Yeorin.
Aku tahu aku telah kesiangan.
Aku kelelahan selama puluhan jam menyetir dan derap kaki di tangga selama berjam-jam setelah aku berbaring hingga tertidur pulas.
Meregangkan badan, aku duduk dan menyalakan saklar lampu di dinding. Bola lampu kecil menerangi kamar dan aku meraih ke bawah ranjang untuk menarik koperku.
Aku perlu mandi dan aku perlu memakai toilet. Mungkin semua orang masih tertidur dan aku bisa menyelinap ke kamar mandi tanpa ada seseorang yang mengetahuinya.
Hoseok tidak menunjukkan padaku di mana kamar mandinya kemarin malam. Semua inilah yang harus aku terima. Berharap dengan mandi cepat tidak akan melampaui batas.
Aku meraih celana dalam bersih dan sebuah celana pendek hitam dan kaos oversize putih. Jika aku beruntung, aku bisa segera keluar dari kamar mandi sebelum Jimin turun ke lantai bawah.
Aku membuka pintu yang menuju ke pantry kemudian berjalan melewati deretan rak yang menyimpan banyak makanan lebih dari yang dibutuhkan semua orang.
Aku dengan perlahan memutar kenop pintu dan dengan mudah itu terbuka. Lampu dapur mati dan satu-satunya cahaya berasal dari sinar matahari yang masuk melalui jendela besar yang menjorok ke lautan. Jika aku tidak begitu ingin buang air kecil aku akan menikmati pemandangan itu beberapa saat. Tapi kebutuhan alam sudah memanggil dan aku harus pergi.
Rumah ini sunyi.
Botol minuman mengotori rumah, bersama dengan sisa makanan dan beberapa potong pakaian. Aku akan membersihkannya. Jika aku ternyata lebih berguna mungkin aku diijinkan tinggal hingga aku dapat kerja dan gaji pertama atau kedua.
Aku perlahan membuka pintu pertama yang kudatangi, khawatir bisa saja itu kamar tidur. Ternyata itu hanya tempat menyimpan baju. Menutup pintu, aku kembali menuju ke ruangan yang menuju ke tangga. Jika hanya satu-satunya kamar mandi di sini gabung dengan kamar tidur maka aku pasti sial.
Kecuali… mungkin di luar sana ada satu kamar mandi yang digunakan orang-orang setelah seharian di pantai. Song Ahjuma pasti mandi dan memakai toilet juga kan.
Berbalik aku menuju ke dapur dan dua pintu kaca yang terbuka tadi malam. Menatap sekeliling, aku melihat ada tangga turun dan menuju bawah rumah. Aku mengikutinya.
Di bawah rumah ada dua pintu. Aku membuka salah satunya, ada papan seluncur dan pelampung menutupi dinding. Aku meninggalkannya dan membuka pintu yang lain.
Bingo.
Sebuah toilet di satu sisi dan shower kecil ada di sisi lain ruangan itu. Shampo, kondisioner dan sabun berjajar dengan lap badan bersih dan handuk di tempat duduk kecil di sampingnya.
Keren.
Setelah aku selesai mandi dan berpakaian aku menggantung handuk dan lap badan di ujung shower. Kamar mandi ini jarang digunakan. Aku bisa memakai handuk dan lap badan yang sama sepanjang minggu dan mencucinya di akhir pekan. Jika aku tinggal di sini untuk waktu yang lama.
.
.
.Aku menutup pintu di belakangku dan berjalan menuju lantai atas. Bau air laut begitu mengagumkan. Saat aku sampai di atas, aku berdiri di depan pagar dan menatap air. Ombak memecah pantai pasir putih. Ini adalah pemandangan paling indah yang pernah kulihat.
Ibu dan aku pernah berbicara tentang pergi ke pantai bersama-sama suatu hari nanti. Ibu melihat pantai saat masih kecil dan ingatannya tidak begitu bagus tetapi dia menceritakan cerita tentang pantai itu sepanjang hidupku.
Setiap musim dingin yang begitu dingin, kami duduk di dalam rumah dengan perapian dan merencanakan liburan musim panas kami ke pantai. Kami tidak pernah bisa melakukannya. Pertama Ibu tidak mampu melakukannya dan kemudian dia sakit. Kami tetap merencanakannya. Itu membantu untuk mimpi besar kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Too Far (PJM)
Romance(completed) Yeorin baru saja berumur dua puluh tahun. Yeorin adalah putri ayah tiri Jimin yang baru. Yeorin masih naif dan polos karena menghabiskan tiga tahun terakhir merawat ibunya yang sakit. Tapi untuk Park Jimin yang berusia dua puluh tujuh...