Yeorin.
Parkiran yang penuh dengan mobil bukanlah sesuatu yang kuharapkan saat aku tiba di rumah Jimin setelah pulang kerja.
Lapangan golf sudah sangat sibuk tadi sehingga aku hanya bisa berhenti sekali untuk memberikan para tamu minum di lubang ke 16.
Jimin tidak mengirimiku pesan lagi sepanjang hari. Perutku melilit karena gelisah. Ada apa ini?
Apakah perasaan manis yang Jimin rasakan setelah mengambil keperawananku memudar begitu cepat?
Aku harus memarkir jauh hingga keluar tepi jalan. Menutup pintu mobilku, aku mulai berjalan menuju pintu.
“Kau takkan ingin ada di dalam sana.” Suara akrab Hoseok terdengar di kegelapan.
Aku melihat sekeliling dan melihat cahaya orange kecil jatuh ke tanah kemudian ditindis oleh sepatu boot sebelum Hoseok keluar dari tempat persembunyiannya.
“Apakah kau datang ke pesta ini hanya untuk berkeliaran di luar?” Tanyaku, ini kedua kalinya semenjak aku tiba di pesta ini, menemukan Hoseok hanya sendirian di luar.
“Aku tidak bisa berhenti merokok. Jimin mengira aku sudah berhenti. Jadi aku bersembunyi di luar ketika ingin merokok,” jelas Hoseok.
“Merokok akan membunuhmu,” ucapku padanya, mengingat semua perokok yang aku lihat perlahan sekarat saat aku mengantar ibuku ke perawatan kemoterapi.
“Itu yang mereka katakan padaku.” Hoseok membalasnya sambil menghela napas.
Aku melihat kembali ke rumah dan mendengar suara musik mulai mengalir keluar.
“Aku tak tahu bahwa malam ini ada pesta,” ucapku, berharap suara kekecewaanku tak terdengar.
Hoseok tertawa dan menyandarkan pinggulnya di sebuah mobil.
“Bukankah di sini selalu ada pesta?”
Tidak, tidak lagi. Setelah semalam aku berpikir Jimin akan menelpon atau mengirim pesan kepadaku.
“Kukira aku hanya tak menyangka akan hal ini.”
“Kurasa Jimin juga begitu. Ini pestanya Hyunji. Dia menjebaknya. Perempuan itu selalu bisa lolos dari segala aturan yang Jimin terapkan. Aku selalu kena imbasnya lebih dari sekali karena aku tidak turut mengatasi jebakan wanita sialan itu.”
Aku melintas untuk ikut bersandar di mobil, di sampingnya dan bersedekap.
“Jadi kau tumbuh besar bersama Hyunji juga?” Aku butuh sesuatu. Segala jenis penjelasan.
Hoseok menyipitkan matanya ke arahku.
“Ya. Tentu saja. Bibi Sooah adalah ibunya. Hanya dia orang tua yang kami punya. Jadi…” Hoseok menarik diri dari mobil dan menggelengkan kepalanya. “Tidak. Kau hampir menguasaiku. Aku tak bisa mengatakan apa-apa, Yeorin. Jujur ketika seseorang melakukannya aku tak ingin berada di sekitarnya.”
Hoseok berjalan kembali menuju ke dalam rumah.
Aku melihatnya sampai dia masuk ke dalam sebelum aku berjalan juga menuju ke dalam rumah. Aku berharap tidak ada orang di kamarku.
Jika ada, aku akan ke dapur. Aku sedang tidak ingin meladeni Hyunji. Atau segala rahasia tentang Hyunji yang orang lain tahu kecuali aku. Aku yakin aku juga sedang tidak ingin meladeni Jimin.
Aku membuka pintu dan bersyukur tidak ada orang di sana yang berdiri melihatku datang. Aku langsung menuju tangga. Tawa dan suara memenuhi rumah. Aku tidak cocok dengan mereka. Tidak ada gunanya berada di sana dan bertindak seperti yang pernah kulakukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/209486218-288-k17490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Too Far (PJM)
Romance(completed) Yeorin baru saja berumur dua puluh tahun. Yeorin adalah putri ayah tiri Jimin yang baru. Yeorin masih naif dan polos karena menghabiskan tiga tahun terakhir merawat ibunya yang sakit. Tapi untuk Park Jimin yang berusia dua puluh tujuh...