PART 20. SEDIKIT MELEMBUT

717 56 3
                                    

Sesuatu yang membuatku
terdorong untuk melindungimu,
Imelda.

-DAVID EL WIJAYA-

-DAVID EL WIJAYA-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey!"

David berhasil mencekal tangan Imelda.

Ternyata Imelda tidak menggunakan lift, melainkan menggunakan tangga darurat. Beruntung feelling David benar.

"Lo nangis?!" tanya David lembut, berbeda dengan sebelumnya yang selalu bersikap kasar.

Tangan kekar David mengangkat dagu Imelda, agar pandangannya terkunci hanya pada David.

Dari mata Imelda yang sembab dan memerah serta air mata yang setia berjatuhan,  David paham. Imelda menangis sedari tadi.

'Apa lo cemburu?'  Kata-kata itu tercekat di tenggorokan David yang urung dikatakan.

Sebenarnya David ingin sekali mengogoda Imelda, tapi melihat kondisi Imelda sekarang, ada sebagian kecil perasaan yang menolak unuk melakukannya.

'Apa gue beneran suka sama Imelda? Ck! Gue nggak bisa ngebentak dia sekarang!'

David menatap sendu Imelda, tangannya mengusap air matanya yang sedari tadi luruh. Ada perasaan kecewa pada dirinya.

"Gue nggak suka lo kaya gini! Apalagi gara-gara gue..."

David menatap manik mata Imelda dengan sungguh-sungguh, tidak ada sesuatu yang membuat David terlihat bercanda ketika mengatakan kalimat itu. Keyakinan yang terpancar dari iris mata David membuat Imelda terhipnotis.

Baru kali ini, Imelda melihat sisi lain dalam diri David.

Bahkan hanya sekarang, David memperlihatkan rasa kekhawatirannya pada seseorang, yaitu IMELDA!

Gadis di depannya ini, bisa dibilang sedikit istimewa. Melihat Imelda menangis, membuat rasa penyesalan yang sudah berangsur menghilang, kini kembali muncul ke permukaan. Untuk menyembuhkan rasa bersalahnya pada Imelda, David terdorong untuk melindunginya.


David Ingin sekali menjadi alasan Imelda untuk tersenyum.

Entah itu benar-benar rasa suka atau hanya rasa bersalah David pada Imelda, yang jelas David kali ini serius dengan ucapannya.

Tangan David kini berada di antara bahu Imelda. Sorot mata David yang melembut, membuat Imelda betah berlama-lama memandangnya. Rasa takut dan trauma yang Imelda rasakan saat bertemu dengan David kini mulai mengendur.

•••

"Halloo?"

"..."

"Omm aku di tinggal sendirian om di apartemen David..."

"..."

"Nggak usah om ngga papa..."

Siska menghubungi Wijaya, ayah David. Mengadu jika ia ditinggal oleh David. Wijaya yang tidak tau alasan kenapa David pergi, seketika marah dan menutup teleponya. Siska menarik salah satu ujung bibirnya, menampilkan smirk yang sangat kontras dengan ekspresinya tadi pasca menelepon Wijaya.

•••

Keduanya saling menatap dalam, menyelami berbagai kemungkinan yang mereka anggap benar.

Deg deg deg deg

Bunyi jantung keduanya sama-sama berpacu dengan cepat.

Tringgg... Tringgg...

Imelda menatap saku baju David, ponsel cowok itu berdering dengan nyaring. David pun mundur lalu mengecek siapa yang meneleponnya.

'Uhhh syukurr ada telepon'

Imelda bersyukur karena situasi tadi cukup berbahaya baginya.

"Ganggu aja!" rutuk David karena merusak momen yang seharusnya romantis. Setelah dilihat, ternyata telepon dari ayahnya.

'Angkat nggak, angkat nggak?'

David menatap layar ponselnya kemudian bergantian menatap Imelda, hal itu terjadi berulang. Imelda yang melihat hal itu tertawa geli, melihat ekspresi David yang sedang kebingungan seperti ini.

Imelda yang tengah menertawai David tidak menyadari bahwa David tengah berjalan mendekat ke arahnya.

Deg!
David mengurung Imelda dengan kedua tangannya. Raut Imelda kini berubah tegang, Imelda lengah.

"Udah berani ketawa ya sekarang?" suara David yang berat dan datar membuat bulu kuduk Imelda meremang. Apalagi wajahnya terlalu dekat dengan wajah Imelda, aroma mint yang khas menyergah indra penciuman Imelda.

Cowok itu mengusap bekas luka di dahi Imelda dengan lembut, menyusurinya hingga berhenti di bibir ranum milik Imelda.

Tring... Tring...

Ponsel David kembali bergetar.

"Itu... Ponsel kamu bunyi lagi..."

"Ngga usah ngalihin pembicaraan!"

Kali ini Imelda benar-benar salah, menerka David telah berubah lembut kepadanya yang nyatanya tidak. Bahkan David menatap Imelda lebih tajam dari biasanya, apalagi dengan jarak sedekat ini. Saat David hendak memajukan wajahnya, Imelda memalingkan wajah kesamping.

"Ck! Ngga usah pura-pura nolak!"

"Aku..."

"Ngapain kalian disini?!"

Sontak keduanya kaget, siapa yang telah memergoki mereka?


To be continued
RUN AWAY IMELDA
Januari 2020

Run Away Imelda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang