PART 47. MENGOBATI

261 21 0
                                    

Mengobati itu bukan menyakiti!
Untuk apa aku mengobati, jika kamu merasakan sakitnya lagi?

Mengobati itu bukan menyakiti!Untuk apa aku mengobati, jika kamu merasakan sakitnya lagi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Imelda meneguk salivanya kasar, ia tidak tahu harus pergi ke mana. Ia bingung, berada di lingkungan asing ini seorang diri. Meski ragu, Imelda berusaha mencari seseorang untuk menanyakan jalan.

Imelda tak mengetahui, bahwasannya ia berjalan ke arah belakang sekolah. Koridor yang tak menampakkan satu orang pun, membuat derap langkah Imelda menggema dalam kesunyian.

Semakin jauh Imelda melangkah, ia semakin merasa tak enak. Firasat buruk menghampirinya kali ini, namun ia tetap berjalan dengan penuh keyakinan.

Langkahnya mulai terasa berat, seiring mencekamnya suasana di tempat ini. Tapi Imelda tetap kekeh mencari tahu dimana ia sekarang, dan ia yakin jalan yang ia ambil sudah benar.

Plak!

Seseorang menepuk punggung Imelda keras.

"Aaaaaa!!"

Imelda menjerit saat melihat wajah seseorang yang tadi menepuknya.

"Pergi! Pergi! Jangan ganggu aku lagi! Pergi!"

Imelda menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia tidak ingin melihat orang itu lagi.

"Lo nggak waras ya?!" tanya pria itu sarkas.

"Hah?"

Imelda mengintip dari balik jari-jarinya, perlahan ia mengamati wajah pria yang penuh luka itu dengan seksama. Imelda menggelengkan kepalanya, dia bukan BARA! Sekelebat tadi, orang itu mirip sekali dengan Bara di mata Imelda.

Pria itu nampak kesal, siapa gadis di depannya ini? Ia tidak pernah melihatnya di sekolah ini selama tiga tahun ke belakang. Apalagi di SMA JAYATAMA hanya ada segelintir siswi yang memakai hijab.

Imelda merasa bersalah, ia tak habis pikir. Kenapa dirinya selalu terbayang-bayang wajah Bara yang sangat menakutkan baginya? Imelda tersenyum canggung, ia menarik pria itu menepi.

"Eh?"

'Siapa gadis ini, berani sekali dia narik-narik tangan gue! Tapi kenapa gue nurut sama dia anjrr!'

Imelda mengusap kursi yang sedikit usang, lalu mempersilahkan pria itu duduk. Si pria menaikkan alisnya, ia menunggu apa yang akan gadis itu lakukan selanjutnya.

Imelda mengobrak abrik isi tasnya, mencari kotak putih dengan tanda plus berwarna merah di tengahnya. Tadi pagi sebelum berangkat sekolah, ia mengecek isi tasnya. Selain mendapati buku, Imelda juga melihat kotak P3K ada di dalamnya.

Si pria akhirnya tahu apa yang akan dilakukan gadis berhijab di depannya ini.

"Gue nggak perlu di obatin," ucap pria itu tenang dan datar.

Run Away Imelda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang