-Jimin-
“Aku menelepon dan memintamu untuk makan siang bersamaku. Bisakah kau paling tidak memberiku waktu tiga puluh menit untuk memperhatikanku? Sudah berminggu-minggu sejak kita punya waktu bersama. Aku merindukanmu.” Kesakitan di suara Hyunji menyentakku.
Dia benar.
Aku mengabaikannya. Aku bahkan tidak yakin apa yang dia katakan sejak Yeorin berjalan memasuki ruang makan. Aku sangat terfokus untuk memastikan dia agar tidak membawa sesuatu yang terlalu berat dan tidak ada satu pun yang menyakitinya atau menggodanya, jadi aku tidak begitu menikmati kencan makan siang dengan adikku.
“Ya, maafkan aku,” kataku padanya dan mengalihkan tatapanku dari pintu dimana Yeorin masuk kembali. “Katakan lagi tentang kejuaraan berlayar yang kau lakukan dengan pacar barumu, kau bilang namanya Lee Jun?”
Hyunji tersenyum oleh sebutan nama dari cowok barunya dan kemudian mengangguk. Dia mengingatkanku pada gadis kecil yang kujaga ketika dia terlihat bahagia tentang sesuatu. Bukan seorang gadis pemarah yang telah tumbuh dewasa.
“Ya. Dia adalah cucu Tuan Lee. Dia dari Daegu dan dia suka berlayar. Dia berlayar disini selama musim panas. Ngomong-ngomong, ada kejuaraan berlayar yang dia ikuti dan dia ingin membawaku bersamanya. Hanya untuk beberapa hari.”
Aku mendengarkan saat dia mengoceh tentang Lee Jun dan kapal layarnya dan berusaha keras untuk tidak melihat pada Yeorin. Aku perlu menemukan keseimbangan antara dua wanita dalam hidupku. Yeorin datang lebih dulu tapi aku mencintai adikku dan dia membutuhkanku.
Meskipun jika janji makan siang ini untuk mendengarkan dia mengoceh tentang penaklukan terbarunya. Tidak ada seorang pun yang pernah mendengarkan dia berbicara. Dia berhenti berbicara dan merengut tentang sesuatu di belakang pundakku.
“Dia perlu fokus pada pekerjaannya dan berhenti melihatmu disini. Ya Tuhan, aku tidak tahu mengapa Taehyung Oppa tidak memecatnya saja.”
Aku menoleh untuk melihat Taehyung, Seokjin Hyung, dan Woojin, mereka semua tersenyum dan bercanda di sekitar Yeorin yang memerah.
“Lihat dia sekarang. Dia terlalu sibuk untuk menggoda pria lain. Dia hanya peduli pada uang. Itu sangat menyedihkan. Kuharap kau akan melihat sikap anehnya. Maksudku, aku bisa melihatnya…”
“Diam, Ji” aku menggeram.
Aku tidak bermaksud jahat tapi mendengar mulut jahat Hyunji dan melihat cowok-cowok itu menggodanya dan membuatnya memerah sedikit lebih dari yang bisa kuatasi. Aku akan memastikan semua bajingan yang terangsang itu tahu kalau dia adalah milikku.
“Kau akan meninggalkanku untuknya? Dia menggoda mereka, Oppa. Aku tidak percaya kau akan pergi begitu saja saat makan siang kita untuk pergi mengklaim seorang pelacur murahan.”
Rasa cemburu yang kurasakan langsung berganti focus dari para cowok itu ke adikku. Rasa marah merasukiku saat aku mengalihkan perhatianku kembali padanya.
“Apa yang baru saja kau katakan?” tanyaku menjaga suaraku tetap rendah dan meskipun aku menjulang tinggi di depannya.
Dia membuka mulutnya untuk berbicara tapi aku tahu aku akan kehilangan kesabaran jika dia mengatakan hal buruk lainnya tentang Yeorin.
“Jangan. Jika kau ingin berjalan keluar dari sini dengan martabatmu maka jangan. Jika kau pernah mengatakan hal seperti itu lagi tentang Yeorin aku akan meninggalkanmu. Apa. Kau. Mengerti.”
Mata Hyunji melebar. Aku tidak pernah bicara begitu keras padanya sebelumnya. Tapi dia sudah keterlaluan. Dia berdiri dan membuang serbetnya ke meja.
“Aku tidak percaya padamu. Aku adikmu. Dia hanya… dia hanya…”

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Too Far (PJM)
Romans(completed) Yeorin baru saja berumur dua puluh tahun. Yeorin adalah putri ayah tiri Jimin yang baru. Yeorin masih naif dan polos karena menghabiskan tiga tahun terakhir merawat ibunya yang sakit. Tapi untuk Park Jimin yang berusia dua puluh tujuh...