka ambil. Bertaruh dengan waktu tentang siapakah yang akan bertahan hidup sampai akhir, meski tak ada keyakinan di hati masing-masing bahwa mereka bisa kembali dengan selamat.
Dan pagi itu juga, bahkan sebelum mendapatkan kabar kematian Kihyun. Hyunjin di bebaskan dari penjara, namun hal itu tidak berlaku bagi Sohye yang masih harus menjadi seorang tahanan di sana.
Hyunjin keluar dari Camp dengan membawa bekas luka di sekujur tubuhnya, entah itu luka baru ataupun lama. Bahkan luka robek di bawah rahangnya masih belum kering dengan sempurna. Terkutuklah semua orang yang sudah menyiksanya selama seminggu ia di tahan di tempat itu.
Tak ada lagi rasa sakit yang tersisa ketika tubuhnya telah terbiasa dengan setiap rasa sakit dari luka yang di terima oleh tubuhnya beberapa hari terakhir ini. Pagi itu, untuk pertama kalinya pemuda itu kembali merasakan hangatnya sinar matahari setelah sebelumnya terkurung dalam ruangan pengap tanpa sinar matahari.
Memandang ke sekitar, tak lagi ia menemukan tenda-tenda darurat yang sebelumnya di huni oleh penduduk Distrik 9. Karena sekitar tiga hari yang lalu, para perwira mengarahkan mereka semua untuk menempati rumah-rumah kosong yang di tinggal oleh pemiliknya dan memaksa mereka bekerja di pabrik layaknya penduduk setempat.
Hyunjin lantas bergegas pulang ke rumah Kepala Distrik yang tampak sangat sepi seperti sebelumnya. Pintu kayu itu terbuka oleh tangannya di susul oleh mulutnya yang berucap, "aku pulang ..."
Berjalan masuk, Hyunjin menghentikan langkahnya di tengah ruangan. "Yang Jeongin ... Bang Chan Hyeong ..."
Terlihat bingung ketika tak ada satupun yang menyahut. Hyunjin lantas memeriksa ke setiap penjuru ruangan dan setelah tak menemukan siapapun, ia kembali berdiri di tempat sebelumnya.
"Kenapa tidak ada orang? Kemana mereka berdua?"
Tak menemukan siapapun di sana, Hyunjin pun meninggalkan rumah Kepala Distrik dan bergegas menuju rumah lama Jeongin. Saat dalam perjalanan ke sana, banyak orang asing yang ia jumpai dan tanpa perlu bertanya pemuda itu sudah tahu bahwa mereka mungkin saja para penduduk Distrik 9 yang sudah menghilang dari halaman Camp Militer.
Berjalan dengan langkah yang tak begitu terburu-buru, Hyunjin lantas sampai di rumah lama Jeongin. Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, pemuda itu segera membuka pintu dengan cukup kasar dan membuat seseorang di dalam terkejut.
"Omo! Siapa kau ..." Ibu Jooheon yang memang tinggal bersama ibu Hyungwon di sana pun tampak terkejut, sama halnya dengan Hyunjin.
"Aku pikir kau anggota Militer ..."
Hyunjin meraba tengkuknya. "Bibi ini ... siapa?"
"Tidak sopan ... aku yang lebih dulu bertanya padamu. Kenapa kau malah balik bertanya?"
Hyunjin benar-benar terlihat kebingungan sekarang. "Ini rumah adikku ... kenapa Bibi bisa ada di sini?"
"Adik?"
Saat itu Jeongin menampakkan diri. "Hyeong ..." Dari dalam Jeongin berlari menghampiri Hyunjin. "Hyeong sudah bebas? Kau baik-baik saja?"
Ibu Jooheon menyahut, "ah ... jadi ini kakak yang kau maksud itu?"
Jeongin mengangguk dan saat itu ibu Hyungwon datang dari arah dapur. "Siapa yang datang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historical Fiction1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...