-Jimin-
Yeorin mundur dan turun dari meja sebelum aku bisa menjernihkan pikiranku dari orgasme.
“Tunggu, aku harus membersihkanmu,” kataku padanya.
Aku sebenarnya hanya ingin untuk membersihkannya. Aku menyukainya. Tidak, aku sangat menyukainya. Mengetahui aku disana dan aku menjaganya begitu berarti untukku.
“Kau tidak perlu membersihkanku. Aku baik-baik saja,” jawabnya saat dia meraih gaunnya yang tadi ku buang dan menyelipkannya kembali tanpa menatapku.
Sial.
Apakah aku melakukan kesalahan padanya?
Ku pikir dia menginginkan ini. Tidak. Aku tahu dia menginginkan ini. Dia sangat lapar untuk ini.
“Yeorin, lihat aku.”
Dia berhenti dan mengambil celana dalamnya. Aku menelan keras saat dia memakainya dan menyelipkannya kembali ke tubuhnya. Aku membutuhkannya lagi. Dia tidak bisa pergi begitu saja dariku sekarang. Aku tidak bisa melaluinya jika dia melakukannya.
“Yeorin tolong lihat aku,” pintaku.
Berhenti, dia mengambil napas dalam kemudian mengangkat matanya untuk bertatapan denganku. Kesedihan bercampur dengan sesuatu hal yang lain.
Rasa malu? Tentu tidak. Aku mengulurkan tangan dan menangkup wajahnya dengan tanganku.
“Ada apa? Apakah aku melakukan hal yang tidak kau inginkan? Karena aku mencoba untuk tidak hilang kontrol. Aku berusaha keras melakukan apa yang kau inginkan.”
“Tidak. Kau… kau tidak melakukan sesuatu yang salah.” Dia mengalihkan matanya dariku lagi. “Aku hanya butuh berfikir. Aku butuh waktu. Aku tidak.. Kita tidak seharusnya melakukannya.”
Tikaman di dadaku mungkin tidak terasa menyakitkan. Aku ingin menariknya dan melakukan semua yang pria lakukan untuk menyatakan dia adalah milikku dan tidak bisa meninggalkanku. Tapi kemudian aku bisa kehilangannya. Aku tidak bisa menjalaninya lagi.
Aku akan melakukan sesuai dengan caranya. Aku membiarkan tanganku jatuh dari wajahnya dan aku mundur jadi dia bisa pergi. Yeorin mengangkat wajahnya untuk menatapku lagi.
“Maafkan aku,” bisiknya, kemudian membuka pintu dan kabur.
Dia baru saja meruntuhkan duniaku dengan seks panas yang menakjubkan dan dia minta maaf.
Fantastis.
Ketika akhirnya aku keluar dari kamar mandi Yeorin telah pergi. Seokjin menyeringai dan Seonjoo meminta maaf untuknya. Aku tidak ingin berada di sini juga. Setelah aku yakin bahwa semua barang-barang berat telah dipindahkan dan koper dan kotak Yeorin telah tersusun aku pergi.
Aku tidak bisa tetap disini sementara mereka berdua menatapku. Mereka mendengar kami. Yeorin berteriak keras. Aku tidak malu. Aku hanya lelah karena mereka menatapku dan menungguku mengatakan sesuatu untuk menjelaskan kepergian Yeorin.
.
.
.Aku memberi Yeorin beberapa hari untuk datang kepadaku. Tapi dia tidak datang. Aku tidak terkejut. Tapi dia meminta waktu dan aku memberinya semua waktu yang bisa ku atasi.
Aku tidak menghubungi siapapun untuk bermain golf bersamaku. Aku tidak ingin siapapun ada di sekitarku ketika Yeorin muncul. Kami perlu bicara. Tanpa gangguan atau permintaan untuknya agar pergi.
Semua itu terdengar seperti rencana yang bagus tapi setelah enam lubang dan tidak ada gadis kereta aku mulai bertanya-tanya. Baru saja aku akan berjalan ke lubang selanjutnya aku mendengar suara kereta. Aku berhenti dan berbalik. Darah mulai terpompa di aliran darahku karena ide untuk bertemu Yeorin disini dan memilikinya sendiri membeku ketika aku menyadari bahwa gadis pirang itu adalah gadis yang kulihat menjalani pelatihan beberapa kali dengan Seonjoo.
Sialan.
Aku menggelengkan kepala dan memintanya pergi. Aku tidak ingin minuman darinya. Dia tersenyum cerah dan menuju ke pemberhentian selanjutnya.
“Disini panas. Kau yakin kau tidak ingin sesuatu?” Suara Hana bertanya dan aku berbalik untuk melihatnya memakai rok tenis putih dan kaus polo. Dia juga penggemar berat tenis sejak sepuluh tahun yang lalu.
“Cartgirl yang salah,” jawabku dan menunggunya mendatangiku.
“Kau hanya membeli dari satu orang, kan?”
“Ya.”
Hana terlihat berpikir dalam kemudian mengangguk. “Aku tahu. Kau punya perasaan untuk seorang cartgirl.”
'Rasa' bahkan tidak menggores permukaan. Aku menarik tas golf ke atas bahuku dan mulai berjalan ke lubang selanjutnya. Aku tidak akan menjawab komentarnya.
“Dan dia ahli tentang itu,” gurau Hana. Kata-kata itu menggangguku.
“Atau ini bukan urusanmu.”
Dia bersiul pelan. “Jadi ini lebih dari sekedar rasa.”
Aku berhenti dan menatapnya. Hanya karena dia wanita pertama yang bercinta denganku bukan berarti kami terikat atau bersahabat. Perkataannya membuatku marah.
“Jangan ikut campur,” aku memperingatkan.
Hana berkacak pinggang dan ternganga. “Oh Tuhan… Park Jimin jatuh cinta. Sialan! Aku tidak pernah berpikir ini akan terjadi.”
“Kau tidak bertemu denganku selama sepuluh tahun, Hana-ya. Bagaimana mungkin kau tahu sesuatu tentangku?” Gertakan terganggu dari suaraku bahkan tidak membuatnya pergi.
“Dengar, Park-ssi. Hanya karena kau tidak bertemu denganku selama sepuluh tahun bukan berarti aku tidak melihat atau mendengar tentangmu. Aku selalu kembali ke kota ini beberapa kali tapi kau selalu berpesta dan bersetubuh dengan setiap gadis bertubuh sempurna yang datang padamu. Aku tidak melihat perubahan terjadi dalam hidupmu. Tapi yeah, aku mengenalmu dan seperti semua orang di kota ini aku tahu kau kaya, playboy yang luar biasa yang bisa memilih teman tidurnya.”
Aku terdengar dangkal. Aku tidak suka gambaran yang dia tujukan untukku.
Apakah Yeorin melihatku seperti itu? Tidak, dia hanya tidak percaya padaku untuk memilihnya dan melindunginya tapi dia pasti berpikir aku akan berpindah hati saat seseorang yang lain datang. Tentu saja dia tahu itu tidak benar.
“Dia menakjubkan. Tidak… dia sempurna. Segala hal tentangnya sangat sempurna,” kataku keras kemudian mengarahkan pandanganku kembali pada Hana. “Aku bukan hanya mencintainya, dia memilikiku. Semuanya. Aku akan melakukan apapun untuknya.”
“Tapi dia tidak merasakan hal yang sama?” tanya Hana.
“Aku menyakitinya. Tidak seperti yang kau pikirkan sebelumnya. Caraku menyakitinya sulit dijelaskan. Begitu banyak rasa sakit atas apa yang terjadi yang aku tidak tahu jika aku bisa mendapatkannya kembali.”
“Apakah dia cartgirl?”
Dia benar-benar menggantungkan makna kata cartgirl.
“Yeah benar,” aku berhenti dan bertanya-tanya jika aku seharusnya mengatakan padanya siapa sebenarnya Yeorin. Mengatakannya dengan keras dan mengakui bahwa ini mungkin akan membantuku mengerti ini semua, “Dia dan Hyunji punya Ayah yang sama.”
Aku tidak bermaksud mengatakannya seperti itu.
“Sial,” gerutu Hana. “Tolong katakan padaku dia tidak seperti adikmu yang jahat itu.”
Hyunji punya beberapa penggemar. Aku tidak akan mengingkari tuduhan bahwa dia jahat. Dia membawanya pada dirinya sendiri.
“Tidak. Dia tidak seperti Hyunji.”
Hana diam beberapa saat dan aku bertanya-tanya jika pembicaraan ini lebih jauh lagi apa yang akan terjadi. Kemudian dia menggeserkan kakinya dan menunjuk ke arah Clubhouse.
“Kenapa kita tidak pergi makan siang dan kau bisa mengatakan padaku tentang keadaan yang sangat aneh ini dan aku akan melihat jika aku tidak sampai pada kebijaksanaan atau paling tidak saran seorang wanita.”
Aku memerlukan semua saran yang bisa aku dapatkan. Tidak ada wanita dalam hidupku yang bisa kumintai tolong.
“Yeah, oke. Kedengarannya menarik. Kau memberiku saran yang bisa aku gunakan dan makan sianglah denganku.”
.
.
.
To be continued.Tidak akan CLBK kan Jim?

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Too Far (PJM)
Любовные романы(completed) Yeorin baru saja berumur dua puluh tahun. Yeorin adalah putri ayah tiri Jimin yang baru. Yeorin masih naif dan polos karena menghabiskan tiga tahun terakhir merawat ibunya yang sakit. Tapi untuk Park Jimin yang berusia dua puluh tujuh...