Menggunakan mobil tua yang tampak usang, mereka berenam meninggalkan Distrik, pergi ke arah tujuan masing-masing yang telah di sepakati. Jooheon sekilas memperhatikan mobil yang di bawa oleh Changkyun dan Hoseok dari spion mobil yang kini di kendarai oleh Hyunwoo. Terlihat sedikit kegusaran di wajahnya kali itu.
Dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada Hyunwoo. "Kemana tujuan kita?"
"Distrik terdekat. Jika tidak ada, kita harus mencari lebih jauh lagi."
"Semoga Tuhan memberkati."
Mobil ketiga kelompok itu berpencar ke arah yang berbeda, sedangkan Kihyun memandang ketiga mobil dari tempatnya yang masih berdiri di bukit terlarang. Rasa khawatir tentu saja ada, namun akan ada lebih banyak penyesalan lagi ketika seseorang mulai takut akan kekhawatirannya sendiri. Apapun hasilnya, semua orang harus memulai dengan usaha, entah itu akan membuahkan hasil atau justru kegagalan yang menyesatkan.
Mengantarkan kepergian keenam rekannya, Kihyun mengalihkan pandangannya ke arah timur. Menatap jauh ke depan ke tempat yang kini di tuju oleh Minhyuk dan juga Hyungwon.
"Jangan pernah mengatakan bahwa kalian mengenal Yoo Kihyun."
Minhyuk mengingat jelas himbauan terakhir Kihyun sebelum ia meninggalkan Bukit terlarang sebelumnya, dan tanpa perlu bertanya lebih jauh lagi, dia pun sudah mengerti dengan apa yang di maksud oleh Kihyun. Karena sekali ia mengatakan bahwa dia mengenal Yoo Kihyun dari Distrik 9, maka saat itu pula ia harus rela kehilangan nyawanya di tangan para Militer Distrik 1.
"Hyeongnim tahu apa yang ada di depan sana?" tegur Hyungwon dan berhasil membuyarkan lamunan sesaat Minhyuk.
"Distrik 1, kau berubah pikiran?"
"Tidak." Hyungwon mengarahkan pandangannya ke luar jendela yang ia biarkan terbuka, membiarkan angin yang cukup kencang menerpa wajah yang selalu terlihat pucat itu.
Minhyuk sekilas memandang Hyungwon, merasakan kekhawatiran bahkan sejak Kihyun menyuruhnya pergi ke arah timur. Pada kenyataannya dia tinggal dalam waktu yang lama dengan keluarga Hyungwon, jadi tak menutup kemungkinan jika ia mendengar hal-hal yang wajar membuatnya merasa khawatir dengan pemuda yang hanya satu tahun lebih muda darinya tersebut.
Pemuda itupun kembali memulai perbincangan yang sempat terputus. "Kau yakin ingin melakukan hal ini?"
"Jangan mencemaskanku."
"Kau mungkin akan mendapatkan masalah setelah ini."
"Dia tidak akan mungkin membunuh putranya sendiri."
"Itulah yang ku khawatirkan."
Hyungwon tak memberi respon meski ia mendengar dengan jelas gumaman Minhyuk sebelumnya. Pada nyatanya apa yang ia lihat dari jendela mobil jauh lebih menarik dari apa yang kini di ucapkan oleh Minhyuk, hingga perhatiannya benar-benar tersita pada Minhyuk ketika pemuda yang lebih tua itu tiba-tiba menghentikan mobilnya.
Keduanya saling bertemu pandang dan semua di mulai dari Minhyuk. "Turunlah, aku bisa pergi sendiri."
"Kenapa?"
"Sekarang masalahnya sudah berbeda. Tunggulah aku di rumah."
"Hyeongnim ingin aku bertindak sebagai pengkhianat?"
"Hentikan pemikiran dangkal seperti itu, ini juga demi keselamatanmu."
"Aku lelah."
Batin Minhyuk tersentak, untuk kali pertama ia mendengar perkataan itu keluar dari mulut Hyungwon dengan raut wajah yang sama sekali tak menunjukkan perubahan. Namun perlahan tatapan Minhyuk melembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historical Fiction1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...