Lembar 51

119 19 21
                                    

    Distrik 8.

    Hyungwon mendekati Kihyun yang sudah bangun beberapa waktu lalu dan menyodorkan nampan di tangannya.

    "Makanlah."

    "Tidak perlu."

    Hyunjin merasakan perasaan tak enak ketika menyadari nada bicara dari kedua orang di hadapannya yang bukannya seperti sahabat, melainkan musuh.

    "Tidak perlu memaksakan diri, Hyeong perlu makan untuk bertahan."

    Kihyun memalingkan wajahnya. "Kau makan saja, aku tidak lapar."

    Tak ingin memaksa, Hyungwon mengembalikan nampan tersebut ke atas meja dan kembali menjatuhkan pandangannya pada Kihyun ketika ia berdiri di samping Hyunjin yang memang belum beranjak dari duduknya.

    "Jangan merencanakan apapun sampai punggungmu membaik."

    "Di mana orang itu?"

    "Dia akan kemari jika memiliki kepentingan."

    Kihyun mengarahkan pandangannya pada Hyunjin. "Hyunjin."

    "Ye?"

    "Bisakah kau memanggil orang yang membawa kita kemari?"

    "Ye." Meskipun ragu, Hyunjin segera berdiri dan bergegas keluar.

    Hyungwon lantas menegur Kihyun, "Hyeong berencana kembali ke sana?"

    Pandangan Kihyun terjatuh. "Aku tidak tahu."

    Hyungwon berjalan mendekat sembari berucap, "jikapun Hyeong kembali ke sana, Hyeong tidak akan bisa mengambil Sohye."

    "Aku tahu."

    Hyungwon kemudian duduk di samping Kihyun, melipat satu kakinya di atas ranjang dan menyandarkan punggungnya. Sama seperti posisi duduk Kihyun saat ini, dan hal itu sempat membuat Kihyun memandangnya meski hanya sekilas.

    "Semua semakin sulit," gumam Hyungwon dengan pandangan yang menatap lurus ke depan.

    "Aku sudah memberikanmu pilihan untuk pergi."

    "Aku tidak suka dengan cara Hyeong memperlakukanku."

    Kihyun sekilas memandang dengan seulas senyum tipis. "Aku tidak merasa telah memperlakukanmu dengan buruk selama ini."

    Hyungwon tak menyahut, memutuskan pembicaraan mereka untuk beberapa waktu sebelum Hyungwon yang kembali menyambung pembicaraan.

    "Ada yang ingin kukatakan pada Hyeong."

    "Apa itu?"

     "Sebuah pengakuan."

    Tanpa memandang lawan bicaranya, segaris senyum tipis di wajah Kihyun sempat terlihat.

    "Katakan sekarang sebelum anak itu kembali."

    Pandangan Hyungwon terjatuh, disusul kemudian oleh lisannya yang berucap, "aku ... menaruh hati pada Sohye."

    Tak ada yang berubah dari wajah tenang Kihyun, begitupun dengan tatapan teduhnya yang sedari tadi mengarah pada ujung kakinya.

    Dengan tenang pula ia pun menyahut, "sejak kapan?"

    "Sudah sangat lama."

    Sudut bibir Kihyun sempat terangkat sebelum ia membimbing pandangannya untuk menemukan wajah bersalah Hyungwon yang menunduk.

DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang