PART 33. PEGANG JANJI GUE

398 33 0
                                    

Setiap orang, kadang lupa akan janji yang pernah ia buat.Tapi, apa salahnya jika berusaha untuk menepatinya?
—DAVID EL WIJAYA—

Tapi, apa salahnya jika berusaha untuk menepatinya?—DAVID EL WIJAYA—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buk...  Bak... Buk... Bak
Bak... Bukk...

David tak henti-hentinya memukul samsak tinju dengan brutal, nafasnya memburu, emosi yang ia rasakan, telah ia tumpahkan sepenuhnya.

Argghhhh...

David menahan samsak yang tadi sempat ia pukul dengan kencang, ia mencengkram samsak tersebut sangat erat.

David masih terbayang-bayang, bagaimana ayahnya tega memukulinya tanpa ampun kemarin.

David kecewa, sangat kecewa bahkan. Orang yang dulu ia idolakan kini berubah menjadi orang yang akan membuatnya marah, walaupun hanya dengan menyebutkan namanya saja, Wijaya!

David pikir, setelah 3 tahun berlalu, selama itu pula David menjaga jarak, ia kira ayahnya akan berubah.

Namun, apa yang ia dapatkan sekarang?!

Wijaya justru terlibat lebih dalam dengan urusannya, mengekang apa yang David inginkan, mengatur hidupnya sesuka hati, membolak-balikkan perasaannya.

Buk... Buk... Bak... Buk...

David kembali memukul samsak tinjunya, ia tak memperdulikan keringat yang menetes begitu deras. Dan boxer yang ia kenakan pun sudah melekat pada tubuhnya dengan sangat lengket.

"Mau sampai kapan lo kayak gini?!"

Orang yang sedari tadi memperhatikan David angkat suara, ia jengah harus menunggu David selesai berurusan dengan samsak tinjunya.

David berhenti dari aktivitasnya, kemudian membalikkan badan. Air muka David berubah kecut, ini pertanda bahwa dirinya sudah merasa terganggu.

Orang itu adalah Veno.

Tadi pagi, Veno segera datang ke mansion David, setelah mendapat kabar bahwa David telah dikalahkan oleh ayahnya sendiri.

Veno sangat mengapresiasi tindakan sahabatnya ini, ia pikir David akan melawan dan membuat ayahnya tidak lagi mencampuri urusannya.

Apalagi David yang notabenenya adalah pria dingin, kasar, temperamen dan dapat dipastikan ayahnya akan kalah hanya dengan sekali bogeman saja.

Veno penasaran, kenapa David sampai nekat berbuat seperti itu. Pasti ada sesuatu yang ia rencanakan dan ia tidak ingin Veno mengetahui rencananya.

Veno melamun sedari tadi, ia tak menyadari bahwa David sudah ada di depannya dengan tampang -watados-nya.

"Astajimm!! Njirrr gue kaget! Muka lo!"

Run Away Imelda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang