PART 50. MAAF

331 20 0
                                    

XII-IPS 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

XII-IPS 1

David memilih kelas ini bukan tanpa alasan. Pertama, ia tahu Imelda dulu mengambil jurusan akuntansi dan ia berpikiran, "Akan lebih baik jika Imelda masuk kelas IPS saja, toh ilmu akuntansinya masih menyambung dengan jurusan IPS."

Kedua, David sendiri sebenarnya sudah tahu, kelas XII-IPS 1 merupakan kelas terfamous dan teristimewa. Sebab, kelas ini berisi anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, serta didominasi oleh anak-anak dari kalangan atas. Tak sembarangan anak bisa masuk ke kelas ini, butuh seleksi ketat agar namanya tertulis di kolom absensi.

Dering bel di jam terakhir terdengar bertalu-talu, seluruh siswa-siswi SMA JAYATAMA bergegas memasukkan buku ke dalam tas masing-masing.

Satu persatu penghuni kelas XII IPS-1 pergi meninggalkan kelas. Siska yang merasa kalah dengan David, lebih memilih pergi terlebih dahulu. Ia takut David akan memarahinya lagi, sama saat tadi siang ia dimarahi habis-habisan oleh David karena telah memberi informasi palsu padanya.

Gavin pun sama, ia hanya melihat Imelda sekilas lewat ekor matanya. Setelah itu pergi begitu saja dengan langkah lebarnya. Tersisalah, dua makhluk yang dipersatukan oleh sang waktu.

David dan Imelda.

Imelda masih duduk manis di kursinya, ia memperhatikan David yang tengah sibuk dengan ponselnya. Di dalam hatinya, Imelda resah. Ia pasti akan mendapat hukuman dari David, karena ia tidak bisa menepati janji yang telah mereka sepakati.

Imelda melihat ke arah luar jendela, dimana halaman sekolah sudah sangat sepi. Hanya ada segelintir siswa yang berjalan dengan santai dan terkesan tertatih-tatih?

'Eh tunggu! Dia! Bukannya dia pria yang duduk di sebelahku?'

Imelda menajamkan penglihatannya, benar saja. Pria itu tengah berjalan dengan kaki diseret. Pria itu menoleh ke arah dimana Imelda berada. Imelda memalingkan wajahnya ke arah lain.

Lebih parahnya lagi, ia mendapati David tengah memandang sinis ke arahnya.

Deg!

Imelda merasakan firasat buruk.

Dengan melipat kedua tangannya, David menatap tajam gerak gerik Imelda. Sudah lama, Imelda tak melihat tatapan itu. Tatapan terluka dan kecewa. Apakah ia membuat kesalahan besar?

"Gue tanya sama lo! Kemana lo siang tadi?!" Cecar David penuh penekanan.

"Aku..." belum selesai menjawab, David melangkah ke arahnya.

"Gue tanya sekali lagi Imelda! Lo tadi siang bener sama si brengsek yang duduk di samping lo!?" kali ini David sedikit emosi ketika mengucapkan pria itu.

"Aku cuma..."

BRAKK

David menendang kursi yang ada di seberang bangku Imelda.

Run Away Imelda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang