17

322 34 17
                                    

Yeorin.

Dengan keras aku membuka pintu mobil, lega karena menyelesaikan hari ini. Mataku langsung menuju ke arah sebuah kotak hitam dengan sebuah catatan di atasnya yang ada di atas kursiku. Aku meraihnya dan membuka kotak itu.

.

Yeorin,

Itu adalah sebuah telepon. Kau memerlukannya. Aku sudah bicara dengan ayahmu dan dia bilang akan memberikannya untukmu. Itu dari dia. Waktu bicara dan jumlah pesan yang bisa dilakukan tidak tebatas jadi gunakan itu semaumu.

Jimin

.

Ayahku meminta pada Jimin untuk memberiku telepon?

Benarkah?

Aku membuka kotak itu dan sebuah iPhone berwana putih lengkap dengan pelindungnya ada di dalam. Aku menariknya keluar dan mempelajari sebentar. Aku menekan tombol lingkaran di bagian bawah layar dan kemudian layar menyala. ayahku tidak pernah memberiku hadiah sejak ulang tahunku sebelum dia pergi. Sebelum Yeonji meninggal, dia memberi kami skuter elektrik yang sama dan helm.

Aku masuk ke dalam mobil dan menggenggam telepon di tanganku. Apa sebaiknya aku menelpon ayah mengenai hal ini?

Akan bagus kalau dia menjelaskan padaku kenapa dia tidak ada disini. Kenapa dia mengirimku ke tempat dimana aku tidak diinginkan?

Apa dia sudah pernah bertemu Hyunji?

Tentu saja, dia pasti sudah tahu kalau Hyunji tidak akan menerimaku. Selain itu, kalau dia adalah saudaranya Jimin berarti dia juga adalah saudara tiriku.

Apa yang membuat dia begitu marah?

Aku tumbuh dengan uang yang lebih sedikit darinya?

Ya Tuhan, Hyunji benar-benar jahat.

Aku menekan kontak dan melihat kalau aku hanya memiliki tiga nomor yang tersimpan di dalam teleponku. Yang pertama adalah Seonjoo lalu Minji-nim, dan Jimin.

Jimin memasukkan nomornya disini. Itu membuatku terkejut.

Telepon itu mulai memainkan lagu SN Blue yang pernah kudengar di radio sebelumnya dan nama Jimin berkedip-kedip di layar.

Jimin menelponku.

“Halo,” jawabku, masih tidak yakin apa yang harus kupikirkan mengenai ini.

Kurasa kau sudah mendapatkan teleponnya. Apa kau menyukainya?” Tanya Jimin.

“Ya, ini bagus sekali. Tapi kenapa ayah ingin kau memberikan ini?” Dia tidak begitu peduli mengenai hal lain pada diriku selama bertahun-tahun. Ini benar-benar mengejutkan.

Demi keamanan. Semua wanita membutuhkan telepon. Terutama kalau mereka mengemudi kendaraan yang lebih tua dari umur mereka. Kau bisa saja mogok setiap saat.”

“Aku memiliki pistol.” Aku mengingatkan Jimin.

Jimin terkekeh.

Ya, kau memilikinya, dasar keras kepala. Tapi sebuah pistol tidak bisa menarik mobilmu.”

Poin yang benar.

Apa kau akan pulang kerumah?” Jimin bertanya.

Kata-katanya yang menyebutkan 'rumah' seakan-akan seperti rumahnya adalah rumahku dan itu membuatku merasa hangat di dalamku. Bahkan meskipun Jimin sebenarnya tidak berniat seperti itu.

“Ya, kalau itu oke. Aku bisa pergi melakukan sesuatu kalau kau ingin aku berada di luar rumah.”

Tidak, aku ingin kau disini. Aku memasak.”

Fallen Too Far (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang