45

212 29 10
                                    

-Jimin-

"Apa kau tidak ingat apa yang kukatakan kepadamu kemarin, Ji?" Bentakku setelah Yeorin dan trolinya tidak terlihat lagi.

"Kau begitu menyedihkan. Aku mencoba untuk membantumu agar tidak terlihat seperti pecundang yang dimabuk cinta."

Aku berbalik dan berjalan ke arahnya. Dia mendorongku. Aku tidak pernah memiliki semua kemarahan yang dimiliki sebagian besar saudara laki-laki yang secara fisik menyakiti saudara perempuan mereka ketika kami masih muda. Tapi sekarang aku mengalaminya.

Hoseok hyung melangkah di depanku menjadi penghalang diantara kami.

"Whoa. Kau harus mundur dan tenang."

Tatapanku bergeser dari Hyunji ke Hoseok hyung. Apa yang dia lakukan? Dia membenci Hyunji.

"Menyingkirlah. Ini antara aku dan adikku," aku mengingatkannya.

Hoseok hyung tidak pernah membela dia sebelumnya. Bahkan ketika ayahnya menikah dengan ibu kami, dia memastikan kami semua tahu bahwa dia membenci Hyunji. Tidak pernah bahkan ada keterikatan saudara jauh di antara mereka berdua.

"Dan kau harus melewati aku untuk mendapatkan adikmu," jawab Hoseok hyung mengambil langkah ke arahku. "Karena sekarang kau tidak memikirkan perasaan siapapun kecuali Yeorin. Ingat bagaimana keberadaan Yeorin sangat mempengaruhi Hyunji. Kau dulu mempedulikan itu."

Apa-apaan ini! Apakah aku berhalusinasi?

Sejak kapan Hoseok hyung mulai membela Hyunji?

"Aku tahu persis bagaimana pengaruh Yeorin terhadap Hyunji. Tapi aku sedang mencoba untuk menjelaskan padanya bahwa tidak ada yang salah dengan Yeorin. Hyunji membenci orang yang salah begitu lama, dia tidak bisa membuang perasaan itu. Apa sih yang salah denganmu? Kau sudah tahu ini! Kau orang yang membela Yeorin ketika dia pertama kali muncul disini. Kau tidak pernah percaya bahwa ini kesalahannya. Sejak semula kau melihat dia tidak bersalah dalam hal ini."

Hoseok hyung bergeser tidak nyaman kemudian melirik kembali ke arah Hyunji yang matanya sudah membulat seperti tatakan cangkir.

"Kau membuatnya rapuh, Jim. Sepanjang hidupnya kau melindunginya. Dia bergantung padamu. Kemudian kau pergi dan melepaskannya, memusatkan seluruh perhatianmu pada Yeorin dan berharap Hyunji baik-baik saja. Dia mungkin sudah dewasa tapi dia sudah menjadi sangat tergantung padamu sepanjang hidupnya, dia tidak tahu cara lain. Jika kau tidak begitu fokus ingin mendapatkan Yeorin kembali, kau akan melihat hal ini."

Aku mendorong Hoseok hyung keluar dari hadapanku dan tatapanku tertuju pada adikku. Aku tidak butuh dikuliahi nya bahkan jika ada beberapa kebenaran disana. Dalam hati aku merasa senang bahwa mereka berdua akhirnya menemukan kesamaan. Setelah semua ini mungkin Hosoek hyung akan mempedulikannya. Kami telah tinggal di rumah yang sama selama bertahun-tahun. Kami sama-sama saling mengabaikan.

"Aku mencintaimu, Ji. Kau tahu itu. Tapi kau tidak bisa meminta aku untuk memilih. Ini tidak adil."

Hyunji meletakkan kedua tangannya di pinggulnya. Itu posisi menantangnya.

"Kau tidak bisa mencintai kami berdua. Aku tidak akan pernah menerimanya. Dia menodongkan pistol padaku, Oppa! Kau melihatnya. Dia gila. Dia akan menembakku. Bagaimana kau bisa mencintainya dan mencintaiku? Itu tidak masuk akal."

"Dia tidak akan pernah menembakmu. Dia menodongkan pistol pada Hoseok Hyung juga. Hyung bisa melupakannya. Dan ya aku bisa mencintai kalian berdua. Aku mencintaimu dengan cara yang berbeda."

Hyunji mengalihkan tatapannya ke Hoseok hyung dan tersenyum sedih. Itu bahkan terlihat semakin aneh.

"Dia tidak akan mendengarkan aku, Hoseok Oppa. Aku menyerah. Dia memilih mencintainya daripada aku dan mengabaikan perasaanku."

"Ji, tolong dengarkan dia. Ayolah. Dia memiliki satu alasan," kata Hoseok hyung padanya dengan nada lembut yang tidak pernah kudengar saat dia berbicara dengan Hyunji. Aku seperti berada di Twilight Zone sialan.

Hyunji menghentakkan kakinya.

"Tidak. Aku benci dia. Aku tidak tahan melihatnya. Dia menyakiti Oppa sekarang dan aku lebih membencinya karena itu," Hyunji menjerit.

Aku melihat sekeliling untuk melihat apakah ada yang mendengarnya dan melihat Taehyung berjalan ke arah kami.

Sial.

Hoseok hyung berbalik dan mengikuti arah tatapanku.

"Ah, sial," gumamnya.

Taehyung berhenti di depan kami dan melihat dari Hyunji, Hoseok hyung kemudian aku.

"Aku tak sengaja mendengarnya tapi cukup untuk mengetahui yang kalian bicarakan ini tentang apa," katanya, tatapannya tetap fokus tertuju padaku. "Biarkan aku mengatakan ini menjadi sangat jelas. Kita semua sudah berteman sejak lama hampir sebagian besar dari hidup kita. Aku tahu dinamika keluarga kalian."

Dia mengalihkan pandangannya ke Hyunji dengan geraman muak yang keluar dari bibirnya kemudian kembali padaku.

"Jika ada orang yang memiliki masalah dengan Yeorin maka mereka harus berbicara denganku. Dia memiliki pekerjaan disini selama dia menginginkannya. Satu dari kalian bertiga mungkin tidak menyukainya tapi secara pribadi aku tidak peduli sama sekali. Jadi lupakan tentang hal itu. Dia tidak perlu omong kosong ini sekarang. Jadi mundurlah. Apakah kalian mengerti?"

Aku mengamatinya. Apa maksudnya dan mengapa dia bertindak sebagai pelindung Yeorin?

Aku tidak menyukainya. Darahku mulai mendidih dan aku mengepalkan tanganku di samping tubuhku.

Apakah dia pikir dia bisa bergerak untuk mendekatinya sekarang?

Muncul ketika Yeorin sedang rentan dan menjadi pahlawan? Tentu saja tidak boleh.

Itu tidak akan terjadi. Yeorin milikku.

Taehyung tidak menunggu jawaban. Sebaliknya dia meninggalkan kami.

"Sepertinya kau memiliki saingan," gerutu Hyunji.

Hoseok hyung mendekatinya dan menempatkan Hyunji di belakangnya lagi.

"Cukup, Ji," bisiknya kemudian dia melihat ke arahku.

Aku sudah selesai dengan masalah ini. Aku tidak bisa berurusan dengan mereka berdua sekarang. Aku melemparkan stik-ku kebawah dan pergi menyusul Taehyung.

Dia pasti mendengar atau merasakan kemarahanku yang merebak karena dia berhenti tepat sebelum dia sampai di Clubhouse dan berbalik lalu menatapku. Salah satu alisnya ditarik ke atas seolah dia merasa geli. Hal itu hanya membuatku tambah marah.

"Kita berdua menginginkan hal yang sama. Kenapa kau tidak mengambil napas panjang dan menenangkan diri?" Kata Taehyung sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

"Jauhi dia. Apa kau mendengarku? Menjauhlah, sialan. Yeorin mencintaiku, dia hanya sedang bingung dan terluka. Dia juga sangat rentan. Jadi tolong aku ya Tuhan, jika kau berpikir kau akan mengambil keuntungan dari kondisinya saat ini, aku akan memukulmu sampai kau tidak bisa bangun."

Taehyung memiringkan kepalanya ke samping dan mengerutkan keningnya. Dia tidak terlalu terpengaruh dengan peringatanku. Mungkin aku perlu membuatnya terpengaruh.

"Aku tahu kau mencintainya. Aku belum pernah melihatmu bertindak gila seperti ini dalam hidupmu. Aku memahaminya. Tapi Hyunji membencinya. Jika kau mencintai Yeorin maka kau harus melindunginya dari racun yang menetes dari taring adikmu. Atau aku yang akan melakukannya."

Aku merasa seperti dia menampar wajahku. Sebelum aku bisa menjawab, dia membuka pintu di belakangnya dan masuk ke dalam. Aku menatap pintu yang tertutup selama beberapa menit sebelum bergerak.

Aku akan kehilangan salah satu dari mereka. Aku mencintai adikku tapi seiring dengan berjalannya waktu dia akan memaafkan aku. Aku tidak bisa kehilangan Yeorin untuk selamanya. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

.
.
.
To be continued.

Apakah Taehyung memutuskan untuk merebut Yeorin dari Jimin sekarang setelah tahu bagaimana keadaan Yeorin?

Fallen Too Far (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang