21

337 31 0
                                    

Yeorin.

Meninggalkan Jimin di tempat tidur pagi ini sangat sulit. Dia tidur begitu damai, aku tidak ingin membangunkannya.

Aku menahan diri untuk tidak menciumi wajahnya sebelum aku pergi. Tidur membuatnya terlihat tidak khawatir. Aku tidak menyadari betapa intens dan waspadanya Jimin sampai aku memperhatikan dia tertidur dan melihatnya benar-benar damai.

.
.
.

Membuka pintu menuju ruangan staff aku disambut dengan bau donat baru dan Baekhyun yang tersenyum.

“Selamat pagi, Yeorin.” Baekhyun berkata riang seperti biasanya.

“Itu masih harus dilihat… kau akan membagi donat itu atau tidak?”

Baekhyun memberi kotak itu kepadaku.

“Aku membeli dua ekstra hanya untukmu, sayang. Aku tahu kau datang bekerja hari ini dan aku tidak ingin pergi dengan perut kosong.”

Aku duduk didepannya dan meraih donatku.

“Jika aku pikir kau akan menikmatinya, aku akan mencium wajahmu,” godaku.

Baekhyun menggoyangkan alisnya, “Siapa yang tahu, Yeo? Wajah sepertimu bisa menyebabkan seorang pria tersesat.”

Sambil tertawa, aku menggigit kenikmatan yang hangat dan halus. Ini tidak sehat tapi donat sangat enak.

“Makanlah karena kita mempunyai hari yang sangat panjang. Pesta debutan malam ini dan kita tidak akan berada di ruang makan. Kita semua akan dikirim ke ruangan pesta dan dipaksa untuk berjalan dengan nampan makanan kemudian melayani mereka semua saat makan malam.”

Pesta debutan? Apa itu?

“Apakah itu sebabnya ada begitu banyak truk di luar dengan bunga dan dekorasi?”

Baekhyun mengangguk dan meraih donat lain yang dilapisi coklat.

“Ya. Terjadi setiap tahun selama minggu ini. Para ibu kaya yang gila mendampingi putri mereka dan mengenalkannya kepada masyarakat. Setelah malam ini, gadis-gadis akan dianggap sebagai wanita dewasa dan diperlakukan sebagai anggota klub dewasa. Mereka bisa berada di komite dan sejenisnya. Ini adalah omong kosong gila. Apalagi sejak Hyunji berumur 22 beberapa minggu lalu. Itu berarti dia bisa dilepaskan kedunia orang dewasa.”

Hyunji seorang debutan. Itu menarik. Ibunya tidak ada di sini. Apakah ini berarti dia kembali?

Jantungku berdegup kencang. Aku harus segera pergi. Jimin tidak mengatakan kepadaku bahwa sesuatu telah berubah tentang kepindahanku. Ketika aku pergi akankan dia masih melihatku?

“Tarik napas, Yeorin. Itu hanya sebuah pesta Sialan,” kata Baekhyun.

Aku mengambil napas dalam-dalam. Aku tak menyadari bahwa aku mulai panik. Inilah sebabnya mengapa aku mau menjaga jarak. Aku tahu hari ini akan datang. Apakah ayahku ada di rumah hari ini?

“Jam berapa mulainya?” Aku berhasil bertanya tanpa ada hambatan di suaraku.

“Jam tujuh tapi mereka akan menutup restoran jam lima supaya kita bisa bersiap-siap.”

Aku mengangguk dan meletakkan sisa donatku. Aku tidak bisa menghabiskannya. Hari ini menjadi permainan menunggu. Aku merasakan ponsel di kantongku tapi aku tidak bisa mengirimi Jimin pesan. Aku tidak mau Jimin memberitahu kabar buruk melalui pesan. Aku hanya akan menunggu.

“Yeorin, aku perlu menemuimu sebentar di ruanganku.” Suara Taehyung masuk ke pikiranku.

Mataku tertuju ke mata Baekhyun yang melebar dengan keprihatinan. Bagus. Apa yang sudah kulakukan?

Fallen Too Far (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang