22

322 32 0
                                    

Yeorin.

“Whoa, Yeo.” Baekhyun berkata sambil mengulurkan lengannya untuk menangkapku saat aku menghambur memasuki dapur.

Sebuah cegukan terlontar dan aku menelan kembali isakan yang mengikuti.

“Yang terjadi di sana tadi cukup brutal tapi bisa saja lebih buruk lagi. Setidaknya Jimin datang untuk menyelamatkanmu.” Baekhyun menepuk pelan punggungku dan memelukku.

Aku tidak menginginkan Baekhyun mengetahui betapa murahannya diriku. Aku tak mampu mengatakan padanya bahwa airmata ini disebabkan karena aku adalah rahasia kecil kotor dari seorang pria kaya raya. Bukan karena gadis jalang yang telah menumpahkan makanan ke seluruh tubuhku di ruangan yang dipenuhi banyak orang.

“Kembalilah kesana, Hyung. Kita membutuhkan lebih banyak penyaji di ruangan. Aku akan berbicara dengan Yeorin.” Taehyung berkata ketika dia berjalan masuk ke dapur.

Baekhyun memelukku dengan erat sekali lagi kemudian cemberut pada Taehyung sebelum mengambil nampannya dan berjalan mengarah ke pintu.

“Kau bersikap baiklah pada gadisku.” Baekhyun berujar saat dia melewati Taehyung.

Taehyung tidak menjawab. Malahan Taehyung mengamatiku. Aku mengira inilah saatnya. Momen besar 'ini adalah kesalahanmu jadi kau bisa pergi sekarang'.

“Aku telah mengambil resiko memperingatkanmu mengenai Hyunji dan itu bahkan bukan merupakan kesalahan Jimin bahwa seorang gadis jalang pencemburu menyerangmu.” Taehyung menggeram dan menggelengkan kepalanya dengan jijik. “Maafkan aku, Rin. Semua ini kesalahanku. Aku tidak mengira dia mampu melakukan ini. Dia adalah mantan pacar tidak waras yang sepertinya tidak mampu aku goyahkan.”

Taehyung tidak memecatku?

Aku bersandar ke meja dapur di belakangku untuk menghirup napas panjang.

“Akibat drama yang telah terjadi, aku tak ingin kau kembali kesana. Kau bisa tinggal di sini dan membantu menyiapkan nampan-nampan saja. Aku akan memastikan kau mendapat jumlah bayaran yang sama dengan yang kau hasilkan jika kau bekerja di luar.”

“Terima kasih. Tapi bolehkah aku berganti pakaian?” Tanyaku, aku harus menyingkirkan semua kotoran yang menempel padaku.

Taehyung tersenyum.

“Ya. Pergi dan ambillah salah satu pakaian cartgirl dari kantor. Malam ini kita telah menggunakan seluruh seragam tambahan penyaji.”

Aku menegakkan diri dari posisi bersandarku di meja dapur dan berjalan menuju pintu.

“Tidak usah terburu-buru. Kita akan baik-baik saja di sini jika kau butuh istirahat.” Taehyung berseru ketika aku keluar dari dapur.

.
.
.

Saat aku berjalan keluar, Jimin dan Hyunji berdiri di lorong nampaknya sedang dalam adu argumen yang panas.

Hyunji mengirimkan tatapan sedingin es kearahku. Aku dapat melihat ekspresi frustrasi di wajah Jimin. Aku hanya menyebabkan kesedihan baginya.

Aku tidak mau melihat kejadian ini. Mereka bisa terlibat dalam perselisihan keluarga namun pada akhirnya akan menyelesaikannya.

Setelah malam ini, aku seharusnya sudah memiliki cukup uang untuk pindah keluar. Besok aku akan menemukan tempat tinggal karena tidur seatap dengan Jimin sangat tidak memungkinkan.

Aku memutar dan membuka pintu yang menuju keluar.

“Yeorin, tunggu.” Jimin berseru.

“Biarkan dia pergi, Oppa,” ujar Hyunji.

Fallen Too Far (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang