53

272 28 11
                                    

-Jimin-

Aku duduk di salah satu kursi kulit di seberang meja kerja Taehyung. Dia sedang mengamatiku dan itu membuatku marah. Akulah yang memanggilnya dan mengadakan pertemuan ini.

Kenapa dia sangat kegirangan?

"Aku akan membayarmu untuk sewa penuh kondoiminium dengan harga pantas. Aku tahu harganya dan aku sudah menyiapkan cek untuk sewa satu tahun. Meskipun, Yeorin mungkin tidak akan tinggal lama disana. Segera setelah aku mendapat kepercayaannya aku akan mengajaknya pindah bersamaku." Aku meletakkan cek itu ke meja kerjanya.

Taehyung melihat cek itu dan kembali melihatku. "Aku mengasumsikan ini karena kau tidak ingin aku mengurus apa yang menjadi milikmu."

"Itu benar."

Taehyung mengangguk dan mengambil ceknya. "Bagus. Aku tidak seharusnya mengurus Yeorin atau bayimu. Tapi aku akan melakukannya jika dia mau. Kau boleh tidak percaya tapi aku senang kau tahu tentang kehamilannya. Hanya jangan mengacaukannya. Kau harus memastikan Hyunji menjaga cakarnya tetap didalam."

Aku tidak butuh Taehyung memberitahuku apa yang perlu dan tidak perlu aku lakukan. Ini bukan urusannya. Aku belum selesai dengannya, jadi membuatnya marah bukanlah ide yang bagus.

"Aku tidak ingin dia bekerja double shifts atau berpanas-panasan di luar. Dia menolak untuk berhenti bekerja jadi jam kerjanya perlu dipotong."

Taehyung menyilangkan lengannya di atas dadanya dan bersandar ke kursinya. "Dia tahu tentang ini? Karena terakhir kali aku tahu dia membutuhkan semua jam yang bisa dia dapat."

"Terakhir kau tahu aku tidak tahu bahwa dia mengandung bayiku. Tidak ada yang akan terjadi padanya, Tae. Aku tidak akan membiarkan apapun menimpanya."

Dia mengangguk dan menghembuskan napas berat. "Baik. Aku setuju. Aku tidak suka diberi tahu apa yang harus aku lakukan tapi aku setuju."

"Satu hal lagi," kataku sebelum berdiri. "Baekhyun gay kan?"

Taehyung tertawa terbahak-bahak kemudian mengangguk.

"Iya, tapi jaga ini untuk dirimu sendiri. Para wanita suka berkunjung kesini hanya untuk melihatnya. Dia mendapat tip besar karena itu."

Bagus. Kupikir dia memang gay tapi kedekatannya dengan Yeorin menggangguku.

"Kalau begitu kurasa dia bisa berdekatan dengan gadisku."

Taehyung menyeringai. "Aku tidak berpikir kau bisa menghentikannya jika kau mencoba."

Teleponku berdering saat aku berjalan ke Range Roverku. Itu mengingatkanku bahwa Yeorin tidak mempunyai telepon. Ini bukan dia yang menelpoku. Aku akan memeriksanya sekarang. Kami akan membicarakannya nanti. Mengeluarkan teleponku aku melihat nama ibuku di layar. Aku mengabaikannya selama empat minggu. Aku mendapatkan Yeorin kembali tapi aku belum siap untuk berbicara pada ibuku. Aku menekan abaikan dan memasukkan telephone-ku kembali ke dalam saku.

Saat aku sampai di tempat Yeorin aku memeriksa di bawah keset dan aku senang melihat tidak ada kunci yang disembunyikan disana. Aku sudah berbicara padanya dan Seonjoo kemarin malam tentang tidak amannya hal itu. Aku mengetuk pintu dan mendengarkan langkah kaki di sisi lain pada pintu.

Mobil Seonjoo ada di klub ketika aku pergi dari sana jadi aku tahu Yeorin sedang sendirian. Hanya memikirkan tentang mempunyai waktu sendirian bersamanya membuatku tersenyum.

Pintu terbuka dan seorang Yeorin 'yang baru merangkak keluar dari tempat tidur' berdiri di sisi lain memegang sebuah donat. Semu merah yang ada di pipinya sangat menggemaskan. Tank-top tipis kecilnya hampir tidak menutupi payudara indahnya yang besar dan celana boxer kecilnya menggemaskan, mengubahnya menjadi sangat sexy.

Fallen Too Far (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang