Kihyun menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang dan berhasil menarik perhatian Hyunjin yang saat itu berbaring di sampingnya.
"Hyeong ingin ke mana?"
"Tidak ke mana-mana."
Hyunjin bangkit ketika melihat Kihyun berdiri dengan sedikit kesusahan. "Ingin ke kamar kecil?"
"Tidak, kau tidur saja."
Kihyun berjalan mendekati jendela dengan tangan kiri yang menahan pinggangnya. Berjalan dengan sedikit berhati-hati, pemuda itu kemudian berdiri di dekat jendela. Mencoba melihat keadaan di luar melalui sedikit celah yang tercipta di jendela tersebut.
Tak memungkiri bahwa kebisingan di luar malam itu cukup mengganggu batin Kihyun, terlebih ketika Hyungwon kembali ke Distrik 9 seorang diri.
"Punggung Hyeong masih sakit, sebaiknya jangan terlalu lama berdiri."
"Aku tidak apa-apa?" Kihyun lantas memandang Hyunjin. "Kau sudah melihat orang asing yang membawa kita kemari?"
"Sersan Mark?"
Kihyun mengangguk.
"Aku tidak melihatnya. Tapi Sersan Jaebum mengatakan kalau mungkin saja dia pergi ke Distrik 1."
"Distrik 1?" gumam Kihyun.
Pintu ruangan terbuka dari luar, dan dari sana Jaebum masuk. Kembali menutup pintu sembari memberikan teguran pada Kihyun. "Kau tidak cukup baik untuk berdiri di situ terlalu lama."
Kihyun memutar kakinya hingga menghadap Jaebum yang berhenti di jarak satu meter darinya.
"Di mana temanmu itu?"
"Teman mana yang kau maksud? Aku memiliki banyak teman di sini."
"Mark Tuan."
"Dia bergabung dengan divisi utama dan pergi ke Distrik 9."
"Apa yang terjadi dengan Distrik 9?"
Jaebum sejenak terdiam sebelum menyampaikan pesan yang Mark titipkan padanya. "Distrik 9, jatuh ke tangan Militer."
Baik Hyunjin maupun Kihyun sama-sama terkejut, dan saat itu Kihyun segera menghampiri Jaebum. Mencengkram kerah pakaian sang perwira dengan tatapan tajam yang menuntut namun juga menahan rasa sakit.
"Jangan bercanda!"
"Kepala Distrik 9, Chae Hyunjae telah menanda tangani petisi yang menyatakan bahwa dia menyerahkan Distrik 9 kepada pihak Militer."
Pandangan Kihyun terjatuh, tampak terguncang dengan berita yang baru di sampaikan oleh Jaebum. Dan saat itu ia tumbang ketika rasa sakit kembali menyergap punggungnya. Membuatnya jatuh berlutut di hadapan Jaebum dan Hyunjin yang segera melompat dari ranjang.
"Hyeong."
Jaebum kemudian meraih lengan Kihyun dan membantu pemuda itu untuk kembali duduk bersandar di atas ranjang.
"Berbaringlah, duduk hanya akan lebih menyakiti punggungmu."
Kihyun menepis tangan Jaebum dan segera membaringkan diri di atas ranjang dalam posisi miring dan sedikit meringkuk membelakangi kedua orang yang baru saja membantunya.
Punggungnya sakit, namun itu tidaklah sebanding dengan luka baru yang tercipta karena berita yang di bawa oleh Jaebum. Pertama orangtuanya, kedua Sohye dan sekarang Distrik 9. Kihyun tak pernah berpikir bahwa perjuangannya harus berakhir secepat itu dan dia kehilangan segalanya dengan begitu mudah. Lalu bagaimana nasib rekan-rekannya yang masih berada di Distrik 9?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Historische Romane1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...