Tengah malam itu, Jooheon berkeliaran seorang diri di Distrik 9. Berjalan dengan waswas namun tak mengendap-ngendap, sementara Minhyuk yang masih tetap berdiam diri di rumah keluarga Hyungwon setelah kepulangannya pagi tadi.
Melihat beberapa bayangan datang mendekat, Jooheon segera bersembunyi di balik rumah penduduk. Terdengar suara orang yang berbincang dan terlihat beberapa perwira melewati tempat Jooheon.
Setelah memastikan bahwa semuanya aman, Jooheon kembali melangkahkan kakinya. Sesuai tujuan awal, ia akan pergi ke Kantor Kepala Distrik. Namun belum berjalan terlalu jauh, satu teguran berhasil menggagalkan semua rencananya.
"Penyusup?"
Napas Jooheon tercekat. Tatapan tajamnya bergerak ke samping dan saat itu mata pemuda itu segera menyipit. Melunturkan ketegangan yang sempat terjadi ketika ia mengenali perwira yang saat ini menghampirinya dengan senapan laras panjang yang ditaruh di atas bahu.
Wang Jackson, tak sengaja menemukan si sipit dari Distrik 9 dan berakhir dengan saling melempar tatapan sinis.
"Biasa saja jika melihatku, kau tidak perlu seantusias itu," teguran pertama datang dari Jackson.
Jooheon sekilas memalingkan wajahnya dengan senyum tak percaya sebelum mengeluarkan sebuah cibiran. "Cih! Tingkat kepercayaan dirimu terlalu tinggi, Bung."
Sebelah alis Jackson sekilas terangkat, tak terlalu peduli pada ucapan Jooheon. "Kau baru saja melarikan diri dari penjara, dan sekarang kau dengan sukarela menyerahkan diri. Aku pikir ada yang tidak beres dengan kepalamu."
"Urus saja kepalamu yang botak itu, jangan mengurusi kepalaku," sarkas Jooheon.
"Mulutmu itu memang benar-benar berbahaya. Dan satu hal yang perlu kau ingat, kepalaku tidak benar-benar botak seperti yang kau katakan. Kau tidak tahu rambutku sudah memanjang? Karena kalian aku jadi tidak sempat memotong rambutku."
"Adakah yang bertanya denganmu? Tidak ada. Jadi menyingkirlah dari hadapanku dan jangan bersikap seperti kita memiliki hubungan baik."
Jooheon meninggalkan Jackson begitu saja, namun teguran itu kembali menghentikan langkah Jooheon.
"Kau hanya akan memperpendek umurmu jika pergi ke sana."
Jooheon menghela napasnya dan berbalik, menatap jengah pada perwira yang sebenarnya memiliki sifat yang mirip dengannya. "Sebenarnya apa maumu? Aku tidak ada urusan denganmu."
Jackson melangkah mendekat dan keduanya kembali berhadapan. "Aku dengar Kolonel Shin dari Distrik 1 berniat mengeksekusi kau dan teman-temanmu malam ini ..."
Jooheon tentu saja terkejut dengan berita yang dibawa oleh Jackson. "Apa maksudmu?"
"Aku sudah mengatakannya dengan jelas. Aku tidak tahu kenapa mereka belum bergerak hingga detik ini, mungkin mereka menunggu sampai kalian tidur baru mereka akan membantai kalian."
"Bisakah ucapanmu ini dipercaya?"
"Itu bukanlah masalah bagiku. Tapi jika itu Yoo Kihyun, dia pasti akan mendengarkan nasehatku."
"Katakan."
"Segera bawa teman-temanmu ke tempat yang aman. Saat ini Kolonel Shin masih berada di sekitar Kantor Kepala Distrik ... dan kau adalah orang konyol yang justru menghampiri kematianku sendiri."
Jooheon terdiam dengan wajah yang terlihat lebih serius dari sebelumnya.
Jackson lantas kembali menegur, "sebenarnya kau ingin ke mana malam-malam begini?"
"Mencari sesuatu," ucap Jooheon, terdengar lebih bersahabat ketika kekhawatiran kembali mengambil alih logikanya.
"Sesuatu seperti apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historical Fiction1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...